Kalau anda membaca tanggapan Mas Deddy yg dibawah ini jangan pakai
hati ya .. kata-kata keras, kasar dan tajam ini selalu saja ada pada
kawan-kawan kita di dunia konservasi (LSM) yg memang menuntut sikap
keterbukaan, kebebasan dll.

Bagi yg kemaren ikutan diskusi panel IAGI bandung kemaren ttg "katak
dalam tempurung" ... ini lah sisi "unknown" yg mesti buat sesempit
mungkin. Hanya keterbukaan dan feedback yg perlu lebih sering kita
lakukan.

Silahkan dibaca dengan santai-2 saja 

RDP
"dunia nyata itu keras, kasar, dan apa adanya"
====
From:  "deddy Sitorus" <[EMAIL PROTECTED]> 
Date:  Thu Dec 2, 2004  4:05 pm 
Subject:  RE: [indonesia_damai] Re: PRESS RELEASE IAGI - BUYAT

 
Yth Pak RDP,

Memang agak sulit bagi suatu organisasi keprofesian untuk menyikapi
suatu kejadian yang sangat beraroma politis. Kalaupun itu harus
dilakukan maka saya kira basis ilmiahlah satu-satunya cara untuk
menjawab agar tetap mendapat jawaban yang berimbang, kalau sisi
ilmiah sudah dianggap kamuflase ...maka ...mohon saran aspek lainnya
yang masih bisa dipercaya.

DS: Politis atau tidaknya persoalan ini justru dilakukan oleh Newmont
(dan kedubes AS si Jakarta) serta aparat pemerintah (dep kesehatan dan
meneg LH), bukan oleh masyarakat korban atau pendamping. Apakah anda dan
orang-orang IAGI pernah menelisik metodologi dan hasil dari puluhan
penelitian berbagai lembaga baik lokal, nasional maupun internasional
soal buyat? Apakah menurut anda hasil tim terpadu yang baru-baru ini
dikeluarkan Meneg LH anda anggap kurang ilmiah? Cuma IAGI kah yang jadi
barometer ilmiah di republik ini? Menyedihkan!

Keberanian IAGI untuk membuat press release ...saya kira bisa diberi
acungan jempol ...sebagai suatu keberanian bersikap. Adanya
tanggapan dari bapak juga saya kira perlu diberi acungan jempol....
karena berarti masih ada yang peduli di negara kita ini.

DS: Soal keberanian kudu diapresiasi tetapi harus dilihat juga isinya,
mendasar apa nggak?

Terlepas dari kasus Buyat ...sebagai orang yang bekerja di bidang
penelitian airtanah (hidrogeologi), saya pernah mendapatkan kasus
pada suatu lokasi transmigrasi baru di Malili (Sulawesi) dimana
airtanahnya secara alami sudah mengandung logam berat. Hal ini
berawal dari kebingungan para transmigran ... tidak ada lokasi
penambangan .... tapi air sumurnya tidak dapat diminum. Kasus ini
sudah dipublikasikan ... tetapi yang meresponnya malahan pemerintah
Thailand, mereka langsung membuat pemetaan dan analisa kimia
airtanah alami di daerah tertentu (dalam bahasa geologi disebut
daerah alterasi) dan membuat regulasi baru mengenai perencanaan
pengembangan pemukiman di wilayah-wilayah tersebut.

DS: Bagaimana anda menerangkan orang buyat yang sudah hidup beratus
tahun di wilayah itu baru ngerasain dampak logam berat 5 tahun
belakangan ini. Dan, andaikata anda lupa, itu bersamaan dengan
menggilanya STD dari Newmont! Atau mungkin lebih enak buat tidur kita
semua (kecuali untuk korban) untuk menyalahkan Tuhan (alam) atau
penambang tradisional!

Pada dasarnya ada beberapa wilayah yang secara alami tidak layak
huni,

DS: Jangan lupa, pada dasarnya tidak ada satupun tambang (terutama)
skala besar yang layak di muka bumi ini! Don't blame the victim!

Mohon maaf jika terlalu panjang.

DS: Panjang asal jadi pencerahan nggak apa bung, asal jangan cuma
bacotan doang...:)


Salam,
Fajar Lubis.

tabik,
deddy sitorus

---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke