> Potensi masih besar. Kita punya paling sedikit 60 cekungan. 22 di antaranya 
> belum dibor. Kita punya 700 prospek 700 lead yang menunggu diupgrade untuk 
> ditindaklanjuti. Kita punya 50 firm petroleum system dan 100 speculative 
> petroleum system. Hitungan di atas kertas kita masih punya sumberdaya di 
> tempat 134 bilyun barel oil dan 252 trilyun cubic feet gas. Tugas para 
> eksplorasionis petroleum lah untuk mewujudkannya. Potensi masih besar..
> 

Tugas berat dan memakan biaya adalah menjadikan "resources" menjadi
"reserves". Sumber daya alam kita memang melimpah ruah, namun
"cadangan" kita yg sedikit. Sedangkan seluruh perhitungan ekonomi
mengacu kepada "reserves" (cadangan).

Bagaimana membuar resources ini menjadi reserves. Tentunya ini adalag
tugas BPMigas utk memicu serta memacunya. Salah satu cara misalnya
dengan melihat data statistik besarnya potential reserves utk prospek2
(700an) yg sudah teridentifikasi ini. Tentunya kita tahun yang namanya
Giant barangkali hanya lucky break saja, tetapi bukan break trough.
Jadi tinggalkan saja impian menemukan giant field.
Ketika kita tahu rata-rata besarnya cadangan ini tentunya kita (Host
Country, BP MIgas) dapat "bermain-main" disini. Nah kalau saja
perjanjian PSC diarahkan kepada reserves2 tertentu tentunya para
investor akan terpacu utk mengebor prospek2 yg ini, biasanya prospect2
ini reservesnya relatif kecil atau bahkan marginal. Tentunya perlu
'exercise' tersendiri utk menghitung besaran marginal field ini.

Ditempatku kerja sekarang reserves yg relatip kecil (<30MMBOE,
offshore) menjadi sangat menarik ketimbang reserves yg lebih besar.
Cut-off keekonomian pada reserves <30 MMBOE ini dituliskan dalam
perjanjian PSC. Dulu kumpeni lain ketika masuk ke blok ini mempunyai
cut-off cadangan yg lebih besar sehingga lapangan2 ini sebelumnya
tidak ekonomis buat kontraktor, namun karena disadari bahwa besarnya
cadangan relatif kecil2 maka perjanjian PSCnya dimodifikasi.

Sepertinya di MY masing2 block mempunyai PSC term yg berbeda2,
tentunya memerlukan penanganan tersendiri artinya kerja ekstra buat
PMU, Kalau di Indoensia ya Pak Awang dkk (BP Migas).

Cara memacu yang lain adalah ... emmberikan akses mudah untuk
"melihat-lihat data". Seperti yg pernah dituliskan pak Aris Setyawan
ttg kemudahan melihat data di Petronas yang gratis ... bentul melihat
data di open acreage di Petronas itu 'free of charge".. skali lagi
'ngga mbayar" ... Bandingkan dengan melihat data di Indonesia yg mesti
membayar 5rbu USD kalau mengkopi 60ribu USD.

== Pakdhe di milist geologi ugm ===

Saya pernah ngreview gratisan kayak begitu di KL (lt. 26 East Tower..?).
Memang gratis manis ... pakai disuguhin kopi en kue lagi .... Cuman memang
gak boleh dikopi ... Supaya dapat banyak data maka ya pakai ... digital
camera ...!
Nek di PND kalo kita mau ngreview data maka ongkosnya US$2500 dolar per blok
per hari.. hari berikutnya tambah 500 dolar lagi ... juga gak boleh di kopi
....  Dapat kopi en kue zuga ....!!!

===

Nah tentunya investor akan menengok yg geratis dulu kan ... apakah
kita hanya menginginkan pemasukan 5ribu USD saja ? tentunya tidak kan
?

Jadi walopun belum open file (karena setiap yg ngeliat mesti ijin dan
ada pernyataan konfidentialiti egrimen). Mungkin free of charge utk
melihat data ini akan mengurangi maraknya blak market serta lebih
menarik investor asli yg bukan perusahaan minyak2an ... :p

Kalau mau lebih afdol lagi tentunya ya dengan kebijakan "openfile",
tetapi pasti memerlukan perangkat perundangan dulu yg bisa memakan
waktu 3-4 tahun. Waktu ini terpakai utk pembentukan team penyusun,
trus menyusun draft, digodog didalam team, dibawa ke DPR, dibahas
bersama, disyahkan DPR, dibuat lembaran negara, dibuat juklaknya ...
trus dikhiri dengan "pembubaran panitia" ... howgh ... pasti kelamaan
kan ?.


RDP

-- 
my blog :
http://putrohari.tripod.com/Putrohari/

---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke