Sekedar tambahan, mungkin yang perlu di"clear"kan masalah keuangan bukan berarti 
"tidak ada uang" tapi masalah prioritas. Artinya ada lapangan2 lain dalam suatu wk 
Pertamina yang lebih meyakinkan, sehingga segala dana & teknologi Pertamina lebih 
dicurahkan disitu. Disisi lain ada pihak III mempunyai suatu teknologi lain untuk 
memproduksikan lapangan marginal. Teknologi kan butuh uang. Jadi untuk kasus TAC 
hubungannya disini. Kalau kita mau memilah lagi misalnya untuk kasus lapangan yang 
"hanya" punya kendala keuangan, hal tersebut ada dan bukan TAC lagi namanya. Masih ada 
lagi bentuk kontrak2 lain misalnya Aliansi dengan sistem "no cure no pay". Bagi saya 
semua ini adalah merupakan ikhtiar dalam pengembangan bisnis perminyakan.

Salam

Darwin

-----Original Message-----
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Saturday, August 28, 2004 1:53 PM
To: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]
Subject: [iagi-net-l] Masih perlukah TAC ?


Franc,

Kalau membaca uraian anda sepertinya ada dua masalah utama yg menjadi 
kendala yg menelorkan TAC, yaitu kendala keuangan dan risiko (barangkali 
berhub dengan penguasaan knowledge+technology). Keduanya emang kita sadari 
ndak mudah terpisahkan byak gitu aja. Namun secara operasional tentunya kita 
bisa memilah dan memilih mana lapangan yg punya kendala keuangan, dan mana 
yg punya kendala tehnology. Nah apakah mungkin term ini dibuat atau dipecah 
menjadi dua term yg berbeda ?

Contoh anda ttg lapangan "marginal", sepertinya hanya masalah keuangan, di 
benakku hal ini jadi aneh kan kalau disebut TAC.... boleh saja sih kalau ada 
yg mau memberikan kesimpulan masalah ini disebut masalah tehnis :). Karena 
masalah kurangnya "man power" sering diseret-seret ke masalah tehnis....
<joke on>
jadi inget TV jaman dulu
[Maaf ada gangguan tehnik :)]
<joke off>

Tapi menurut aku itulah yg jadi rancu (mis lead) ttg term TAC ini.

Mencontoh dari yang kasus yg sama yg ada di Petronas spt yg anda critakan. 
Sepertinya mereka bener dengan tetap mempertahankan assetnya, dan benar pula 
akhirnya Pteronas kekurangan orang dan ... jadi bener pula lagi ketika 
mencari dan menambah jumlah orangnya (termasuk anda :) ... dan mereka masih 
pegang kendali.

Sepertinya ada satu yg perlu dipakai sebagai pelajaran disini .... Petronas 
memang melakukan "kerja sama" ... dan "sama-sama kerja" ...

Namun sepertinya aku masih belum sreg dengan term TAC ini ... ntah knapa ?
usil kali yee ... :D

RDP
>From: "Franciscus Sinartio" <[EMAIL PROTECTED]>
>
>Vick,
>saya pikir TAC ini diperlukan tetapi mungkin term nya diperbaiki.
>salah satu klausal yang sangat kontroversial adalah interest rate yang 
>cukup tinggi.
>ini saya dapatnya dari salah seorang pakar kontrak dengan Pertamina yang 
>juga anggota milis ini.
>jadi jelasnya lebih baik beliau yang menerangkan.
>tetapi secara pendeknya begini:  pada waktu investasi biasanya perusahaan 
>partner Pertamina itu yang bayar duluan, lalu nanti di reimburse sama 
>Pertamina dari incremental profit yang milik Pertamina.
>Tetapi itu yah interest rate nya sangat tinggi.
>
>TAC ini terutama untuk memproduksi lapangan "marginal", atau lapangan yang 
>lebih efisien kalau dikelola pihak ketiga (alsan operational atau 
>economic); selain tentu saja untuk perusahaan yang mau ambil resiko 
>menggunakan teknologi yang masih baru atau masih diragukan keberhasilan 
>nya; ataupun daerah yang belum dimengerti dengan baik geologic dan 
>reservoir characternya.
>
>Cara Petronas agak berbeda menghadapi persoalan diatas, mereka masih pingin 
>menguasai asset negara, jadi study outsource menjadi ramai. walaupun nanti 
>setelah studies ada beberapa yang high risk di kelola sama service co. 
>dengan term yang mirip dengan TAC.
>akibatnya Petronas kelabakan,  yang Q.C. outsource nya aja kelabakan saking 
>banyaknya pekerjaan.  belum lagi banyaknya lapangan & discovery atau 
>prospect yang harus dikerjakan.
>
>Kalau misalnya kita tanya veteran2 dari setiap perusahaan minyak termasuk 
>Pertamina,  pasti ada saja lapangan atau discovery yang terbengkalai, 
>umumnya karena alasan economic, dan high risk.
>nah yang begini yang harus dicari...   dipelajari lagi diajukan ke Migas 
>dst...
>saya tahu sudah ada teman2 yang melakukan ini . . . . . . . . .
>
>ingat mimpi Rovicky ttg muncul nya  perusahaan minyak perusahaan minyak 
>dari anggota milis ini (di email tahun lalu kalau tidak salah).  Kan kata 
>Vicky sudah waktunya beberpa orang dimilis ini utk create job dari pada 
>ngejar job.
>
>fbs
>
>
>>From: Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]>
>>
>>TAC yg diklaim sebagai 'produk' Pertamina ini cukup menarik. TAC ini
>>merupakan ekspresi atau pengakuan bahwa disatu sisi ada kelemahan di
>>Pertamina yg akhirnya menelorkan keinginan mencari bantuan (assistance)
>>terutama dalam hal tehnologi. Sistem kontrak TAC ini dibuat antara 
>>Pertamina
>>dengan perusahaan lain, sepertinya bukan antara pemerintah (saat ini
>>BPMigas) dengan perusahaan tersebut.
>>
>>Ide ini tentunya cukup cemerlang dengan adanya beberapa perusahaan yg
>>akhirnya joint dengan Pertamina untuk mengembangkan/memproduksi lapangan2 
>>yg
>>menjadi 'konsesi'-nya Pertamina.
>>
>>Saat ini pemerintah mulai akan mendapatkan kembali beberapa blok yg akan
>>habis masa operasinya. Sehingga banyak diantaranya menjadi incaran 
>>Pertamina
>>sebagai salah satu KPS utuk menjadi daerah KKS. Karena menurut UU, 
>>Pertamina
>>harus membuat KKS dengan BP Migas.
>>
>>Nah dilematisnya, Pertamina masih memiliki TAC yg mencerminkan bahwa ada
>>sisi yg dinilai "belum mampu". Namun disisi lain Pertamina menginginkan 
>>blok
>>itu karena menganggap dirinya sudah mampu.
>>
>>Nah apakah TAC ini sudah perlu dihapus, atau tdk diadakan kontrak baru 
>>lagi?
>>Karena Pertamina sekarang sudah mampu mengelola blok sendiri secara 
>>mandiri
>>?
>>
>>Salam
>>RDP

_________________________________________________________________
The new MSN 8: advanced junk mail protection and 2 months FREE* 
http://join.msn.com/?page=features/junkmail


---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
---------------------------------------------------------------------


---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke