Mungkin sudah ada yang melihat liputannya di Discovery Channel. Saya lihat yang di interview di lapangan adalah peneliti asing. Dan sekilas saya tidak lihat adanya peneliti Indonesia. Tentunya tenaga buruhnya adalah orang lokal. Seorang Indonesia dari badan arkeologi diinterview di kantornya, namanya saya lupa. Mungkin Dr. Tony ini. Tengkorak yang ditunjukkan sangat kecil dan diperkirakan sekitar 1 meter lebih tingginya.
Herman -----Original Message----- From: Yahdi Zaim [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 01 November 2004 09:21 To: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] Manusia Hobbit Homo floresiensis Rekan2 Yth., Masih tentang manusia "hobbit", saya ingin meng-infokan, kalau membaca berita manusia "hobbit" Homo floresiensis di Kompas Jumat 29/10 dan dari press release di situs internet, sebenarnya peneliti dari Indonesia punya andil besar dalam penemuan spesies baru hominid di Liang Bua, Flores, seperti Prof. R.P. Soejono dan Drs. Thomas Sutikna MA dari Puslit Arkeologi Nasional (PUSLITARKENAS) hanya saja pemerian kerangka dan studi paleoantropologinya dilakukan oleh kelompoknya Prof. Morwood. Sebelum penelitian bersama Prof. Morwood, Prof. R.P. Soejono yang mengepalai tim penelitian dari PUSLITARKENAS sudah sejak tahun '80-an melakukan penggalian di Liang Bua, yang juga menemukan artefak dan kerangka manusia, hanya saja belum dilakukan pemerian dan studi paleoantropologi. Akan halnya "keanehan" seperti ang diungkapkan oleh Pak Awang tentang tidak ditemukannya fosil manusia bersamaan dengan artefak dan fosil vertebrata di beberapa daerah di Indonesia, memang benar sekali. Kita bisa sebut beberapa daerah di Jawa seperti Sumedang, Cirebon, Cijulang/Ciamis, Bumiayu, banyak fosil vertebrata namun tidak ditemukan artefak dan fosil manusia. Pacitan dengan Sungai Baksoko-nya yang disebut juga sebagai daerah industri alat batu (lithic industry) yang sangat melimpah, tidak mengandung fosil manusia, kecuali fosil vertebrata. Baru tahun '95-an, ditemukan kerangka manusia dalam penggalian di Gua Song Terus dan Gua Keplek yang berumur 5000-6000-an tyl, bersama dengan artefak. Di Jawa ini, hanya di Sangiran yang didapatkan fosil manusia+artefak+vertebrata yang sangat melimpah, sehingga menjadi terkenal di dunia. Sedangkan ditempat lainnya seperti Patiayam (lereng tenggara G.Muria), Trinil, Ngandong, Sambungmacan/Sragen, Ngawi, Perning/Mojokerto hanya ditemukan fosil manusia + fosil vertebrata. Di luar Jawa seperti di daerah Paroto/Lembah Walanae, Sumbawa, Sumba, Timor, Flores dan Seram, hanya ditemukan fosil vertebrata + artefak, tanpa fosil manusia. Kecurigaan Pak Awang bahwa manusia "hobbit" Homo floresiensis sebagai sisa migrasi manusia ras Negrito (Australoid)dari Filipina via Sulawesi, sangat beralasan. Namun saya berkelakar untuk bercuriga, jangan2 manusia Homo floresiensis tersebut sebenarnya HANYA sekedar salah satu kelainan manusia dari Homo sapiens saja, yang cacat menjadi "cebol/kerdil - pygmy" seperti - maaf - saudara2 kita yang bertubuh cebol yang sebagian menjadi bintang sinetron, tetapi masih satu spesies dengan kita (Homo sapiens sapiens), sehingga masih dapat bereproduksi dalam perkawinannya dengan yang normal, jadi - kelakar saya - Homo floresiensis jangan2 BUKANLAH spesies baru (?), melainkan Homo sapiens yang cacat tubuh menjadi cebol ???. Wallahualam bissawaab....... Yahdi Zaim Dept. Teknik Geologi FIKTM - ITB ----- Original Message ----- From: "Awang Satyana" <[EMAIL PROTECTED]> To: <[EMAIL PROTECTED]>; <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Friday, October 29, 2004 11:43 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Manusia Hobbit Homo floresiensis > Memang di paleoantropologi Indonesia ada suatu hal yang aneh, yaitu bahwa temuan artefak sangat jarang ditemukan in-situ dengan fosil hominid (pembuatnya). Lihat saja cerita Pak