>
  Saya sependapat dengan Awang , bahwa hak setiap orang untuk bekerja
dimana saja , dan mengapa orang mau bekerja diluar Indonesia tentunya
karena mengharap yaang lebih baik (dalam segala aspek tentunya , dan ini
sebenarnya subyektif , walaupun bisa dicari apa alsan umumnya).
"Brain drain" atau tidak sebenarnya tidak jadi masalah kalau seluruh stake
holder mendapatkan benefit , apakah itu pengalaman , berkibarnya merah
putih dimana mana ., dsb.
Pertanyaan saya adalah pernahkah BPPKA (dulu) atau BP Migas (sekarang)
membuat analisa (kondisi saat ini) mengenai kondisi gaji (plus benefit
lainnya) sehubungan dengan biaya operasi KPS.
Dalam artian mana yang lebih menguntungkan memakai "exprienced local"
dibandingkan dengan "experienced international".
Saya suka tertawa sendiri kalau melihat bagaimana staf staf
"international" yang sebenarnya mutunya hanya pas pas - an , memdapatkan
gaji (plus rumah di Kemang , supir , jaga rumah dsb) kok masih dipakai
juga disini.
Jadi kalau memang mau menahan "brain drain" kita harus memperjuangkan agar
gaji (danm benefit) lainnya selaras dengan "expatriate".

   Drai sejak saya menjadi KETUM saya palin risi kok kalau melihat masih
ada "educational / tarining " bonus dalam kontrak KPS.
WEong kita sudah lebih dari tiga puluh tahun mengaplikasikan PSC's system
. masa orang Indonesia tak pinter pinter ?.
Ini menunjukan secara langsung "rasa rendah diri " kita dibanduingkan
kumpeni kumpeni yang datang.
Hapus saja bunis seperti itu untuk dimasa datang , kalau negara mau
mencari uang , ya dengan cara yang lebih elegant lah .

Si Abah
(yang tetap gembira dn bangga dengan brain drain yang terjadi)



  SDM BPMIGAS sudah mencermati brain drain ini kok, coba perhatikan kalau
> ada rapat2 RPTK/RPTKA, tapi hak bekerja di mana saja adalah hak asasi
> setiap orang dan BPMIGAS tak akan mencegah2. Hanya, kalau semakin banyak
> tenaga expat di oil companies, inilah suatu kompensasi brain drain tenaga
> nasional yang berpengalaman. Ada yang keluar, ada yang masuk, wajar saja.
> Dan, ini pula biasanya yang dijadikan alasan para oil companies untuk
> meminta agar para expat-nya diperpanjang masa kerjanya di Indonesia :
> "kami kekurangan tenaga nasional berpengalaman Pak, banyak yang keluar dan
> pergi ke Malaysia dan Timur Tengah". Nah...daripada menerima fresh grad
> yang butuh >5 tahun dididik biar bepengalaman, jalan pintas dipakai,
> mendatangkan expat atau memperpanjang yang sudah 6 tahun di Indonesia.
>
> Kalau banyak tenaga nasional berpengalaman di Indonesia, BPMIGAS akan
> punya cukup amunisi buat menangkal dan tidak memperpanjang expat, kalau
> tidak...?
>
> Ini tidak berakhir di BPMIGAS saja, tetapi bergulir juga di BAPENAS dan
> Depnaker. Katanya SDM BPMIGAS mau membahas masalah brain drain ini.
>
> Sekali lagi, bekerja di mana saja adalah hak asasi setiap orang, hanya
> satu "drain" tak akan berdiri sendiri dan bukannya tanpa akibat. Kalau ada
> brain drain maka akan ada kekosongan di tempat yang ditinggalkan. Kalau
> tempat itu diisi expat, yah... negara membayar lebih mahal sebenarnya .
>
> Salam,
>
> awang
>
> "Shofiyuddin"
>
>
>
> ess.com> cc:
>
> Subject: FW: [iagi-net-l]
> Formasi PP-IAGI 2005 - Perubahan Pengurus
> 02/16/2005
>
> 12:42 PM
>
> Please respond
>
> to iagi-net
>
>
>
>
>
>
>
> Yang lainnya bakalan nyusul seiring dengan keinginan untuk go
> international dan untuk investasi buat masa depan anak anaknya. Gaji dan
> fasilitas barangkali faktor utama yang mendorong mereka kerja di
> overseas ini.
> Yang aku cukup tertarik adalah bagaimana reaksi negara dalam hal ini BP
> Migas (?) melihat hal ini. Kemarin waktu ada isu wellsite geologist dari
> india, kita sudah kelihatan panik sehingga buru buru dicari dan dibuat
> listnya. Sekarang bagaimana?
>
>
>
> Salam
> Shofi
>
>
>
> __________________________________________________
> Do You Yahoo!?
> Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around
> http://mail.yahoo.com



---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke