Cari selamat ketika tsunami datang memang prioritas Namun bila berpikir jauh ke depan, akankah saintis dan enjinir mulai mengembangkan "penangkal tsunami" menggunakan nuklir, seperti film-nya deep impact yg dgn kekuatan bom bisa meledakkan meteor yg akan jatuh ke bumi.
Prinsip pemantulan/difraksi/interferensi gelombang sepertinya bisa menjadi acuan untuk merancang pembangkit gelombang dari darat yang menggetarkan air laut sehingga mampu melemahkan gelombang tsunami yang datang... salam, fatrial --- "O.K Taufik" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > > Apa Pengalaman Berharga Dari Gempa? > > > > Medan, WASPADA Online > > Gempa 28 Maret 2005 sempat membuat banyak penduduk > Medan dan sekitarnya > panik. Guncangannya sangat keras, belum pernah > dialami sebelumnya. > Ketika guncangan itu dibandingkan dengan gempa pada > 26 Desember 2004 > yang meluluhlantakkan NAD dan beberapa negara > lainnya, maka wajar saja > sebagian masyarakat, khususnya di daerah pesisir, > mewaspadai kemungkinan > munculnya gelombang tsunami. Begitu provokator > berteriak "tsunami", > sebagian masyarakat pasti lari mencari tempat aman. > > > > Kepanikan seperti itu bisa saja terjadi karena pada > saat itu hubungan > telekomunikasi sempat terputus, listrik padam > sedangkan aparat > pemerintah pasti mendahulukan keselamatan > keluarganya sehingga > masyarakat tidak mendapatkan informasi yang layak > dipercaya. > > > > Karena penyesalan selalu datang belakangan, maka > pengalaman adalah guru > yang berharga. Gempa 28 Maret itu memberi pengalaman > sebagai berikut: > > > > 1. Kamar tidur tidak dibiarkan gelap gulita. Perlu > penerang minimal > 10-25 watt agar Anda dapat lari keluar kamar tanpa > menabrak sesuatu. > Senter atau lampu baterai tetap siap pakai di > sebelah tempat tidur dan > pintu keluar jika listrik padam saat gempa. > > > > 2. Kunci rumah tidak dicabut dari tempatnya. Jika > Anda lebih > mengkhawatirkan kemalingan daripada gempa, maka > kunci tersebut boleh > dicabut dan diletakkan di tempat rahasia keluarga. > Lagi, perlu penerang > di sekitar pintu rumah agar Anda tidak kehabisan > waktu meraba lobang > kunci dalam gelap. > > > > 3. Jika pintu rumah Anda dilapis dengan pintu besi, > perlu > dipertimbangkan kembali apakah pintu besi itu perlu > digembok. Terlalu > banyak gembok akan memperlambat Anda keluar dari > rumah. > > > > 4. Jika Anda berhasil keluar dari rumah, hati-hati > dengan tumbangnya > kabel listrik dan pohon besar. Juga hati-hati dengan > pengemudi kenderaan > yang meninggalkan daerah gempa dengan panik. > > > > 5.Jika Anda menghuni bangunan bertingkat, keberadaan > di lantai teratas > lebih kecil risikonya dibanding keberadaan di > bawahnya. > > > > 6.Memonitor informasi tentang pasca gempa melalui > radio, televisi atau > menelefon kantor suratkabar, khususnya memonitor > kemungkinan terjadinya > gelombang tsunami. Jika listrik padam, gunakan radio > transistor atau > radio di dalam mobil. Jika Anda tahu menggunakan > internet, Anda dapat > mengetahui dengan cepat tentang epicenter (pusat) > gempa, sekaligus > memprediksi kemungkinan tsunami, dengan membrowse > website www.usgs.gov. > > > > 7.Pasca gempa biasanya arus telefon selalu penuh. > Gunakan telefon hanya > untuk keperluan darurat yakni meminta pertolongan. > > > > 8.Jika Anda dan keluarga selamat keluar rumah, > periksa baik-baik rumah > Anda sebelum memasukinya kembali. Kemudian bantulah > tetangga seandainya > ada yang tertimpa bencana. > > > > 9.Karena pemerintah selalu lamban menangani bencana, > Anda biasakanlah > menyimpan stok makanan dan minuman, minimal untuk > kebutuhan tiga hari. > Juga obat-obatan pertolongan pertama, seperti > perban, obat luka dll. > > > > Demikian petikan pengalaman dari sejumlah orang dan > kutipan petunjuk > Palang Merah AS. (m02) > > > > --------------------------------------------------------------------- > > To unsubscribe, send email to: > [EMAIL PROTECTED] > > To subscribe, send email to: > [EMAIL PROTECTED] > > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > > IAGI-net Archive 1: > http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > > IAGI-net Archive 2: > http://groups.yahoo.com/group/iagi > > Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy > Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id > > Komisi SDM/Pendidikan : Edy > Sunardi([EMAIL PROTECTED]) > > Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) > > Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) > > Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] > atau > [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi > Dahlius([EMAIL PROTECTED]) > > Komisi Database Geologi : Aria A. > Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) > > --------------------------------------------------------------------- > > > > __________________________________________________ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) ---------------------------------------------------------------------