Ada yang tahu bagaimana keadaan di pulau Nias...?
kan ada 225 yang mati karena mengambil ikan pada saat surut...tapi 
bagaimana dengan keadaan kota dan penduduk yang lainnya...?
yang saya lihat di iklan pariwisata kan rumahnya  model rumah 
panggung...tentu kalau tsunami bisa - bisa hanyut di bawa tsunami....


Regards

Ferdinandus Kartiko Samodro
TOTAL E&P Indonesie Balikpapan
DKS/TUN/G&G 
0542- 533852






"O.K Taufik" <[EMAIL PROTECTED]>
03/01/2005 07:22 AM
Please respond to iagi-net

 
        To:     <iagi-net@iagi.or.id>
        cc: 
        Subject:        RE: [iagi-net-l] Update Gempa Aceh 2 januari 2005


Senin, 03 Jan 2005,
Tradisi Selamatkan Pulau Simeulue 


Terdekat Episentrum, Tersedikit Korban
JAKARTA - Pulau Simeulue adalah keajaiban. Pulau ini amat dekat dengan 
episentrum gempa pemicu tsunami di Aceh dan Sumut. Namun, korban jiwanya 
paling sedikit. Kabupaten berpenduduk sekitar 65 ribu orang itu hanya 
sekitar 60 km dari episentrum gempa. Jauh lebih dekat dibandingkan dengan 
Meulaboh atau Banda Aceh yang lebih dari 140 km. 

Korban di sini tidak ribuan atau ratusan. Tercatat 6 orang meninggal dan 
satu hilang. Hanya nama-nama korban di pulau dengan 135 desa itu yang bisa 
diidentifikasi satu demi satu. Tidak anonim seperti di tempat-tempat lain 
yang tewas masal. Warga memang banyak mengungsi, yakni 73.015 orang. 

Keselamatan warga itu menjadi yang terpenting, meskipun banyak rumah 
rusak, yakni 7.263 unit. Sebanyak 62 unit gedung pemerintah dan sekolah 
hancur. Begitu pula 168 unit masjid rusak. Jembatan dan jalan belum 
terdata dan kendaraan roda empat tidak bisa masuk ke pedalaman. 

Salah seorang warga Pulau Simeulue, Drs Yusman, membenarkan korban tsunami 
di Pulau Simeulue tergolong kecil. Dia menyebut, ini karena ada pengalaman 
sejarah yang membuat warga di pulau yang dihuni 70 ribu penduduk itu 
bersikap antisipatif terhadap badai tsunami.

"Ada semacam pelajaran turun-temurun jika ada gempa diikuti air laut 
surut, pasti akan diikuti gelombang besar. Kami di sini menyebutnya 
smong," kata Yusman yang dihubungi koran ini dari Jakarta kemarin. Istilah 
smong seolah menjadi tradisi yang wajib diajarkan turun-temurun secara 
informal sejak terjadi musibah tsunami pada 1907.

Karena kisah ini melekat dalam kehidupan masyarakat, maka anak kecil pun 
pasti memahami isyarat alam tersebut. Dengan demikian, pada 26 Desember 
lalu, warga Pulau Simeuleu spontan melakukan aksi penyelamatan dengan cara 
naik ke lokasi perbukitan begitu merasakan getaran gempa. 

"Anak kecil, dewasa, dan orang tua langsung naik ke bukit. Pokoknya, cari 
dataran lebih tinggi sebab mereka tahu air laut akan pasang," jelas pria 
yang berdinas sebagai Kasi Haji di Kantor Depag Kabupaten Simeulue ini. 

Ini berbeda dengan reaksi warga Pulau Nias. Saat mereka berada di pantai 
dan melihat air surut, malah banyak yang sibuk menangkapi ikan yang 
menggelepar-gelepar. Selain itu juga tak ada refleks kewaspadaan seperti 
di Simeulue. Karena itulah, 227 warga Nias tewas. 

Karena itulah, dahsyatnya kerusakan di Pulau Simeulue tidak sebanding 
dengan jumlah korban yang relatif sedikit. Menurut Yusman, nyaris semua 
rumah di pesisir di enam ibu kota kecamatan di Pulau Simeulue dapat 
dikatakan sudah rata dengan tanah, bahkan tidak tersisa lagi bangunan yang 
tegak. 

