Abah,  
 
Tidak tersentuh apa2 Abah. Tidak sama volumenya antara kaldera sekarang dan 
volume yang dihitung Verbeek (1885) sebagai 18km3 itu. Kalderanya lebih besar. 
Verbeek memikirkan saat itu bahwa semua kaldera terbentuk karena hilangnya 
puncak gunung akibat erupsi. Padahal tak selalu begitu, kaldera malah lebih 
sering terjadi akibat collapse gunung itu setelah "kosongnya" batholith - 
kantong magma di bawahnya akibat dierupsikan. Jadi, menghitung volume 
piroklastika tak selalu paralel dengan volume kaldera. Kalau proses collapse 
dominan, maka volume piroklastika akan selalu lebih kecil.
 
Kan, katanya the show must go on, jadi walau seluruh langit di seluruh dunia 
menunjukkan lembayung senja yang aneh akibat abu volkanik tak turun2 selama 3 
tahun (1883-1886), sumur pertama tetap dibor di tahun 1885 di Telaga Said, tak 
peduli segelap apa pun langit...
 
salam,
awang

[EMAIL PROTECTED] wrote:
>
Pak Awang

Kali ini Anda sangat puitis , tersentuh apakah Anda ??? (heheheh).
Ada ceritera lucu juga mengenai Krakatoa ini (mungkin ada juga yg
tahu) , yaitu dulu pernah ada film dengan judul "Krakatoa EAST of
Java". Ceriteranya saya lupa , nonton dimanapun saya lupa.

Kembali kepada tsunaminya sendiri , apakah volume piroklastik
yang dihembuskan oleh Krakatoa itu sama atrau paling tidak juga
digambarkan oleh volume kaldera yang terbentuk setelah itu ?

Difikir fikir hebat ya Indonesia 1883 terjadi letusan Krakatoa
1885 mulailah era eksplorasi minyak di Telaga Said, cuma beda dua
tahun lho.

Si Abah .


__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

Kirim email ke