setuju lah sama kangmase Aris..... gak ada yang dirugikan dan gak ada yang merugikan......dan ini gak ada hubungannya sama nasionalisme bla...bla..bla...
karena pada kebanyakan kasus posisi ekspatriate yang diributkan dan dijadikan alasan di RPTK untuk nambah bule itu juga (kemungkinan besar) gak akan diberikan ke orang kita kalau yang di luar pada balik......hik...hik.... salam, ----- Original Message ----- From: <[EMAIL PROTECTED]> To: <iagi-net@iagi.or.id> Sent: Thursday, May 12, 2005 3:02 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Kemana mereka ? > > pak rovicky dan rekan-rekan - > > mohon maaf, saya kok masih agak kurang setuju dengan kita terus > mengungkit-ungkit perihal brain drain ini. seperti email saya dulu, santai > sajalah, bukannya pesimis lho pak andang. saya setuju dengan pak koesoema, > kalau brain drain ini fenomena natural saja karena globalisasi, dan bukan > terus disetop hanya karena hitungan "current economy" yang kurang jelas. > hitung2an ekonomi seperti ini kadang2 malah salah kaprah, ingat saja > perhitungan "ekonomi" untuk menghalalkan sby menaikkan harga bbm. > > mungkin sih maksudnya supaya gimana caranya renumerasi gge di indonesia > juga terkatrol naik, tapi kemungkinan malah dapet celakanya. saya percaya > dengan adam smith, bahwa sesuatu yang dikontrol naturally oleh market force > akan lebih baik untuk semua pihak. nah, fenomena brain drain ini jelas > tidak dikontrol siapa2, tapi hanya karena kekuatan tangan pasar saja. ini > justru bagus, karena kalau sudah diatur-atur, apalagi diatur oleh yang > namanya pemerintah indonesia, kita semua akan celaka tiga belas juta. > > sikap bp migas dan pak awang pun saya sangat salut, membiarkan fenomena ini > sebagai fenomena natural dan tidak ikut cawe-cawe atau campur tangan. coba > saja kalau bp migas kegerahan karena dikomporin "perhitungan ekonomi brain > drain" yang menyimpulkan bahwa brain drain merugikan negara, terus dengan > kekuatan politik-nya membuat hukum atau aturan baru untuk melarang semua > kemungkinan brain drain (misalkan dengan kontrol imigrasi atau tidak boleh > keluar kerja dari psc kalau ke luar negeri, atau disuruh bayar fiskal > usd1000 untuk professional tki setiap pergi) dengan alasan merugikan > negara..... gimana coba? apalagi pak ketum iagi kita sudah mulai berkenan > turun gunung memberi petunjuk ttg soal ini, dan sudah mau ketemu dpr > lagi..... ini worst case scenario lho...... mengingat kelakuan dpr dan > pemerintah yang diuraikan pak edison. ngeri ah mbayanginnya. > > jadi, gimana kalau kita "case closed", boleh kan pak syafri? > > salam - > > > > > Rovicky Dwi > Putrohari To: iagi-net@iagi.or.id > <[EMAIL PROTECTED] cc: > om> Subject: Re: [iagi-net-l] Kemana mereka ? > > 12/05/2005 08:36 > AM > Please respond > to iagi-net > > > > > > On 5/11/05, R.P. Koesoemadinata <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Saya kira exodus itu adalah akibat dari Globalisasi, dan tidak dapat > > dihindarkan, kecuali kalau Indonesia ingin menutup diri. Sumberdaya > manusia > > Indonesia, dan negara berkembang akan ramai2 pergi ke barat dn Amerika > > serikat dimana gajih lebih besar, dan orang Amerika dan Europa dll juga > akan > > ke negara berkembang juga untuk cari gajih/penghasilan yang lebih besar > dari > > di negaranya sendiri. > > Menghilangkan sama sekali memang jelas tidak mungkin. Yang perlu > dilihat ulang adalah berhitung saja seberapa besar loss-gain yang ada. > - "real loss-gain" (current economy) akibat spent uang yg sudah > dibelanjakan, misal untuk mendidik sejak SD hingga lulus S2/S2/S3, > karena ada "invest" dari Indonesia. > - "potential loss-gain" (future/oportunity), apabila 'brain drainer' > ini dapat dikerjakan di dalam negeri. > Dari sini kita bisa melihat seberapa besar kerugian/keuntungan negara. > > Tentusaja seperti artikel yg saya posting lainnya, menunjukkan adanya > "reversed braindrain" yg akhirnya mengembalikan keuntungan (gain) yg > terjadi di Thailand dan India. Tentu saja Indonesia tidak hanya > menyerahkan kejadian "brain-drain" sebagai sebuah natural fenomena > (globalisasi). Thailand dan India memiliki atau mempunyai sebuah > langkah khusus untuk mendapatkannya kembali. Dan berhasil. > > Malesa sendiri awal tahun lalu sudah ada berusaha memanggil SDMnya, > namun sepertinya usaha ini belum berhasil baik. Masih banyak yg enggan > dan konon banyak yg kembali lagi ke LN. > > > Saya kira adanya exodus ini sangat menguntungkan, lebih baik dari export > > TKW. Yang lebih dikhawatirkan sebetulnya dengan globalisasi ini akan > banyak > > sumberdaya asing yang masuk Indonesia dan mendesak lapangan kerja, tetapi > > kelihatannya apa yang terjadi adalah timbal balik. > > RPK > > Globalisasi merupakan fenomena natural, bukan bikinan. Timbal balik > ini tentusaja akan terjadi. Tetapi belum tentu terjadi dengan > sendirinya, atau dengan kata lain, kita bisa saja "berusaha" > mempercepat proses itu segera terjadi. > > Kalau disisi individu warga negara dan para profesional ini tentusaja > globalisasi bisa menjadi sebuah oportunity, oportunity untu > mendapatkan kesempatan sebagai expat, mendapatkan gaji besar, > pengalaman dll atau mudahnya mereka sekedar mengungkapkan bahwa > "braindrain is a big gain" ...:) > > Bahkan seperti kata Oom Teguh, dimata individu2 ini, braindrain hanya > masalah survival saja :( .... > unfortunately its may be true > "emang kamu berani bayar brapa ?" ... upst ciloko !! > > salam > RDP > > --------------------------------------------------------------------- > To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] > To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy > Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id > Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) > Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) > Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) > Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), > Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) > Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) > --------------------------------------------------------------------- > > > > > > > > --------------------------------------------------------------------- > To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] > To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id > Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) > Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) > Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) > Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) > Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) > --------------------------------------------------------------------- > > --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) ---------------------------------------------------------------------