Minarwan, Dessy dan rekan-rekan lainnya, Memang menyakitkan kalau S1 dianggap rendah. Tapi kita lihat saja kedepan. Kita tunjukkan bahwa S1 kita lebih tinggi dari BSc dengan karya-karya kita. Dengan tulisan, publikasi, semangat kerja, etika kerja, dlsb. Supaya dunia melihat... lulusan S1 Indonesia preferable compare to BSc dari negara lain. Wuah... bisa ngak yha... BISA, mulai dari kita-kita dulu.
Herman -----Original Message----- From: Dessy Dharmayanti [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 03 June 2005 14:03 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] register now ! Minarwan, Bicara soal pengakuan LN terhadap S1 kita. (bukan tentang mutu). Dulu saya pernah melakukan penyetaraan ijazah S1 geologi ITB di New Zealand kepada badan berwenang disana (lupa lagi namanya). Badan tsb menyetarakan S1 kita dengan Bachelor disana. Saat itu saya maju lagi (dg membayar fee lagi) untuk meminta supaya S1 kita disamakan dengan Bachelor (Honours) mereka (Bachelor + kl 1 tahun melakukan thesis), dengan menunjukkan bukti-bukti bahwa S1 kita bobot kreditnya lebih banyak dan waktu yang ditempuh lebih lama dibandingan Bachelor di NZ, ditambah S1 kita juga melakukan thesis (yang tidak dilakukan Bachelor disana), serta didukung oleh surat pernyataan/keterangan dari Ketua Jurusan maupun ITB yang mendukung S1 kita setara dengan Bachelor Honours. Tetapi ternyata Badan yang berwenang tetap memutuskan bahwa S1 kita hanya setara dengan Bachelor mereka saja. dessy ----- Original Message ----- From: "Minarwan" <[EMAIL PROTECTED]> To: <iagi-net@iagi.or.id> Sent: Monday, May 30, 2005 2:29 PM Subject: Re: [iagi-net-l] register now ! Pak Awang, Membandingkan mutu lulusan tentu saja tidak sederhana, tapi kalau membandingkan 'jumlah' apa yang mahasiswa S1 kita dan mahasiswa di luar negeri pelajari, saya pikir S1 kita bisa disamakan dengan Bachelor (Honours). Dengan demikian mestinya bisa langsung ambil PhD tanpa perlu kuliah S2, walaupun kuliahnya di luar negeri. Yang kuliah di Jerman kan bisa tuh ambil DR. rer nat atau apalah namanya, enggak pake S2 kan Pak? Awalnya waktu masuk memang dibilangin ambil Master, tapi setelah evaluasi tahun pertama dianggap mampu, langsung saja lanjut ke S3. Yang dari Honours ke PhD juga demikian, tahun pertama dianggap ambil Master, setelah dinilai dan dianggap cakap, langsung dijadikan PhD. Minarwan On 5/30/05, Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Pertanyaan dasarnya, mengapa S1 kita yang rata2 kuliah 5 tahun itu disamakan dengan "bachelor" kalau mau ambil sekolah di LN ? Di LN, dalam 5 tahun itu ya sudah lewat bachelor dan master umumnya. Seorang lulusan S1 di Indonesia karena dianggap bachelor maka mesti sekolah 2 tahun lagi untuk sampai master, maka jadinya 7 tahun untuk bachelor + master. > Anehnya, seorang Drs di Belanda (S1 di Indonesia) bisa mengambil langsung PhD, tanpa perlu master-masteran dulu, nah kok S1 Indonesia yang sistem pendidikannya diwarisi dari Belanda tidak bisa ??! > > Lalu, sekolah2 di Indonesia pun ternyata ikut-ikutan "mendowngrade" kan lulusan S1nya, dengan menganggap mereka bachelor kalau mau ambil S2 (master/magister). > > Apakah mutu S1 kita itu = mutu bachelor di LN ? Saya tidak percaya. > > salam, > awang (tetap S1) > -- - 100 Gmail invitations to go, contact me if you're interested. - Articles on Liverpool FC at http://minarwan.spymac.net/blog --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) --------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) --------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) ---------------------------------------------------------------------