Yang jelas kalau di indonesia  mau menjadikan profesi wsg sebagai pilihan 
hidup lebih bagus jadi kontraktor karena umumnya dapat agak 
lumayan....(walau secara security mungkin kurang )

mungkin menjawab juga untuk Mas Amir...

kalau di negara asalnya sana...wsg termasuk profesi yang diminati termasuk 
oleh employee total sendiri....
waktu saya tanyakan kenapa kok ada employee total yang mau jadi permanen 
wsg...ya dari hitungan mereka ..mereka mungkin tidak dapat karier sampai 
ke puncak (G&G) tapi penghasilan mereka bisa lebih tinggi 1.5- 2x dari 
profesi lain (office geologist ) dengan waktu experience yang sama.... 
belum lagi schedule rotasi 1bulan on 1 bulan off.....

sebenarnya yang banyak bisa dipelajari waktu jadi well site lebih banyak 
masalah koordinasi daripada ilmu geologinya sendiri ...

Regards

Ferdinandus Kartiko Samodro
TOTAL E&P Indonesie Balikpapan
DKS/TUN/G&G 
0542- 533852






"Darman, Herman H BSP-TSX/4" <[EMAIL PROTECTED]>
01/02/2005 08:33 AM
Please respond to iagi-net

 
        To:     <iagi-net@iagi.or.id>
        cc: 
        Subject:        RE: [iagi-net-l] RE: Data Base Wellsite 
Geologist/Mudlogger


Sedikit berbagi pengalaman well-site:

Tahun 1997 saya sempat jadi well-site untuk 2 well sekaligus jadi company 
rep. Saya ikut seleksi mud logger dan 2nd well-site geologist. 
Mud logging company memberikan saya banyak CV. Sebagian besar orang India 
dan orang Vietnam. Orang Indonesianya hanya satu, kebetulan kakak kelas 
saya. Waktu saya pilih kakak kelas ini, mud logging company tsb bilang 
orang tsb sudah di book di company lain. Jadi tinggal pilih India atau 
Vietnam. Waktu tidak banyak jadi kita harus bergantung ke company ini. 
Company ini juga bilang banyak mud logger Indonesia tapi mereka semua 
sudah di book company lain. 
Akhirnya kita pilih orang India, paling tidak bahasa Ingris mereka lebih 
bagus dari orang Vietnam. CV orang Vietnam sebenarnya bagus-bagus, 
sebagian besar ambil MSc di Rusia. Jadi bahasa Ingris merupakan bahasa 
ketiga, setelah Vietnam dan Rusia.

Mud logging engineer (boss dari mud logging unit yang membawahi 2 mud 
logger (geologist) dan 2 sample catcher kami ditentukan oleh mud logging 
company karena mereka harus bertanggung jawab untuk seluruh mud logging 
unit. Satu orang India dan satu orang Filipina. Mereka kerja bagus dan 
berat. Rupanya mereka jarang pulang. Satu tahun 10 bulan offshore, 2 bulan 
di rumah. Ada kawan Indonesia lain yang lebih senior kasih komentar... 
" kalau orang Indonesia pasti ngak bisa pisah dari keluarga begitu lama. 
Selain itu orang Indonesia banyak maunya. Belum satu tahun sudah minta 
naik gaji. Orang India kerja keras, ngak banyak tuntutannya....Lagipula 
gajinya tidak jauh lebih besar dari orang Indonesia"
Seberapa jauh kebenaran komentar senior ini .. saya tidak tau.

Herman

-----Original Message-----
From: Sigit Ari Wibowo [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: 01 February 2005 08:07
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] RE: Data Base Wellsite Geologist/Mudlogger


Memang sebenarnya tenaga ahli WSG Indonesia ini gak kalah ya mas Vicky
dengan WSG dari luar,...

Mungkin mas Rovicky bisa memberikan "pencerahan", mengenai sertifikasi
sebagai salah pembuktian kompetensi keahlian, point apa saja yang bisa 
masuk
dalam sertifikasi tersebut...

Karena bisa juga barangkali, WSG dari luar memakai konsep sertifikasi
ini(dipakai sebagai standart begitu) untuk beradu argumen dengan WSG dari
Indonesia, kalau mereka lebih unggul dari kita, walaupun sertifikasi ini,
bisa jadi bukan syarat mutlak, untuk melihat keahlian tenaga ahli WSG
Indonesia...

Salam
Sigit

-----Original Message-----
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, January 31, 2005 9:50 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] RE: Data Base Wellsite Geologist/Mudlogger

Ada beberapa point yg dapat dipakai sebagai argumen dalam "menahan"
masuknya WSG dari luar negeri.

1. Ketersediaan tenaga ahli WSG di dalam negeri.

A. Daftar (list) tsb mungkin dapat sebagai data awal yg menunjukkan bahwa
kita (Indonesia) sudah mampu menyediakan tenaga ahli tsb.
Sertifikasi sebagai salah satu "prove" kompetensi keahlian ini sudah ada
(sayangnya jumlahnya masih terbatas). Juga beberapa WSG yg saat ini dapet
job di LN merupakan bukti bahwa WSG kita sudah kualified (termasuk mas
Dahlini dahlan yg di Murphy, My)

B. Jumlah tenaga WSG yg "beredar" yg sedang menunggu pekerjaan vs yg 
sedang
'on the job', sedang naik RIG. Ini akan menunjukkan bahwa kita bisa 
memenuhi
kebutuhan. Btw, saat ini banyak RIG yg sedang giat2nya ngebor. Jadi
kelangkaan ini mesti dilihat juga sebagai 'lubang'
masuknya WSG dari LN.

C. Jumlah lulusan Geologi yg sangat 'berlimpah' ini sangat mungkin
memerlukan "pengalaman" sehingga perlu ditampung sebagai "trainee".
Kesempatan ini harus diutamakan dan diberikan ke mereka. Ini wajib utk
"future need".

2. DEVISA .
Walau bagaimanapun juga masuknya WSG dari luar merupakan ancaman hilangnya
atau mengalirnya devisa keluar ke LN. Ini sangat jelas dan mudah
menjelaskannya. Ini dapat juga dianggap atau dimasukkan sebagai bagian 
dari
"local content".

3. New Drilling (Operations) Technology.
Seandainya keahlian khusus bagi WSG memang sangat diperlukan dalam sebuah
operasi pengeboran, misal HPHT di TOTAL, Deepwater, dll. Maka paling tidak
harus ada WSG lokal yg endampingi sebagai syarat utk alih tehnologi.
Partnership ini sudah terbukti efektif dimana WSG yg dulu semua dari luar
saat ini sudah mampu diisi oleh WSG dari lokal. Disini kita harus mampu
menjelaskan bahwa mana yg new tech dan mana yg bukan.
Disini akan terjadi 'pertarungan'.... disini titik lemah kita menyatakan
mana yg baru mana yg sudah biasa atau lazim. Sangat mungkin
kumpeni2 cenderung menyatakan sesuatu yg baru.. :)

4. COST atau BIAYA
Dengan menggunakan  tenaga lokal tentunya costnya lebih rendah. Tetapi ini
bisa menjadi bumerang dengan menekan harga WSG kita ... please consider 
this
! Apalagi kalau 'dipertandingkan' dengan India dan Cina.

Dengan demikian point 1B dan 3 yg merupakan 'lubang' yg mesti harus 
ditutup.
Dan kita harus meyakinkan bahwa kita sudah mampu mengisinya sendiri.

Nah buat temen-temen di oil Company yg masih muda, jangan enggan untuk
kelapangan (ke rig) walopun uang lapangannya kecil :(), karena banyak 
sekali
data-data yg dipakai di kantor berasal dari kegiatan WSG sebagai bagian
'data collecting'. Bagaimana memilih sample utk biostrat, sample utk 
geochem
dll ini semua memerlukan pengetahuan ttg WSG.
Tentunya sangat jelas terlihat bahwa kursus WSG bukan hanya utk menjadikan
anda sebagai WSG ataupun operation geologist ...
upst ! kok malah iklan kursus WSG ....

salam
RDP

On Mon, 31 Jan 2005 09:53:27 +0800, [EMAIL PROTECTED]
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Saya fowardkan ke iagi-net biar diskusinya diketahui masyarakat 
> pergeologian :-).
> 
> Saya ada beberapa tambahan.
> 
> Total sendiri masih menggunakan 2 wellsite expat, untuk sumur HPHT.
> Hal ini atas 'aturan' Total HQ untuk sumur eksplorasi, (utk. sementara 
> sumur HPHT masih dianggap eksplorasi).
> 
> Memang profesi wellsite bukan merupakan profesi dengan job security 
> tinggi. Tergantung aktifitas pengeboran.
> Umumnya pekerjaan ini dibebankan ke new recruit geologist untuk 'magang'
> sementara sebelum menjadi
> development geologist/ eksploration geologist, hal ini terjadi hampir 
> di setiap oil company.
> 
> Jadi tidak heran kalau tidak banyak yang berada di jalur ini lebih 
> dari 5 th. Karena lebih senang menjadi 'arm chair geologist', apalagi 
> kalau tunjangan lapangan nggak menarik (tul enggak?).
> 
> Soal serbuan Indian Wellsite Geologist, memang harus diantisipasi.
> Kelebihan mereka yang jelas bahasa Inggris, dan pendidikan. Umumnya 
> bergelar MSc (mengingat sistem & biaya pendidikan di India mendukung 
> utk. itu).
> Kalau  dari sisi pengetahuan teknis geologi/ wsg dan cost bisa diadu.
> 
> Cost nya bisa ditinjau dari administratif, daily rate dan social cost.
> Yang mungkin bisa dilakukan IAGI adalah menonjolkan parameter 'social 
> cost', bisa dilihat dari jumlah lulusan geologi dan penyerapannya di 
> Indonesia. Mungkin  persentase geologist pengangguran  bisa diketahui.
> Pengangguran disini berarti : memang pengin menjadi geologist, tetapi 
> tidak ada lowongan.
> Karena banyak juga lulusan yang tidak mau menjadi kuli terus. :-)
> 
> Regards,
> 
> =============================
> AMIR AL AMIN - DKS/OPG/WGO
> TOTAL E&P INDONESIE
> BALIKPAPAN
> (62-542)-534283 - (62)-811592277
> =============================

---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To 
subscribe,
send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website:
http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1:
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy
Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst :
Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M.
Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan
Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi
Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A.
Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
---------------------------------------------------------------------




---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy 
Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau 
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
---------------------------------------------------------------------


---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy 
Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau 
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
---------------------------------------------------------------------





---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
---------------------------------------------------------------------

Reply via email to