Mungkinkah akan merubah pandangan kita tentang kemagnetan bumi ?
nggak ada besinya kok bisa magnet ....
Tentunya bukan untuk besar kecilnya gaya magnet tetapi kalau kita tahu bahwa kutub magnet juga berpindah bolik-bolak (U-S) mungkin saja hal kecil ini ikutan andil ... :)


Ada uraian dari dosen fisika UI dibawah sana ... :)

RDP
===
------



Ada yg bisa crita bagaimana dengan teori kemagnetan ini ?
Ataukah kemagnetan ini disebabkan oleh electrostatic yg dihasilkan
 plastik seperti kasus sisir plastik wektu SD dulu ?

RDP
==========



Selasa, 31 Agustus 2004 08:28 WIB
SAINS TEKNOLOGI



Magnet dari Plastik, Terobosan Baru Teknologi



LONDON--MIOL: Ilmuwan Inggris berhasil mengembangkan magnet
berbahan plastik pertama di dunia. Terobosan tersebut akan sangat memberikan keuntungan dalam ilmu hitung dan bidang kedokteran.


Pada masa lalu, magnet selalu terbuat dari bahan metal. Kemudian
pada 2001, sebuah tim ilmuwan kimia Amerika Serikat (AS) dari Universitas Nebraska-Lincoln (UNL) menunjukkan kemungkinan untuk
membuat magnet berbahan plastik.


Tetapi, magnet plastik yang mereka buat, dan magnet-magnet
plastik lain yang dibuat sesudahnya masih memiliki banyak
kelemahan. Magnet tersebut hanya bekerja pada suhu yang sangat
rendah, sehingga tidak cocok digunakan untuk produk sehari-hari.

Magnet plastik terbaru yang dikembangkan oleh Universitas Durham
(UD) menggunakan bahan elektroaktif organik adalah magnet pertama
yang bekerja pada suhu ruang.

Saat tes awal, ilmuwan menggunakannya untuk mengambil serpihan
besi yang diletakkan di bangku laboratorium.

Magnet tersebut merupakan polimer-suatu rangkaian molekul- yang
dibuat menggunakan dua komponen, yang disebut PANi dan TCNQ, dan memiliki bahan-bahan yang mengadung listrik yang tidak biasa.


Biasanya, sifat magnet dibangkitkan oleh putaran elektron yang
sejajar. Pada bahan plastik, efek yang hampir sama diperoleh
dengan mensejajarkan patikel-pertikel yang sengaja dialiri arus
listrik yang disebut radikal bebas.

Pada awalnya, bahan plastik tersebut hanya memperlihatkan sedikit
 tanda menjadi magnet.

Setelah tiga bulan mengalami kegagalan, para peneliti tersebut
sudah akan menyerah, sampai saat mereka memutuskan untuk mengetes sampel polimer terakhir kali.


Mereka merasa terkejut karena menemukan bahan plastik tersebut
telah berkembang menjadi magnet, seperti yang dilaporkan majalah
New
Scientist.



Meskipun efek magnet yang dihasilkan lebih lemah bila
dibandingkan dengan magnet yang terbuat dari bahan metal, tetapi
peneliti merasa yakin jika bahan plastik bisa dikembangkan menjadi
magnet.

"Reaksi polimer belum mencapai 100% dan kekuatan magnet pun
berbeda- beda tergantung dari bahan yang digunakan. Saat kami meningkatkan efisiensinya, maka kekuatan totalnya pun akan bertambah", kata Naveed Zaidi, ketua tim peneliti.



Magnet plastik adalah bahan yang biasa digunakan untuk melapisi
perangkat keras komputer, dan dapat digunakan untuk meningkatkan kapasitas penyimpanan cakram.


Benda tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan medis,
seperti digunakan sebagai bahan tranduser pada bedah plastik telinga.

Penggunaan bahan-bahan organik ditujukan untuk mengurangi efek
penolakan tubuh jika dibandingkan dengan penggunaan bahan dari
metal. (DPA/Ant/O-2)



Rachmat Adi <[EMAIL PROTECTED]>, member of physics_ui berkata : -------------------------------------------------------------------------

Jelas jauh sekali dari elektrostatika. Kalau dari paper tersebut maka diperlukan
"spin". Floppy disk sebenarnya banyak magnetnya walau ukurannya kecil tapi ini
masih suspensi serbuk ferite dan atau komponnya dalam plastik / polimer. Maksud
mereka adalah membuat polimer beneran yang bisa kayak floppy. Polimer dapat
melepas elektron jika digesek, ini purely electrostatic bukan magnetik. Hampir
semua magnet pasti mengandung Fe (besi) atau Co (Cobalt) atau campuran salah
satu atau berdua dengan Ni (Nikel). Ni sorangan tak mungkin bisa jadi magnet.
Dalam evolusi dicampurkan bahan lain misal Alnico itu nikel cobalt dan aluminium
atau FeSi untuk teras travo dan alat-alat elektromagnet lainnya. Yang dikerjakan
pak Azwar di UI itu FeNdB besi niodimium boron. Banyak bahan lain menggunakan
logam tanah jarang seperti Nd tadi, tapi pokoke selalu ada Fe-nya. Perasaan saya
polimer Nebraska itu mestinya ada Fe atau Co juga. Problem kemagnetan biasanya
alignment spin sehingga kebanyakan material tidak magnet samasekali. Mungkin mereka berhasil manata proses polimerisasi sehingga spinnya pada baris sejajar semua. Itu hebat dan
breakthrough. Hanya masih jauh dari komersial dan saya nggak yakin beberapa
tahun lagi kita masih ketemu floppy disk.


Salam
Rachmat
================


Rachmat Adi <[EMAIL PROTECTED]>, member of physics_ui berkata : -------------------------------------------------------------------------

Saya sertakan artikel dari physicsweb. Kayaknya para saintist masih
terheran-heran, nggak ada besinya kok bisa magnet. Menurut mereka elektron
terlepas (terdisosiasi) lalu mengelilingi "ring" besar (macrocycles)
sehingga membentuk momen magnet yang cukup besar. Sebelumnya saintist
Rusia perempuan Makarova juga menemukan magnetisme pada C-60, semacam
polimer juga tapi large molecule. Andrej Rajca juga kayaknya berasal dari
Eropa Timur walaupun ikut brain drain ke Amerika. Kedua penemuan ini
terjadi secara "kebetulan". Menurut cerita itu polimernya soft kayak
ager-ager. Tau dah bisa diapain? Tapi polimer jadi layar display baru
terealisir setelah 20 tahun ditemukan.
Tapi ini penemuan hebat memang.

Rachmat


Magnetic polymer makes its debut 16 November 2001

Magnetism is the latest property to be found in a polymer. Magnetism
has traditionally been restricted to compounds containing metal ions, but
last month researchers made a carbon-based magnet. Now Andrezej Rajca
and colleagues of the University of Nebraska have developed a polymer
that has both ferromagnetic and antiferromagnetic properties. Moreover,
it is 100 times more magnetic than the recently discovered carbon magnet
(A Rajca et al 2001 Science 294 1503).

Click to enlarge
Lucky link

The building blocks of the polymer made by the Nebraska team contain 14
benzene molecules – rings of six carbon atoms and six hydrogen atoms.
The electrons in the benzene ring become ‘dissociated’ and move freely
around the rings – that is, the system is ‘conjugated’.

In each building block, the benzene rings are arranged into two
‘modules’. One module is a ring, or ‘macrocycle’, of eight benzene molecules.
The other module contains the remaining six benzene molecules, and
forms two branches that lead to the next building block. Magnetism arises
in the polymer because the electrons behave differently in these two
modules.


Dissociated electrons move freely through the macrocycle module of the
unit, and their spins are strongly related, which gives the module a
large magnetic moment. In contrast, the motion of the electrons in the
two branches is limited, and this gives the second module a small
magnetic moment.

When the building blocks are joined together to form the polymer, these
strong and weak magnetic moments alternate along its length. The strong
magnetic moments all point ‘upwards’ and the weak magnetic moments
point either ‘upwards’ or ‘downwards’. As a result, the polymer has both
ferromagnetic and antiferromagnetic properties.

Because the relationship between the alternating ‘modules’ in the
polymer is weak, the magnetic properties only exist below 10 kelvin. At
higher temperatures, the weak coupling is drowned out by thermal motion.

According to Rajca, the new polymer has a ‘saturation magnetization’
around twenty times weaker than iron at room temperature, but a hundred
times stronger than recently discovered ‘magnetic carbon’. Saturation
magnetization is the magnetic moment per unit volume when the spins in
the material are fully aligned by an external magnetic field – this is a
key measure of how ‘magnetic’ a material is.

Rajca is open-minded about possible uses for his team’s polymer, which
is rather soft. Polymeric conductors are now used as light-emitting
diodes in large-area displays, he points out, but researchers could not
have predicted this application when the materials were invented 20 years
ago. “The importance of our polymer is that it illustrates that
conjugated organic polymers can be made magnetic” he told PhysicsWeb.

Author
Katie Pennicott is Editor of PhysicsWeb

_________________________________________________________________
STOP MORE SPAM with the new MSN 8 and get 2 months FREE* http://join.msn.com/?page=features/junkmail



--------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) ---------------------------------------------------------------------



Kirim email ke