PRESS RELEASE IKATAN AHLI GEOLOGI INDONESIA Dalam rangka Pertemuan Ilmiah Tahunan - 33 & Rapat Kerja Nasional 2004 Bandung 30 Nopember 2004
SAATNYA BERALIH KE BATUBARA DAN MEMBANGUN WILAYAH SECARA CERDAS DENGAN GEOLOGI Kebijakan enerji Indonesia yang mengutamakan pemakaian minyak dan gas pada saat ini menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan pembangunan. Kondisi "Net-Oil-Importer" yang diperkirakan akan terus terjadi tanpa ada usaha serius untuk meningkatkan eksplorasi telah memberikan sinyal yang jelas dari ancaman tersebut. IAGI memandang perlu untuk meninjau ulang kebijakan enerji Indonesia dengan mulai memanfaatkan cadangan batubara yang melimpah, yang menurut perhitungan saat ini mampu untuk memenuhi enerji tersebut dari 50 tahun (terbukti) sampai 200 tahun (potensi) ke depan. Diperlukan perubahan paradigma, political will, dan kebijakan menyeluruh â terintegrasi untuk menggarap potensi batubara sebagai andalan utama enerji Indonesia. Dalam kaitannya dengan itu RUU Energi yang saat ini sedang digodok Pemerintah harus disempurnakan terlebih dulu untuk mengakomodasi strategi jangka panjang energi yang didasarkan pada paradigma baru tersebut. Hal di atas mengemuka dalam pembukaan Pertemuan Ilmiah Tahunan IAGI (Ikatan Ahli Geologi Indonesia) ke-33 di Bandung, 30 Nopember 2004, yang dihadiri oleh 500 ahli geologi seluruh Indonesia. IAGI adalah asosiasi profesi kumpulan para ahli geologi Indonesia yang didirikan pada tahun 1960, yang pada saat ini mempunyai 3000 anggota yang bekerja di berbagai sektor, antara lain: pertambangan, perminyakan, mitigasi bencana, konservasi dan pengembangan wilayah, geologi teknik dan tata lingkungan. Teknologi konversi batubara menjadi gas maupun minyak telah diterapkan dengan berhasil dan ekonomis di berbagai negara seperti Jepang, Cina, Afrika Selatan, dan Amerika. Di Indonesia sendiri para ahli geologi dan pertambangan telah mulai menguasai dan memodifikasi teknologi tersebut sesuai dengan kondisi / sifat-sifat batubara Indonesia yang pada umumnya: low-rank, berkadar abu dan sulfur rendah, dan moisture tinggi. Stigma terhadap eksploitasi dan pengolahan batubara yang kotor, tidak ramah lingkungan, dan mahal seyogyanya dapat berangsur-angsur dihilangkan apabila Pemerintah (Pusat maupun Daerah) mau tertib dan disiplin dalam meregulasi dan meng-enforce industri ektraktif batubara dengan mengakomodasi sains dan teknologi yang berkaitan. Selain menghasilkan usulan terobosan diatas, PIT IAGI 2004 yang bertema "GEOLOGI UNTUK PENGELOLAAN SUMBERDAYA KEBUMIAN DAN PERENCANAAN WILAYAH" tersebut juga menuntut kepada Pemerintah (Pusat maupun Daerah) untuk mengembangkan wilayahnya secara cerdas, yaitu dengan memakai pertimbangan geologi dalam tata ruang dan bukan hanya sekedar berdasarkan common sense saja. Tumpang tindihnya kepentingan dalam penggunaan wilayah dan bencana yang menimpa berbagai daerah di Indonesia pada umumnya diakibatkan oleh sangat minimnya informasi geologi yang tersedia dan tidak adanya kesadaran untuk mengintegrasikannya dalam perencanaan tata-ruang. Secara spesifik beberapa permasalahan yang didokumentasikan oleh IAGI adalah: 1) belum lengkapnya peta-peta tematik (peta daerah longsor, peta potensi hidrologi, dll) yang dapat langsung digunakan oleh masyarakat, 2) belum adanya standardisasi bangunan berdasarkan zona kegempaan, 3) perencanaan pembangunan infrastruktur yang tidak mengindahkan kondisi geologi, seperti halnya kasus Jembatan Suramadu, 4) perijinan pengambilan air tanah yang mengabaikan kaidah-kaidah hidrogeologi. Dalam pertemuan tersebut IAGI memberikan penghargaan khusus kepada Gubernur Jawa Barat yang mempelopori pembuatan Peraturan Daerah tentang Perlindungan Lingkungan Geologi, yaitu Perda No.2/2002. IAGI mengharapkan daerah-daerah lain di Indonesia mengikuti langkah cerdas masyarakat Jawa Barat tersebut. Pembahasan khusus tentang Kasus Buyat dalam persepektif geologi dan lingkungan juga dilaksanakan dalam pertemuan tahunan para ahli geologi tersebut di siang harinya. Bandung 30 Nopember 2004. IAGI (Ikatan Ahli Geologi Indonesia) Dr. Ir. Andang Bachtiar MSc. --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) ---------------------------------------------------------------------