> Memang benar IAGI/HAGI bergerak pada tataran moral. Hanya saja sekarang
> ini
> kita melihat mendesaknya kebutuhan agar masyarakat sekitar Mentawai (atau
> beberapa tempat lain di sepanjang pantai barat Sumatera) disiapkan jalur
> evakuasinya dll. Ini memerlukan kerja beragam pihak, dan seyogyanya
> dikoordinasi pemerintah, bahkan mestinya nampak hal ini di inisiasi
> pemerintah. Kalau jalur road show dll yg sudah dilakukan nampaknya tidak
> cukup juga (seperti yg terindikasikan dalam tulisan Ketum IAGI), maka kita
> tidka bisa berkata "pokoknya kita sudah beritahu", lalu "selanjutnya
> terserah anda".
>
> Tidaklah salah kalau kita memastikan semua pendapat / anjuran / desakan
> berdasarkan kaidah ilmiah itu tiba disemua tempat yang dituju, termasuk
> pengambil keputusan publik di republik ini. Disinilah saya melihat
> perlunya
> disampaikan ke masyarakat umum (termasuk lembaga eksekutip negara) melalui
> lembaga yang formal dan dihormati. Gunanya agar pendapat / anjuran /
> desakan
> tadi mendapat tambahan bobot sehingga semoga diperhatikan.
>
> Mohon maaf, saya tak hendak berdebat soal ini. Karenanya tulisan saya ttg
> hal ini saya cukupkan disini.
> Rasanya malu, para pakar sedang sibuk berpikir teknis dll, saya malah
> bersoal dgn hal komunikasi.
> Semoga kita semua selamat.
>
> bat
>
> -----Original Message-----
> From: Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]>
> To: iagi-net@iagi.or.id, "Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI)"
> <[EMAIL PROTECTED]>
> Cc: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED]
> Date: Tue, 12 Apr 2005 11:55:01 +0800
> Subject: [iagi-net-l] Apa strategi IAGI-HAGI ? --> was Khabar dari Padang
>
>> On Apr 12, 2005 8:24 AM, Batara Sakti Simanjuntak <[EMAIL PROTECTED]>
>> wrote:
>> > DI ujung perjalanan keputusan publik, maka lapangan politiklah yang
>> bicara.
>> > Segala desakan kaum profesi tidaklah akan bergema kecuali desakan itu
>> > diterjemahkan dalam lapangan politik. IAGI masuk partai ?...tak
>> usahlah.
>> > Tapi IAGI & HAGI bisa bolak balik ke DPR, bolak balik omong ke alumni
>> yang
>> > sekarang duduk disana.....kita bisa juga turun ke jalan sekedar
>> membuat
>> > concern kita masuk ke media massa, supaya tiba di telinga otoritas
>> dengan
>> > disertai sedikit pembebanan publik. Sementara jalur "dalam" lewat
>> rancangan
>> > kang Djedi dkk jalan terus. Ini masanya ambil tindakan kawan.
>> >
>> > bat
>>
>> Perlu diingat bahwa IAGI dan HAGI merupakan organisasi profesi yg lebih
>> diutamakan utk "bergerak" dalam tataran *moral*, bukan tataran
>> *praktis*.
>> Namun seperti yg ditulis oleh Mar'ie Mohammad di koran Kompas kemaren,
>> bahwa
>> saat ini masyarakat sedang mengalami krisis kepercayaan terhadap
>> pemerintah,
>> krisis kehilangan kepercayaan pada pejabat formal serta instansi2
>> resmi. Ini
>> yg perlu diperbaiki.
>> Tentunya bukan IAGI terus mengambil alih tugas-tugas pemerintah, bukan
>> pula
>> berperan menjadi pejabat, dan bukan menyaingi pekerjaan instansi.
>> Justru
>> tugas berat IAGI-HAGI harus dapat mengembalikan kepercayaan masyarakat
>> kepada pemerintah beserta instansinya. Krisis kepercayaan ini yg harus
>> kita
>> coba kembalikan ke arah yg benar.
>>  Memang ada bebrapa jalan pemikiran ketika sebuah fenomena ini muncul
>> yaitu
>> misalnya membagi dua antara pemikiran dalam konsisi normal dan dalam
>> kondisi
>> darurat (misal ketika terjadi bencana). Dalam kondisi normal tentunya
>> pemerintah dan jajaran instansi terkaitlah yg harus bergerak. Namun
>> dalam
>> kondisi darurat siapa saja bisa bergerak lebih dulu karena yg berlaku
>> sepertinya hanyalah "menyelamatkan diri". Proses penyelamatan diri yg
>> tidak
>> terkoordinir tentunya merupakan bencana sekunder yg tidak kalah besar
>> korban
>> harta dan nyawa yg harus ditanggung.
>>  Nah jalur-jalur mana saja yg perlu dilakukan HAGI-IAGI ?
>> Ada beberapa media yg dapat dipakai untuk mengkomunikasikan suara
>> IAGI-HAGI.
>> Misalnya jalur suara media publik (koran, TV, Internet, Radio dsb).
>> Jalur
>> politik melalui DPR, jalur instansional melalui P3G, Bakosurtanal, VSI,
>> BMG
>> dll. Juga salah satu pengungkapan aspirasi adalah melalui demonstrasi
>> (tentunya bukan demo teriak-teriak di jalan-jalan, eh tapi siapa tahu
>> ya ?