Kecamatan tersebut adalah Teluk Dalam, Tepa Barat, Kampung Air, Naserehe, 
Simeuleu Barat, dan Alafan. Desa Gudang/Kawat, Labuhan Bajau, Ulul Asin, 
Nasrehe, Salang (kondisinya habis), Maodil, Lantik, Salur (tersisa satu 
masjid dan satu MCK), Laayon (tinggal masjid dan dua rumah), Desa Ganting 
dan Kuala Makmur nyaris hancur total. 

Sedangkan ibu kota Kabupetan Simeulue, Sinabang, dikabarkan relatif aman 
mengingat kawasan tersebut dikeliling pulau-pulau kecil.

Ada yang yang lebih aneh lagi. Menurut Yusman, penghuni Pulau Simeuleu 
menganggap air laut pasang pada musibah tsunami dianggap sebagai kejadian 
biasa. Sebab itu, sekitar 78 calon jemaah haji asal Pulau Simeuleu tetap 
saja berangkat ke embarkasi Banda Aceh untuk terbang ke tanah suci selang 
tiga hari setelah kejadian tsunami. Mereka menumpang kapal cepat yang 
memakan waktu satu hari perjalanan. 

"Warga tetap berangkat dan tidak tahu bahwa terjadi penundaan 
pemberangkatan, karena hubungan telepon dari dan ke Pulau Simeulue putus 
tanpa alasan yang jelas. Sedang siaran televisi kami tidak tahu," beber 
Yusman.

Sesampai di Pelabuhan Uleule, rombongan melihat pelabuhan rusak berat. 
Akhirnya mereka merapat di Pelabuhan Sabang. Untungnya, di Pelabuhan 
Sabang kerusakannya tidak terlalu parah, sehingga mereka langsung 
beristirahat di kawasan Indonesia paling ujung tersebut. 

Dan, hingga kemarin, mereka tetap bermalam di Sabang karena nahkoda merasa 
trauma untuk memberangkatkan kapal cepat balik ke Pulau Simeulue. Apalagi, 
ratusan warga di Sabang ingin berangkat ke Pulau Simeuleu untuk mengetahui 
keadaan keluarganya apakah selamat atau tidak akibat musibah tsunami. 


Kerabat Cemas

Semula banyak orang yang mempunyai kerabat di Simeulue dilanda kecemasan 
luar biasa. Misalnya, Safruddin Ngulma, direktur LSM Peduli Indonesia, 
yang tinggal di Trawas, Mojokerto, Jatim. Selama sepekan dia mencari 
informasi ke sana kemari. Dia nyaris pasrah karena belum berhasil 
mengontak keluarganya di tengah kekalutan pemberitaan media. 

Minggu kemarin usaha Safruddin membuahkan hasil. "Saya benar-benar 
mendapat rahmat Allah yang teramat besar, berhasil berbicara lewat telepon 
dengan adik saya (Ibnu Aban G.T. Ulma Simeulue, wakil bupati Simeulue)," 
katanya. Adiknya dikontak ketika sudah di Sabang, menjelang berangkat 
haji. 

Keduanya berbicara cukup lama, sekitar 15 menit. Dari pembicaraan 
tersebut, dia mendapat gambaran yang lengkap dan pasti tentang korban dan 
kerugian di pulau yang berada di lepas Pantai Meulaboh itu akibat 
diterjang tsunami pada Minggu pagi, 26 Desember 2004. 

"Keluarga besar kami, baik di Kota Sinabang (ibu kota Kabupaten Simeulue) 
dan di Desa Ulul Mayang (Kecamatan Teupah Selatan), tidak ada yang menjadi 
korban dalam musibah tersebut. Di Desa Ulul Mayang juga tidak ada bangunan 
yang hancur," kata aktivis lingkungan itu.

