Variasi besar sudut (arah) pertemuan oceanic crust dengan continental crust, jadikan palung dari barat Sumatra ke selatan Jawa, lalu ke timur sampai selatan Nusatenggara, adalah dangkal (sekitar 3 km) di barat Sumatra, semakin dalam kearah selatan, lalu terdalam di selatan Jogya, 7 Km, lalu semakin dangkal kearah timur hingga di selatan Nusatenggara, 3-4 Km.
Ini jadikan akresi lebih dekat dengan vulcanic arch di Jawa, di banding di Sumatra. Atau lokasi gempa, semakin dalam untuk Jawa di banding Sumatra, dan semakin kecil terjadinya tsunami. Atau Jawa, termasuk pantai Banyumas, lebih kecil kemungkinannya, terjadi tsunami di banding Sumatra. Ujung subsuksi ketemu dengan mantel, maka lokasi di Jawa lebih jauh, di bandingkan lokasi ini di Sumatra. Arah gerak lempeng lempeng oseanik-kontinental lebih mengarah sejajar untuk Sumatra di banding Jawa yang lebih frontal, jadikan palungnya lebih dangkal di Sumatra. Apa begitu? Mong-ngomong, Joyoboyo yang di sadur Ronggo Warsito, sebut siklus 700 th, seperti apa yang saya pikirkan. Ada sedikit berbeda, sepertinya Joyoboyo memakai tahun "moon/th Jawa" instead "sun" karena kalender matahari sepertinya belum/tak ada di jamannya. Siklus 700 th itu disebut "Kali", dan 3 Kali mencakup 2100 th dari th 1-2100 (th Jawa, yang dimulai dari th 78 Masehi) di sebut: Swara, Yoga, Sangoro. Masing-masing ada 7 Kala, dan untuk Kali terakhir (Sangoro), Kala-nya termasuk Jaman Edan, Suba, Sumbaga, Suroto. Tahun spesifik ada peristiwa diramal adalah 1920, 1930, 1945. Kalender SALAM melihat itu semua sebagai tahun khusus, dan melihat tahun kedepan adalah Jaman Selamat-Sejahtaera. Wah kita bisa jadi punjangga juga nih. Ide pada dua tahun lalubahwa bumi bergerak spiral di galaktika dengan pereode SALAM, semakin menguat mantab, dan bisa menerangkan hampir semua fenomena alam yg di simpulkan dalam paper SALAM. Bumi bergerak mendekat-menjauh matahari dengan pereode itu. Termasuk lebih mudah menerangkan bahwa Jumlah tsunami vs tahun terlihat naik-turun dan pereodenya 70 th, salah satu pereode SALAM. Perubahan jarak bumi-matahari akan saya dekati dengan data temperatur global. Kini kami bisa tidur lelap. Salam, Maryanto. -----Original Message----- From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, January 31, 2005 8:37 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: Informasi seputar Tsunami Pak Noor, Nah itu yang penting, input ke Pemda, bagaimana mengembangkan kawasan yang disaster-alert, atau tsunami-alert dalam hal ini. Semoga saran-sarannya didengar, dan tak usah kena batunya dulu baru didengar. Salam, awang Noor Syarifuddin <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Pak Djoko/Pak Awang.....(kayaknya semuanya mbanyumas-ers......) Saya setuju kalau posisi epincentrum akan sangat berpengaruh terhadap potensi tsunami di kota Cilacap. Kalau dia frontal di selatan Nusakambangan, tentu "konsekuensi"nya tidak akan terlalu parah dibanding kalau dia "oblique" dari arah SE atau SW... Dari arah barat, betul jalurnya memang tidak terlalu frontal dibanding dengan di arah timur....tapi itu untuk "serangan" ke pusat kota...... yang memang posisinya seperti digambarkan pak Awang... Sementara untuk daerah segara anakan itu itu akan jadi serangan yang dasyat....karena akibat pendangkalan yang sangat cepat daerah yang dulunya laut (maka disebut segara anakan) sekarang telah berubah menjadi daratan dan menjadi pemukiman... (setahu saya muara S Citanduy itu di segara anakan ini, karena selama ini pemda Ciamis selalu menolak rencana proyek sudetan S. Citanduy yang direncanakan untuk membuang sebagian sedimen ke arah teluk pangandaran untuk mengurangi laju sedimentasi...). Celah sempit antara ujung barat Nusakambangan dan muara ini mungkin bisa mengurangi dahsyatnya laju tsunami atau malah menjadikan timbulnya "efek jet"...yang mungkin menambah dahsyatnya serangan itu...perlu ada study tentang ini kayaknya, termasuk landainya daratan baru di segara anakan, apakah dia akan jadi buffer atau malah jadi ramp yang memungkinkan tsunami masuk lebih jauh lagi....(kalau inget tsunami aceh yang energinya tidak hilang sampai Somalia sana, maka ini musti diperhitungkan juga kayaknya....). Pantai teluk penyu, saya setuju sekali bahwa itu akan jadi celah yang tanpa pertahanan sama sekali...(walaupun di sana ada benteng pendem yang merupakan benteng strategis yang dulu sangat diperebutkan oleh Jepang dan Belanda...). Serangan dari arah sini akan frontal menuju pusat kota, walau mungkin ada sedikit peredaman karena musti melintasi Kali Yasa yang terletak diantara pantai dan pusat kota...... Problemnya pemda malah membangun pelabuhan perikanan terbesar di sana termasuk pembangunan perumahan nelayan di pinggir laut...ada juga rumah sakit pertamina yang terletak hanya beberapa ratus meter dari bibir pantai.....Di ujung selatan juga ada instalasi tanki-tanki penampungan minyak yang mudah-mudahan dirancang tahan tsunamie, karena kalau nggak banjir tsunami juga akan disertai banjir minyak yang bocor dari tangki yang hancur.....kebayang khan bagaimana jadinya... Kelihatannya master plan-nya bermaksud mengembangkan kota ke arah utara dan timur...maka di sepanjang pantai sekarang juga sudah dibangun jalan lingkar segala..... Mudah-mudahan pas pulang kampung nanti bisa ngobrol sama yang berwenang untuk mulai memikirkan hal ini.....soalnya pejabat kita kalau belum kena 'batu'nya suka susah sekali percaya he he he yang kena batunya aja masih suka ngeles..... salam, --------------------------------- Do you Yahoo!? Yahoo! Search presents - Jib Jab's 'Second Term' --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) ---------------------------------------------------------------------