    Rekan rekan

    Setelah melihat betapa lambannya Pemerintah melakukan sikap dalam
    mengatasi (bukan daari segi mitigasinya krn dalm hal ini kelihatannya
    sudah lumayan) , akan tetapi langkah langkah strategis dalam hal
    berikut :
    1. Sosialisasi kpd masyarakat mengenai persiapan menghadapi bencana
       geologi.
    2. Penyiapan data teknis yang seyogyanya dihasilkan oleh penelitian /
       dalam meneliti sebab musabanya bencana.
       Saya kira kita harus "malu" bahwa sinyalemen mengenai bencana yang
       diekspos oleh media datang dari LN. Hal ini seolah - olah para ahli
       kebumian kita tidak mengetahui kondisi rumahnya sendiri.
       Padahal sebenarnya tidak demikian , yang benar adalah media kita
       (dulu pre tsunami) tidak pernah atau sangat sedikti mempubliksikan
       hal hal yang berhubungan dengan itu.
    3. Belum lagi anggaran yang diperlukan dalam hal itu selalu sangat
       minim , dan se-olah2 suidah sangat bangga kalau ada fihak LN yang
       mengulurkan tangan untuk melakukan penelitian , kemudian
       dipublikasikan diluar sehingga se-olah2 merupakan hasil karya mereka.


     Nah melihat hal ini , Si Abah setuju kalau kita minta ijin untuk
     melakukan demonstrasi di Bundaran HI jalan ke Istana Negara .
     Soalnya sekarang , adalah paa yang akan dituntut agar jelas dan tetap
     fokus pada persoalan.
     Apa salah kalau Organisasi profesi demonstrasi , saya kira tidak
     sepanjang pesan yang dibawakan jelas mewakili aspirasi masyarakat.
     Toh tujuannya , membangunkan kesadaran Pemerintah dan maasyarakat.


     Kalau PP IAGI dan HAGI sepakat aku  daftar, RDP harus turuin gunung
     darri KL

>> :). Atau jalur langsung ke masyarakat seperti yg sudah dilakukan selama
>> ini
>> dengan sosialisasi dimana ini cara yg praktis, mudah, efektif tapi
>> mungkin
>> kurang efisien dan melelahkan.
>>
>> Buanyak jalan yg dapat dilakukan anggota IAGI-HAGI. Namun saya rasa
>> sebagai
>> sebuah organisasi IAGI-HAGI tidak hanya akan menggunakan apa kata AA
>> Gym
>> dengan 3M (mulai dari diri sendiri, mulai dari yg kecil, mulai dari
>> sekarang). Saya rasa saat ini IAGI dan HAGI sudah dituntut *lebih* dari
>> itu,
>> IAGI_HAGI memiliki kelebihan jadi harus menggunakan kelebihannya dengan
>> lebih efisien dan efektif. Jelas kelebihan IAGI-HAGI ada dalam
>> *pemikiran*.
>> Tuntutan itu datangnya tidak hanya karena situasi yg kurangnya
>> kepercayaan
>> rakyat ke pemerintah, namun juga sudah banyak anggota yg ikutan
>> "*gemes"*melihat fenomena alam ini.
>>
>> Salam
>> RDP
>> --
>> Education can't stop natural disasters from occurring,
>> but it can help people prepare for the possibilities ---
>>
>
>
>
> ---------------------------------------------------------------------
> To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
> To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy
> Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau
> [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
> ---------------------------------------------------------------------
>
>



---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
---------------------------------------------------------------------

Reply via email to