Lapangan ExxonMobil (dulu Mobil) di Indonesia kebetulan semuanya karbonat (reef), di Aceh, Exxon punya Arun dan lapangan2 yang lebih kecil disekitarnya seperti NSOA, SLSA, SLSD dan PaseA. Dari semuanya hanya PaseA yang masuk dalam jenis fractured reservoir. Untuk yang bukan fractured, permodelannya biasa2 saja, memang agak lebih sulit dibandingkan klastik karena heterogeneity yang tinggi dan proses diagenesa dari reef itu. Untuk petrophysical analysis juga berbeda dengan klastik, karbonat punya parameter sendiri (a,m, n nya beda), jadi pembacaan porositynya pun juga beda skalanya, kalau bacanya pakai skala klastik bisa meleset sekian porosity unit. Karena kualitas seismiknya tidak bagus, maka waktu membuat facies map hanya dengan mengandalkan konsep, cores dan logs, coba sana coba sini akhirnya dapat satu model yang paling representatif.
Yang repot adalah membuat model dari fractured reservoir, karena tidak adanya reservoir parameter data dari fractured zones, log tidak bisa baca dengan akurat, yang terbaca adalah matrix porosity yang reservoirnya sangat tight, hanya 2-3 persen, akhirnya dicoba mengkalibrasi dari DST dan core, itupun hasilnya kurang memuaskan karena ternyata volume dari model jauh lebih kecil dibandingkan dengan kenyataan. Untungnya (kata orang jawa) melesetnya ke arah positif, jadi manajemen malah senang. Sekarang sudah bisa dibuat model dengan teknik dual porosity, 3D seismik pun sudah bisa mendeteksi penyebaran fractures. Di Cepu (Banyu Urip, reef karbonat juga) kualitas seismiknya cukup bagus, facies mapnya dicoba dibuat dengan memakai data seismik, dari uji coba dengan seismik yang lama, hasilnya cukup menjanjikan, dengan seismik yang baru yang masih dalam proses diharapkan hasilnya akan lebih bagus lagi. Ini akan sangat membantu karena disana hanya ada data dari 3 sumur yang lokasinya berdekatan. Mengenai penentuan Recovery Factor (RF) saya pikir itu lebih banyak berhubungan dengan reservoir engineering, geologist biasanya hanya support saja dengan informasi geologi, meskipun di Arun, geologistnya cukup berperan banyak dalam menaikkan RF, seperti ide2 lower zone completion, horizontal well dsb, adalah initiatif dari para production geologist. Sekarang Arun RF nya diatas 90%. Angka 7758 dan 43560 (Bo dan Bg) adalah shrinkage factor untuk minyak dan gas, yang biasa dipakai dalam penghitungan volume di permukaan, karena volume di subsurface berbeda dengan volume di permukaan, dan yang kita jual adalah volume di permukaan makanya perlu dimasukkan Bo atau Bg. Arman --- "M. Fakhrur Razi" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > pak Sugeng, bukannya angka 7758 dan 43560 itu muncul > cuman karena adanya > beda satuan aja, yg satu pake barrel, yg laen pake > cubic feet. > kalo Recovery factor di oil reservoir, menurut > teori, RF berkisar 25 - > 50% untuk water dan gas drive dan 15-25% untuk > solution gas drive. > > Apakah RF ini memperhitungkan apakah sebuah > reservoir punya secondary > atau primary porosity?? > > -----Original Message----- > From: sugeng.hartono > [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Monday, August 30, 2004 2:05 PM > To: [EMAIL PROTECTED] > Subject: Re: [iagi-net-l] reservoir cepu was > Putusnya Kontrak dengan > Exxon MurniBisnis > > > Mas Shofi, > sebenarnya saya sudah agak lupa lho, saya rasa bahwa > recovery factor itu > merupakan fungsi dari mechanical drive. Misalnya > water drive itu lebih > besar > (dipakai 30%) kalau depletion lebih kecil. Jadi > tidak ada hubungan > dengan > jenis porosity, permeability dll. Dan rupanya angka > itu dipakai terus. > Angka "factor" untuk perhitungan reserve dipakai > 7758 (oil) dan 43560 > (untuk > gas), sementara cut-off...berdasarkan pengalaman > saja. Tentunya kawan-2 > di > reservoir bisa menjelaskan lebih detil. Lagi pula > perhitungannya > sekarang > sudah pakai software canggih (saya dulu dihitung > satu-persatu). > Wassalam, > sugeng > > nb.saya masih heran dan sekaligus kagum dengan > lapangan walio, konon > water > drive berasal dari air hujan yang masuk aquifer kais > yang tersingkap di > sebelah timur (di ayamaru). walaupun watercut sudah > 98.0% sampai 99.0% > tetapi masih tetap berproduksi dan ekonomis. > > > > ----- Original Message ----- > From: "Shofiyuddin" <[EMAIL PROTECTED]> > To: <[EMAIL PROTECTED]> > Sent: Monday, August 30, 2004 1:00 PM > Subject: RE: [iagi-net-l] reservoir cepu was > Putusnya Kontrak dengan > Exxon > MurniBisnis > > > Mas Sugeng, mo nanya lebih lanjut nih. > Patokan recovery factor itu tergantng apa saja ya? > mungkin pak Sugeng > bisa memperjelas hubungannya dengan berapa besar > porositynya? > permeability? atau porosity system nya (vugular, > micro-porosity, > fractured, chalky, hasil pengukuran lab, etc). > Suwun sebelumnya. > > Shofi > > > > > > -----Original Message----- > From: sugeng.hartono > [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Monday, August 30, 2004 12:51 PM > To: [EMAIL PROTECTED] > Subject: Re: [iagi-net-l] reservoir cepu was > Putusnya Kontrak dengan > Exxon MurniBisnis > > > Pak, > Rasanya tidak ada perbedaan yang istimewa, cuma > karena karbonat ada > primary > dan secondary porosity maka ada angka "faktor" yang > dipakai untuk > perhitungan reserve; sementara di klastik (pasir) > dianggap primary > porsity > sehingga digunakan angka faktor yang berbeda. > Juga ada cut-off porosity yang dipergunakan, sekitar > 12%, untuk lapangan > Walio (strong water drive, seperti komentar pak > Awang) bisa digunakan > cut-off 9-12%. > Untuk recovery factor rasanya juga diberlakukan > berbeda, salah satunya > jenis > minyak (berat/ringan). Untuk lapangan Walio dan > sekitarnya (PSC-mainland > Irja) digunakan 30%, sementara di pulau > Salawati-JOB) sedikit lebih > kecil, > mungkin 25%. Mungkin nanti kawan kami yang mengurusi > ini bisa membantu. > Rec. factor di Jabung (pasir) juga digunakan 30% > (Gumai dan Air Benakat, > North Geragai), kalau di LTAF (lower talang akar > formation) NE Betara > bisa > lebih kecil, mungkin 20%. > Wassalam, > > sugeng > > ----- Original Message ----- > From: <[EMAIL PROTECTED]> > To: <[EMAIL PROTECTED]> > Sent: Monday, August 30, 2004 10:12 AM > Subject: Re: [iagi-net-l] reservoir cepu was > Putusnya Kontrak dengan > Exxon > MurniBisnis > > > > Pak Sugeng > > > > Mungkin bisa memberikan informasi apa saja > perbedaan mendasar dalam > > perhitungan cadangan di karbonat dan di clastik > terutama dalam > penanganan > > anistropi porositynya ...? (misalnya dengan adanya > fracturering atau > > leaching yang membuat anistropinya jadi besar...) > > > > Apakah sama dengan sistem klastik hanya berbeda di > Recovery Factornya > > saja..? mis di sini (clastic) RF yang dipakai > 60-65% (gas reservoir) > > > > Dan apakah variasi porosity tersebut yang > menyebabkan RF yang > digunakan > > kecil 30% atau karena jenis hc (heavy oil etc..) ? > > > > Mungkin ada paper /reference atau flow charts > dalam perhitungan > cadangan > > di karbonat seperti di tempat Bapak....? > > > > Regards > > > > Ferdinandus Kartiko Samodro > > TOTAL E&P Indonesie Balikpapan > > DKS/TUN/G&G > > 0542- 533852 > > > > > > > > > > > > > > "sugeng.hartono" <[EMAIL PROTECTED]> > > 30/08/2004 10:53 AM > > Please respond to iagi-net > > > > > > To: <[EMAIL PROTECTED]> > > cc: > > Subject: Re: [iagi-net-l] reservoir > cepu was Putusnya > Kontrak dengan Exxon > > MurniBisnis > > > > > > Pak Awang, > > Perhitungan cadangan karbonat ada tahapannya dan > sudah lama diakui > secara > > umum. Hanya saja, untuk di Salawati kita gunakan > recovery factor 30%. > > Apakah > > ini bisa diperbesar ya? > > Untuk Ngrayong clastic tentunya berpotensi; salah > satu sumur di > === message truncated === __________________________________ Do you Yahoo!? New and Improved Yahoo! Mail - Send 10MB messages! http://promotions.yahoo.com/new_mail --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) ---------------------------------------------------------------------