Zaim di bawah, banyak artefak ditemukan di Flores, tetapi fosil manusia atau hominidnya belum jelas. Sehingga terpaksa diinterpretasikan saja dilihat dari ciri2 artefaknya, apakah Pacitanian misalnya, kalau Pacitanian ya misalnya manusia Ngandong atau Wadjak lah pembuatnya. Contoh lainnya, banyak juga, Kali Baksoko di Gunung Sewu itu melimpah ruah dengan temuan artefak, tetapi kok ga ada fosil hominidnya. Contoh lain : situs2 di Gua Pawon, Cijulang, Ciamis, Kuningan, Sumedang, banyak artefak ditemukan, juga fosil vertebratanya, tetapi fosil hominid-nya ? Hal ini sangat berbeda dengan situs2 di Cina dan Afrika, di mana banyak artefak ditemukan in-situ dengan fosil hominidnya. Satu masalah lain adalah : masih belum disepakati bahwa Home erectus sudah membuat peralatan. > > Asal "Hobbit" di Flores juga harus dicurigai . Sekitar 50.000-40.000 tyl terjadi besar2an arus migrasi manusia (Homo sapiens) dan ras2 unggul di Indonesia-Melayu saat itu (Australoid dan Mongoloid Selatan) tercampur aduk. Arus migrasi lain asal "Hobbit" bisa berasal dari Jawa, dari manusia Ngandong atau Wadjak. Dua tengkorak yang ditemukan di Wadjak pernah menjadi perdebatan para paleo-antropolog, apakah ber-ras Mongoloid atau Australoid. Kalau dari segi evolusi hominid dan manusia serta mempelajari arus migrasi Homo sapiens di Indonesia, "Hobbit" di Flores kelihatannya bukan hominid setua Homo erectus apalagi lebih tua, tetapi mereka hanya variasi ras dari Homo sapiens, sekedar pendapat... > > Salam, > awang > > Yahdi Zaim <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > P.MsoNormal { FONT-SIZE: 12pt; MARGIN: 0cm 0cm 0pt; FONT-FAMILY: "Times New Roman"}LI.MsoNormal { FONT-SIZE: 12pt; MARGIN: 0cm 0cm 0pt; FONT-FAMILY: "Times New Roman"}DIV.MsoNormal { FONT-SIZE: 12pt; MARGIN: 0cm 0cm 0pt; FONT-FAMILY: "Times New Roman"}A:link { COLOR: blue; TEXT-DECORATION: underline}SPAN.MsoHyperlink { COLOR: blue; TEXT-DECORATION: underline}A:visited { COLOR: purple; TEXT-DECORATION: underline}SPAN.MsoHyperlinkFollowed { COLOR: purple; TEXT-DECORATION: underline}P.MsoPlainText { FONT-SIZE: 10pt; MARGIN: 0cm 0cm 0pt; FONT-FAMILY: "Courier New"}LI.MsoPlainText { FONT-SIZE: 10pt; MARGIN: 0cm 0cm 0pt; FONT-FAMILY: "Courier New"}DIV.MsoPlainText { FONT-SIZE: 10pt; MARGIN: 0cm 0cm 0pt; FONT-FAMILY: "Courier New"}DIV.Section1 { page: Section1}Rekan2 sekalian, > Saya ingin ikut berkomentar tentang manusia "hobbit". > Saya tidak tahu dengan jelas tentang manusia "hobbit" Homo florensis dan keterlibatan peneliti Indonesia dalam penelitian manusia tersebut, dan apa, bagaimana serta dimana letak Homo florensis dalam taksonomi hominid. > Namun yang perlu saya info-kan adalah, sebenarnya saya dalam rangka kerjasama penelitian antara ITB dengan Universitas Utrecht, Belanda pada tahun 1980-1981 bersama dengan Dr. Tony Djubiantono (beliau berasal dari Geologi,sekarang ASDEP Arkeologi DEPBUDPAR - kalau dulu, merupakan jabatan Kepala Pusat Penelitian Arkeologi Nasional) sebagai anggota tim penelitian dibawah Almarhum Prof. Sartono, bekerjasama dengan Prof. Paul Sondaar (sekarang juga sudah almarhum) dari Universitas Utrecht, melakukan penelitian Geologi dan Paleontologi di Dataran Plato Soa, Kab. Bajawa, Flores, telah menemukan banyak fosil pygmy Stegodon dan beberapa alat batu/artefak dalam lapisan berumur Plestosen Awal - Tengah, tetapi tidak menemukan fosil manusianya. > Kemudian, Dr. Fachroel Aziz dari P3G dan Tim dari Australia (Prof. Bellwood), sejak tahun 2000 hingga sekarang juga (masih) melakukan penelitian Geologi, Paleontologi dan Arkeologi di Dataran Plato Soa, Kabupaten Bajawa, Flores yang telah menemukan banyak fosil vertebrata dan alat batu/artefak di daerah tersebut, namun belum juga menemukan fosil manusianya. Dr. Fachroel Aziz sendiri juga menjalin kerjasama dengan Prof. Mike Morwood, bahkan, kalau tidak salah beliau2 juga pernah