Keajaiban terjadi di Kota Sinabang. Air masuk ke kota tidak dalam bentuk 
gelombang, tetapi naik seperti air pasang. Yang membedakan, pergerakan air 
naik cepat dan ketinggian air mencapai dua meter. Tidak seperti air pasang 
biasa sehingga relatif tidak merusak kota. Ada beberapa bangunan rusak, 
termasuk sentral telepon. Tetapi, kerusakan itu disebabkan gempa 
berkekuatan 8,9 skala richter sebelum tsunami datang.

Kabupaten beribu kota Sinabang itu memang langganan gempa. Gempa 
sebelumnya, misalnya, pernah terjadi pada November 2002. Gempa berskala 
6,5 skala richter ini juga tak menimbulkan korban jiwa, meski banyak 
bangunan yang rusak serta memaksa penduduk mengungsi. Waktu itu, tak 
terjadi tsunami. 

Kini kabupaten dengan 135 desa itu menghadapi problem karena ribuan 
pengungsi tersebut. Mereka pun membutuhkan pertolongan segera untuk 
pasokan kebutuhan sehari-hari, BBM, obat-obatan, serta perbaikan fasilitas 
umum. (agm/jpnn) 




-----Original Message-----
From: hilman sobir [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, January 03, 2005 5:36 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Update Gempa Aceh 2 januari 2005


Vicky...!!!

Adakah informasi mengenai nasib kep Andaman dan
Nicobar paska gempa Aceh yang besar itu? 

Bagaimana dengan penghuni kepulaauan ini...dan milik
siapaka pulai ini...? wah banyak naya nih ???

Salam 

Hilman Sobir

--- Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote: 
> Pada tanggal 2 januari 2005 hanya tercatat satu
> gempa di
> Aceh-Nicobar-Andaman area. Gempa ini berkekuatan 5.3
> SR tepatnya pada
> Sunday, January 2, 2005 at 7:12:13 PM = local time
> at epicenter.
> Kedalaman gempa 35 Km. Ada 2 getaran tambahan dari
> yg tanggal 1 jan 05
> kemaren.
> 
> Jumlah gempa yg tercatat sejak 26 Dec 2004 disekitar
> Aceh-Nicobar
> sebanyak 94 kali. Jumlah ini berbeda dengan
> informasi2 lain mungkin
> karena USGS hanya menyampaikan getaran gempa2
> penting atau gempa
> sedang-besar (diatas 5 SR). Gempa2 dibawah 5 SR
> mungkin hanya akan
> dirasakan oleh orang-orang yg berada disekitar
> daerah bencana ini.
> 
> Hasil pengukuran secara statistik menunjukkan
> penurunan intensitas gempa sbb :
> 
> Hari ke-1 (26 Des 2004) = 33 Getaran (Main shock 9.0
> SR, after shock 7.1SR)
> Hari ke-2 (27 Des 2004) = 29 Getaran (max 6.1 SR)
> Hari ke-3 (28 Des 2004) = 8 Getaran (max 5.8 SR)
> Hari ke-4 (29 Des 2004) = 5 Getaran (Max 6.2 SR)
> Hari ke-5 (30 Des 2004) = 6 Getaran (Max 5.9 SR)
> Hari ke-6 (31 Des 2004) = 7 Getaran (Max 6.3 SR)
> Hari ke-7 (1Januari 2005) = 4 Getaran (Max 6.5 SR)
> Hari ke-8 (2 Januari 2005) = 1 Getaran (max 5.3 SR)
> 
> Penurunan intensitas gempa ini menunjukkan mulai
> stabilnya daerah ini.
> 
> RDP
> 
> Gambar juga dapat diperoleh di my blog :
> http://putrohari.tripod.com/Putrohari/
> 

> ATTACHMENT part 2 image/pjpeg name=Slide1_2Jan04.JPG
>
---------------------------------------------------------------------
> To unsubscribe, send email to:
> [EMAIL PROTECTED]
> To subscribe, send email to:
> [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1:
> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2:
> http://groups.yahoo.com/group/iagi
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy
>
Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy
> Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED]
> atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi
> Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A.
> Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
>
--------------------------------------------------------------------- 

Find local movie times and trailers on Yahoo! Movies.
http://au.movies.yahoo.com

---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy 
Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau 
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
---------------------------------------------------------------------


---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy 
Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau 
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
---------------------------------------------------------------------





---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke