Posting-nya Pak Min dan Ferry tentang pernyataan sebenarnya dari Prof Ray Cas 
tentang next supervolcano eruption yang bisa terjadi entah di Naples, 
Indonesia, South America, Selandia Baru, USA, dll tempat di planet Bumi kok 
mesti dikait2kan ke gempa Aceh, Nias, dan mesti menunjuk Toba yang akan jadi 
erupsi supergunungapi itu ? Kalau lihat posting Pak Min dan Ferry itu, tak ada 
Toba disebut. Nah...kok wartawan Suara Merdeka itu "ujug-ujug" menunjuk Toba. 
Kalau ini sudah jadi pengetahuan masyarakat, wah bisa berbahaya. Apalagi 
katanya korbannya bisa sampai jutaan...
 
Berikut ini komentar saya yang intinya bahwa Toba tak semudah itu untuk 
dibangkitkan lagi
 
Gempa-gempa besar memang bisa berhubungan dengan peningkatan aktivitas 
volkanik. Gempa Aceh kemarin membuktikan hal itu - ada beberapa peningkatan 
volkanisme di beberapa gunungapi di Sumatra. Itu mudah dipahami sebab hampir 
semua gunungapi di Sumatra (Bukit Barisan) duduk persis di jalur Sesar Sumatra 
(Semangko). Walaupun komposisinya calk alkaline andesitik, kemunculan 
gunung2api di Sumatra lebih terkait ke Sesar Sumatra daripada Benioff Zone, 
apalagi oblique subduction di sini membuat slab oceanic plate yang menyusup di 
bawah Sumatra tak sempurna masuk ke zone partial melting tempat asal magma 
berasal.
 
Kalau Gempa Aceh kemarin itu mengaktifkan gerakan Sesar Sumatra (ini pun masih 
harus dibuktikan dengan pengukuran detail GPS), kaitannya ke peningkatan 
aktivitas gunungapi2 di sepanjang sesar ini mudah dipahami sebab memang gempa 
seringkali mengaktifkan migrasi fluida di bawah permukaan - termasuk magma. 
Gempa bisa meningkatkan fluiditas magma. Karena Sesar Sumatra menjadi konduit 
buat magma naik membentuk gunungapi2 Sorik Merapi, Kerinci, Talakmau, Kaba dkk; 
maka reaktivasi Sesar Sumatra akibat gempa otomatis akan punya efek berantai ke 
peningkatan aktivitas gunungapi. Waktu Gempa Aceh itu, Dit. Volkanologi Seksi 
Pengawasan Gunungapi Indonesia Barat mencatat peningkatan aktivitas Gn. Kerinci 
(perbah saya posting di milis ini).
 
Nah, kembali ke Toba. Kita mengenal Toba adalah sebuah danau permai nan indah - 
tapian na uli - dengan Pulau Samosir di tengahnya. Posisi tektonik Danau Toba 
tidak di atas jalur Sesar Sumatra, tetapi di sebelah timurnya. Danau Toba tidak 
terbentuk oleh mekanisme pull-apart sesar mendatar sebagaimana banyak danau2 
lain di Bukit Barisan itu (Ranau, Singkarak, Kerinci, Maninjau, dll). Tetapi 
Danau Toba terbentuk oleh collapse (runtuh) setelah erupsi gunungapi yang 
pernah ada di sini dulu (katakanlah Gunungapi Toba). Maka, di literatur2 
terkenal bahwa Danau Toba adalah danau volkano-tektonik. 
 
Dalam volkanologi, Toba pun terkenal dengan endapan ignimbrit-nya, welded dan 
unwelded tuff. Begitu luasnya ladang ignimbrit di sini, 20.000-30.000 km2, 
termasuk yang paling luas di dunia. Untuk menghasilkan endapan seluas itu 
paling tidak telah dimuntahkan piroklastika sebanyak 2000 km3. Bagaimana 
sejarah letusan gunungapi ini ? Beberapa volcanologists zaman dulu (termasuk 
van Bemmelen, 1939, 1949) mengulasnya dengan baik. Ignimbrit selalu dikaitkan 
dengan fissure eruption ala Katmai. Begitu juga mekanisme letusan Toba. Toba 
menduduki apex dari suatu tinggian yang oleh van Bemmelen (1939) disebut Batak 
Tumor berukuran 275x150 km dan sebagian besar berbatuan andesitik. Pada Early 
Quaternary, Batak Tumor ini mengalami arching-up, membubung ke atas dan membuka 
retak2 fissures di puncaknya. Pengangkatan ini mendekatkan batholith granit ke 
puncak. Erupsi linear terjadi, memuntahkan magma riolitik yang sebagian besar 
melalui nuees ardente (awan panas) turun ke lembah2 sekeliling B
 atak
 Tumor - inilah yang menjadi endapan ignimbrit. Walaupun letusannya linear dan 
via fissures tetapi karena magmanya asam, maka erupsinya hebat. Tercatat bahwa 
abu - tuf-ignimbrit ditemukan sampai sejauh 400 km ke arah Malaysia. 
 
Sehabis erupsi paroxysmal itu, yang terjadi 70.000 tahun yang lalu ( Knight et 
al 1986-Journal of Geophys Res 91), runtuhlah puncak Toba dan membentuk kawah. 
Ini gejala biasa akibat pengosongan kantong magma. Kemudian, setelah influx 
magma terjadi lagi, gerak batholith yang baru mengangkat sebagian runtuhan di 
dasar kawah dan sebagian dikenal menjadi Pulau Samosir (inilah resurgent 
couldron - suatu gejala spesifik di Toba). Fase terakhir perkembangan Toba 
adalah terbentuknya gunung Pusuk Bukit di BD Toba yang bermagma andesit.
 
Dalam sejarah yang tercatat (sejak tahun 1600), Toba tidak dimasukkan sebagai 
gunungapi yang aktif (kelas A). Gunung Pusuk Bukit, fase terakhir Toba memang 
menunjukkan status solfatara dan fumarola, tetapi erupsi Toba terakhir terjadi 
70.000 tahun yang lalu dalam magma asam yang asal kontinen (berdasarkan isotop 
Sr 86/Sr 87). Dengan demikian sejarah volkanisme Toba bisa dibagi jadi 5 tahap 
: (1)pre-Toba andesites - singkapannya ada di North Samosir dan Dolok Siantar, 
(2) Toba fissure euption - 70.000 tyl yang mengendapkan ignimbrit, (3) 
formation of Toba crater, (4) formation of Samosir and Uluan Block melalui 
pengangkatan kawah-resurgent couldron, (5) post-Toba andesitic volcanism Pusuk 
Bukit. 
 
Bagaimana pengaktifan oleh gempa2 besar ? Kenapa mesti menunjuk Toba ? Kalau 
saya lebih mengkuatirkan gunungapi2 yang persis duduk di Sesar Sumatra (Sorik 
Merapi, Marapi, Talak Mau, Talang, Kerinci, Kaba). Kalau kantong magma gunung2 
ini sudah penuh, goyangan sedikit dan percepatan gerak pada Sesar Sumatra bisa 
mengaktifkan hal ini. Tetapi, ini gunung2 andesitik. Pengalaman menunjukkan 
bahwa magma andesitik dari Pacific suite (termasuk di Indonesia) tak 
menunjukkan letusan ala Plinian yang sehebat Krakatau saat ia sudah riolitik. 
 
Salam,
awang

"R.P.Koesoemadinata" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Kalau prediksi ini benar2 dianggap bisa diyakini kebenarannya, apa yang bisa
dilakukan Pemerintah atau PBB, ungsikan selurh penduduk Sumatra bagian
Utara? bahkan seluruh daerah pantai di Malaysia, Thailand dan Indonesia,
karena tsunami akan timbul juga?
Atau kita tinggal menunggu nasib saja?
RPK
----- Original Message -----
From: "mohamad untung" 
To: ; "Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI)"

Sent: Wednesday, April 06, 2005 2:24 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] FW: peringatan letusan gunung api di toba


> Ungkapan yang mengandung prediksi ini sangat menarik. Sayangnya tidak
> dilengkapi dengan alasan-alasan yang sifatnya ilmiah dan teknik. Menurut
> saya dia (Prof. Cas)perlu dihubungi atau dipanggil ke Indonesia untuk
> menerangkan dasar-dasar rinci prediksi tersebut.
> Walaupun demikian kita perlu waspada dan mulai dengan langkah-langkah yang
> memadai. Misalnya dengan pengamatan kegempaan (seismicity) dan kemagnetan
> yang terus menerus. Titik amat kegempaan dan kemagnetan yang ideal ada
> beberapa, katakan 8 sampai 10 yang berlangsung lama, yaitu sampai 3 atau 4
> tahunan. Dipasang didaerah yng yng dicurigai. Setiap hari dilakukan
analisis
> tentang kejadian pada hari itu. Saya yakin pasti ada sesuatu yang di dapat
> berkenaan dengan gempa dan/atau kegiatan gunung api.
>
> Dari seminar internasional " INTERNATIONAL SEMINAR on GEOMAGNETSM,
> GEOMAGNETIC OBSERVATIONS AND THEIR PPLICATION " yang disponsori oleh BMG
dan
> IAGA (International Association of Geomagnetism and Aeronomy) di NAM
CENTER,
> Jakarta, tgl. 1-3 Desember 2004 oleh Jann-Yeng Liu, seismologist dan
> geophysicist dibahas masalah ini dengan judul Seismo-Geomagnetic Anomalies
> monitored by magnetometers. Percobaan dilakukan di Taiwan. Terdapat
hubungan
> langsung antara "annual change rates" dari medan magnet total dengan
> kejadian gempa. Gempa yang tercatat biasanya > 6,0 SR. Magnetometer yang
> digunakan ialah magnetoter yang biasa kita pakai untuk eksplorasi dengan
> ketelitian 0,1 nT (Geometrics, Model G856). Mengapa tdak kita coba. Tidak
> mahal. Ini ialah bagian penting dari mitigasi. Untuk lebih jelas hubungi
> Jann-Yeng Liu dari "Insstitute of Space Science". E-mail:
> [EMAIL PROTECTED]
> Salam,
> M. Untung
>
> Original Message -----
> From: "Fatrial Bahesti" 
> To: 
> Sent: Wednesday, April 06, 2005 8:30 AM
> Subject: [iagi-net-l] FW: peringatan letusan gunung api di toba
>
>
> >
> > ----
> >
> > SUARA MERDEKA
> >
> > Sabtu, 02 April 2005
> > NASIONAL
> >
> >
> > Pakar Peringatkan Letusan Gunung Api di Danau Toba
> >
> > SYDNEY - Ketika Indonesia sedang berjuang keras
> > mengevakuasi
> > para korban gempa di Pulau Nias, seorang pakar
> > Australia
> > memperingatkan bahwa wilayah Sumatera bakal diguncang
> > letusan
> > gunung berapi sangat dahsyat.
> > Skala bencana ledakan ''super volcano'' itu
> > diperkirakan jauh
> > lebih besar daripada tsunami 26 Desember dan gempa 28
> > Maret lalu.
> > Profesor Ray Cas dari Fakultas Ilmu Bumi Monash
> > University
> > mengatakan, letusan gunung berapi paling dahsyat itu
> > bakal
> > terjadi di Danau Toba, Sumatera Utara.
> > Dia mengatakan kemarin, Danau Toba terletak di jalur
> > patahan
> > di bagian tengah Pulau Sumatera. Sejumlah ahli
> > seismologi juga
> > mengatakan, gempa besar ketiga mungkin akan
> > mengguncang wilayah
> > tersebut, menyusul gempa 9,0 skala Richter pada 26
> > Desember dan
> > 8,7 skala Richter pada 28 Maret lalu.
> > Letusan-letusan vulkano besar yang berpotensi
> > menewaskan jutaan
> > orang dan menimbulkan kerusakan hebat akan terjadi
> > setelah satu
> > ledakan pertama.
> > Menurut Cas, super volcano itu hanya menunggu waktu.
> > Dia menambahkan ledakan tersebut merupakan ancaman
> > terbesar bagi
> > planet ini. Sebab, letusan hebat itu bisa menyebabkan
> > bencana
> > terbesar dalam sejarah modern.
> > 'Super volcano pasti meledak,'' kata Cas. ''Ledakan
> > itu terjadi
> > setiap 50 atau 1.000 tahun. Cepat atau lambat, salah
> > satu
> > letusan dahsyat itu akan mengguncang planet ini.''
> > Menurutnya, ledakan-ledakan hebat gunung berapi pernah
> > terjadi di Italia, Selandia Baru, Amerika Selatan, AS,
> > dan
> > Indonesia. Dalam Waktu Dekat Ledakan terbesar
> > berlangsung di
> > Danau Toba, yang telah menciptakan kawah berdiameter
> > 90 kilometer.
> > Menurut Prof Cas, siklus ledakan hebat 2.000 tahunan
> > telah tiba
> > waktunya. Para pakar vulkanologi di seluruh dunia
> > sedang mengamati
> > dan menunggu terjadinya bencana besar dalam waktu
> > dekat.
> > Menurut Cas, ledakan besar terakhir yang secara ilmiah
> > disebut caldera terjadi 2.000 tahun lalu di Selandia
> > Baru.
> > Dia mengatakan, ledakan-ledakan itu begitu kuat
> > sehingga sejumlah
> > besar bebatuan dan debu terlontar ke atmosfer. Ada
> > risiko ledakan
> > itu menimbulkan tsunami karena guncangan vulkanik
> > melanda lautan.
> > ''Kemungkinan korban tewas bisa mencapai ratusan ribu
> > sampai
> > jutaan. Ada implikasi serius terhadap iklim, cuaca,
> > dan
> > keberlangsungan produksi pangan,'' kata dia.
> > Dia menambahkan, meski ada ancaman dalam waktu dekat,
> > negara-negara
> > sekitar tampaknya belum siap.
> > ''Masalah terbesar adalah, banyak gunung berapi yang
> > berpotensi
> > meletus itu mungkin tidak dipantau dengan semestinya.
> > Tentu saja,
> > kita harus belajar dari bencana tsunami Desember
> > lalu,'' kata dia.
> > Gempa-gempa di lepas pantai Aceh barat dan Pulau Nias
> > terjadi di
> > sepanjang jalur patahan lepas pantai barat Sumatera.
> > Gempa-gempa
> > itu menciptakan tekanan seismologis yang dapat
> > mempercepat letusan
> > gunung berapi.
> > Cas mengatakan, letusan vulkano hebat terjadi di Danau
> > Toba
> > sekitar 73.000 tahun lalu. Skala ledakannya begitu
> > besar sehingga
> > mengubah iklim dunia.
> > ''Ledakan tersebut mengakibatkan tersemburnya 1.000
> > kilometer
> > kubik debu dan bebatuan ke atmosfer. Sebagian besar
> > debu itu
> > menghalangi sinar matahari.
> > Akibatnya, dunia memasuki zaman es,'' kata dia.
> > Ilmuwan itu mengatakan super volcano mencerminkan
> > potensi bahaya
> > terbesar dari Bumi. ''Ancaman dahsyat lainnya berasal
> > dari angkasa
> > luar, yakni jatuhnya asteroid besar,''
> > tambahnya.(yahoo-afp-ben-46)
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > __________________________________
> > Do you Yahoo!?
> > Make Yahoo! your home page
> > http://www.yahoo.com/r/hs
> >
> > ---------------------------------------------------------------------
> > To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
> > To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
> > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> > Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy
> Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> > Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> > Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> > Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> > Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
> [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> > Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> > ---------------------------------------------------------------------
> >
>
>
> ---------------------------------------------------------------------
> To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
> To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy
Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> ---------------------------------------------------------------------
>
>



---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
---------------------------------------------------------------------





                
---------------------------------
Do you Yahoo!?
 Make Yahoo! your home page   

Kirim email ke