membentuk tim penelitian bersama di daerah Dataran Plato Soa, sebelum dengan Prof. Bellwood. > Akan halnya manusia "hobbit" Homo florensis, mestinya bukan masuk kelompok Homo erectus yang telah punah pada sekitar 50k-an tahun yang lalu (tyl), namun mungkin merupakan bagian dari Homo (sapiens) wadjakensis yang mungkin juga sebagai hasil evolusi dan mengalami isolasi dari Homo erectus yang menjadi kerdil (pygmy) seperti yang dikatakan oleh Pak Awang. Setidaknya, bukti2 adanya Homo erectus di Flores telah ada, dengan ditemukannya alat batu/artefak dalam lapisan berumur Plestosen Awal - Tengah di Dataran Soa, Kab. Bajawa, Flores, meski belum ditemukan fosilnya. > Di Australia Barat, telah ditemukan fosil manusia, semula di dating berumur sekitar 50k-an tyl, namun data terbaru mengatakan bahwa lapisan pengandung fosil tersebut berumur sekitar 100k tyl, dan manusia purba tersebut diyakini berasal dari Homo erectus dari Jawa yang bermigrasi ke Australia, setidaknya hal tersebut merupakan keyakinan Almarhum Prof. Sartono. Nah, kalau ini "benar" maka kita bisa GR bahwa bangsa Indonesia (baca Homo erectus) pernah menduduki Australia, jauh sebelum para tahanan Inggris yang dibuang ke Australia yang sekarang ini justru berkuasa di sana.................. > Penelitian manusia "hobbit" yang "keturunannya" masih ada sekarang ini, sebenarnya bukan bidang paleontologi manusia, namun merupakan bidang Paleoantropologi, yang pada dasarnya memang berkaitan erat dengan Paleontologi Manusia. > > Wassalam, Selamat Puasa Ramadhan, > > Yahdi Zaim > Departemen Teknik Geologi > FIKM-ITB > Telp+Fax.: 022.250.21.97 > > > ----- Original Message ----- > From: Kuntadi, Nugrahanto > To: [EMAIL PROTECTED] > Sent: Thursday, October 28, 2004 11:42 AM > Subject: RE: [iagi-net-l] Manusia Hobbit Homo floresiensis > > > Mungkin ilmuwan Indonesia pikir "hobbits" itu hanya ada di dalam film Lord of The Rings (=dongeng) aja Ki....makanya better to not involved kali yah? > > -----Original Message----- > From: Musakti, Oki [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Thursday, October 28, 2004 7:57 AM > To: [EMAIL PROTECTED] > Subject: [iagi-net-l] Manusia Hobbit Homo floresiensis > > > > > > (Koq nggak kedengaran ada ilmuwan Indonesia yang ikut di tim ini ya...?) > > > > Menarik, disini disebutkan bahwa salah satu survival strategy untuk mengatasi kondisi yang minim resources adalah dengan 'mengecilkan diri'. > > > > Oki > > - - - - - - - - - > > > > Found - the newest members of the human family > > By Deborah Smith > > October 29, 2004 > > > > > > A previously unknown species of miniature human barely a metre tall, who hunted pygmy elephants and giant rats, lived on Australia's doorstep until at least 13,000 years ago. > > > > Australian and Indonesian scientists have unearthed a near-complete skeleton of a female member of the species, nicknamed Hobbit, in a cave on the remote Indonesian island of Flores, 600 kilometres east of Bali. > > > > The archaic humans co-existed for tens of thousands of years with our own species and might have died out only 500 years ago. Archaeologist and team member Mike Morwood, from the University of New England, said they were about the size of a modern three-year-old. > > > > "They weighed around 25 kilograms and had a brain smaller than most chimpanzees," Professor Morwood said. "Even so, they used fire and made sophisticated stone tools. Despite tiny brains, these little humans almost certainly had language." > > > > The discovery of the species, published today in the journal Nature, is being hailed as one of the most important in a century in the study of human origins. Until now, it had been thought our only recent cousins were the Neanderthals in Europe, who died out about 30,000 years ago. > > > > Advertisement > > Advertisement > > "The find is startling," said another team member, Dr Robert Foley, of the University of Cambridge. "It is breathtaking to think that such a different species of hominin existed so recently." > > > > Named Homo floresiensis, it is the smallest species of human ever found. It is the first that overlapped recently with our species to have been discovered since Neanderthal remains were found in the 1800s. > > > > The island the small humans lived on, Flores, was a "lost world" inhabited by creatures as strange as they were - giant rats and giant lizards, komodo dragons, and primitive dwarf elephants that were extinct elsewhere. > > > > Bones including the skull, jaw, pelvis and leg of a 30-year-old woman were uncovered last year in Liang Bua cave on Flores and dated to about 18,000 years old. > > > > More recently, the team has uncovered her arm bones as well remains from six other little people, who lived in the cave from about 95,000 years ago to 13,000 years ago. The existence of the species will prompt a "major rethink" of how humans evolved, according to another on the team, Peter Brown, of the University of New England. > > > > "The most remarkable thing is that someone with that sort of small brain size was behaving in many ways like a modern human in terms of hunting and the stone tools they used," he said. > > > > Professor Morwood said the little people were thought to have evolved from larger archaic humans, Homo erectus, who managed to sail across to Flores from Java about 800,000 years ago. > > > > They evolved into dwarfs, like the elephants on the island, because small creatures had a better chance of survival on a remote island where there was little food and no major predators. > > > > Homo erectus spread from Africa to Asia more than a million years ago, but were eventually replaced by our species, Homo sapiens, who left Africa about 120,000 years ago, according to the leading theory of human movement. > > > > The little Homo floresiensis species survived on Flores long after Homo sapiens had moved into the region and begun to colonise Australia and New Guinea 50,000 years ago. > > > > Bert Roberts, of the University of Wollongong, whose team carried out the dating, said there were a lot of detailed folk tales on Flores about little people. > > > > "These stories suggest there may be more than a grain of truth to the idea that they were still living on Flores up until the Dutch arrived in the 1500s," Professor Roberts said. "The stories suggest they lived in caves. The villagers would leave gourds with food out for them to eat, but legend has it these were the guests from hell. They'd eat everything, including the gourds." > > > > It is 110 years since the last human species was discovered in South-East Asia - the 700,000-year-old Homo erectus Java man specimen. > > > > Santos Ltd A.B.N. 80 007 550 923 Disclaimer: The information contained in this email is intended only for the use of the person(s) to whom it is addressed and may be confidential or contain privileged information. If you are not the intended recipient you are hereby notified that any perusal, use, distribution, copying or disclosure is strictly prohibited. If you have received this email in error please immediately advise us by return email and delete the email without making a copy. > ______________________________________________________________________ > This email has been scanned by the MessageLabs Email Security System. > For more information please visit http://www.messagelabs.com/email > ______________________________________________________________________ > > > --------------------------------- > Do you Yahoo!? > Yahoo! Mail Address AutoComplete - You start. We finish. --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) --------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) ---------------------------------------------------------------------