Lie Chen Wei itu agen pembangkrutan Indonesia ya?
On 6/23/05, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Untuk itulah seharusnya pemerintah > > dalam kebijakannya selalu > > berpegang kepada pasal 33 ayat 3 UUD 1945, berbunyi > > ''bumi, air dan kekayaan > > alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara > > dan dipergunakan untuk > > sebesar-besar kemakmuran rakyat.'' > ----------------------------------------------------------- > apa yang dimaksud dg "DIKUASAI" disini, kadang kadang pasal ini > banyak digunakan untuk salah satu alasan menolak privatisasi > BUMN ,kerja sama pengelolaan sumberdaya alam ( air,tambang, dll > )dengan pihak asing.Apakah kontrak kontrak yang ada ini juga bisa > ditafsirkan > "menyerahkan" kekuasaan ini dari negara ke pihak lain . apakah > dalam hal ini negara ( bisa melalui alat negaranya /BUMN nya > )harus mengelola sendiri sumberdaya alamnya ( air, > tambang,migas, dll ), tdk seperti sekarang ini memberikan kuasa > pengelolaannya kepada pihak lain ( Negara tinggal terima > keuntungannya saja ) > Ism > > > > > Untuk kasus Exxon terlihat amat aneh. Penulis melihat > > adanya kejanggalan dalam > > negosiasi perpanjangan kontrak di Blok Cepu. Hal ini > > berkaitan dengan isyarat > > pemerintah dalam memberikan angin kepada pihak Exxon > > untuk memperpanjang > > kontrak, karena jika dilihat dari sisi bisnis > > jelas-jelas membiarkan asing masuk > > Blok Cepu merupakan kerugian besar bagi negara. > > Sebagai wakil rakyat, penulis > > dengan tegas telah mengingatkan dalam dalam rapat > > dengar pendapat dengan menteri > > ESDM, kepala BP Migas, dan dirut Pertamina pada 16 Mei > > 2005, bahwa pemerintah > > tidak perlu memperpanjang kontrak pengelolaan Blok > > Cepu, cukup sudah serahkan > > saja pada Pertamina, secara legal tidak ada aturan > > yang dilanggar. Hal senada > > juga diungkapkan oleh Kurtubi, seorang ahli > > perminyakan, di Republika, pada 23 > > Mei 2005. > > > > Kronologi Pada 1980, Pertamina bekerja sama dengan PT > > Humpuss Patragas (HPG) > > dalam bentuk Technical Assistance Contract (TAC) untuk > > daerah Blok Cepu dengan > > masa kontrak 30 tahun, sehingga akan berakhir 2010. > > Tahun 1994, Ampolex Ltd dari > > Australia resmi membeli 49 persen saham HPG. Tidak > > berapa lama Ampolex Ltd > > diakuisisi oleh Mobil Energy dan Proteleum Australia > > (MEPA) dan menunjuk Mobil > > oil Indonesia (MOI) sebagai representatif segala hak > > dan kewajiban menyangkut 49 > > persen saham di HPG. Hal ini melanggar ketentuan TAC. > > Guna melegalkan pemboran > > disusun dokumen perjanjian baru yang disebut ''TAC > > Plus''. Kurun waktu 1998-2000 > > adalah masa perundingan dalam rangka akuisisi 100 > > persen saham HPG oleh MOI > > bersamaan dengan Mobil Internasional sebagai iInduk > > MOI diakuisisi oleh Exxon di > > AS. Bergantilah nama MOI menjadi Exxon Mobil Indonesia > > (EMI) > > > > Menurut Profesor Koesoemadinata, guru besar geologi > > ITB, mantan penasihat teknis > > geologi HPG, tahun 1998 ditemukan cadangan minyak yang > > spektakuler di Cepu oleh > > HPG yang waktu itu masih memilki 51 persen sahamnya. > > Namun tiba-tiba pihak Mobil > > Oil menghentikan proses eksplorasi, dengan alasan ada > > gas beracun H2S. Dalam > > harian Republika, pada 20 Mei 2005, sumber mereka yang > > juga terlibat dalam > > eksplorasi menyatakan pihak Mobil Oil telah sengaja > > menyembunyikan fakta tentang > > hasil penemuan cadangan itu, bahkan dari informasi > > yang penulis terima pihak > > Mobil Oil menggantung rig (alat pengeboran) selama dua > > tahun tidak diaktifkan. > > > > Apakah Mobil Oil tidak memiliki teknologi yang canggih > > sehingga harus menunggu > > begitu lama dan menghabiskan biaya 100 juta dolar AS, > > dan nantinya akan ditagih > > kepada negara dalam bentuk cost recovery? > > Jangan-jangan ini sekedar akal-akalan > > pihak Exxon untuk bisa menguasai Blok Cepu dan punya > > alasan untuk memperpanjang > > kontrak dengan kita. Tahun 2005, EMI berusaha mendapat > > perpanjangan hak > > pengelolaan Blok Cepu dengan pemerintah Indonesia > > (Pertamina-BP Migas-Departemen > > ESDM). > > > > Adakah lagi harga diri bangsa? > > Harusnya tim negosisiasi pemerintah harus banyak > > belajar tentang arti sebuah > > kebangkitan bangsa. Harapan 220 juta rakyat Indonesia > > jangan dihanguskan oleh > > sebuah kontrak yang bernama Production Sharing > > Contract (PSC) yang diajukan oleh > > Exxon. Jika PSC benar-benar terjadi maka ini > > jelas-jelas merugikan Indonesia. > > > > Apa yang memberatkan bagi pemerintah untuk tidak > > memperpanjang kontraknya dengan > > Exxon Mobil di Blok Cepu? Bukankah kita tidak > > menyalahi prosedur? Tidak ada > > kewajiban bagi Pertamina untuk memperpanjang kontrak > > Technical Assistance > > Contract (TAC) yang berakhir pada 2010 itu. Dalam PP > > 35/2004 tentang Kegiatan > > Usaha Hulu Migas, pada pasal 104 huruf (g) jelas-jelas > > dinyatakan bahwa setelah > > TAC berakhir, wilayah bekas kontrak tersebut tetap > > merupakan wilayah kerja > > Pertamina (Persero). Kalau kita melihat kronologis > > kontrak TAC ini, merupakan > > pembaharuan perjanjian TAC yang dilakukan pada 1997 > > kepada PT HPG pada dasarnya > > adalah usaha melegalkan (pemutihan) atas > > ''pelanggaran'' yang telah terjadi > > sebelumnya dengan adanya unsur asing dalam kepemilikan > > saham pengelola TAC di > > Blok Cepu tersebut atas perjanjian TAC awal (1980) > > sesuai UU No 8 th 1971. > > > > Potensi cadangan migas di Blok Cepu sangatlah besar, > > kandungan minyak mencapai > > 2,6 miliar barel, kandungan gas sekitar 11 triliun > > kaki kubik. Sebuah cadangan > > spektakuler bagi bangsa ini. Dan yang lebih menarik > > lagi adalah lokasi minyak di > > Blok Cepu ada di daratan sehingga tidak di perlukan > > teknologi yang sangat > > canggih untuk mengeksplorasi. Kedalaman prospek > > 3000-4000 meter bukan hal > > > > yang > > baru bagi anak-anak bangsa untuk mengeksplorasinya. > > Jadi, apakah masih > > diperlukan kontraktor asing di sana? > > > > Salah satu yang memberatkan pemerintah untuk membagi > > minyak kita kepada mereka > > adalah Exxon mengaku menemukan cadangan di Blok Cepu > > tersebut, tapi benarkah > > pernyataan Exxon tersebut? Hal ini saya mengutip > > pernyataan Profesor > > Koesoemadinata, yang terlibat langsung dalam > > eksplorasi Blok Cepu. ''Faktanya, > > semua pengeboran sepenuhnya oleh Humpuss Patragas > > (HPG) penentuan titik lokasi > > pengeboran, yang akhirnya menemukan cadangan yang > > nyata, juga oleh ahli-ahli > > HPG, bukan pihak asing manapun, Exxon hanya melakukan > > areal magnetic survey yang > > tidak berpengaruh,'' kata Koesoemadinata. > > > > Jadi, jelas-jelas penemuan cadangan minyak dengan > > kapasitas produksi 300 ribu > > barel/hari tersebut semata mata hasil kerja > > orang-orang Indonesia sendiri. > > Bahkan pada 1998, Profesor Koesoemadinata yang > > memegang sendiri ketika rembesan > > minyak mulai muncul. Seharusnya tak ada alasan lagi > > Pertamina untuk melanjutkan > > kontraknya sehingga 100 persen keuntungan untuk > > negara/pemerintah tidak perlu > > sharing dengan Exxon. > > > > Dalam kasus Exxon ini, penulis sangat mendukung sikap > > Kwik Kian Gie, dalam > > tulisannya di Bisnis Indonesia, pada 23 Mei 2005. > > Kepada executive vice > > president Exxon Mobil ketika mencoba meyakinkan > > tentang negosiasi kontrak, Kwik > > berani menyatakan, ''Saya bukan inlander.'' > > > > Cadangan yang spektakuler itu adalah harapan baru > > bangsa Indonesia. Tentunya > > sangat bermanfaat bagi seluruh rakyat Indonesia pada > > umumnya dan warga Jawa > > Timur pada khususnya, tempat Blok Cepu berada, apabila > > kekayaan alam itu > > dikelola anak bangsa. Mari kita kembalikan legenda > > Cepu sebagai kota penghasil > > minyak, menuju Indonesia yang jaya. > > > > On 6/22/05, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> > > wrote: > >> Silakan membuat surat pernyataan/petisi atas nama IAGI, > >> intinya 'menolak'. Ditanda-tangani (tertulis/emali) oleh > >> anggota IAGI (kecuali yang kerja di EMI, kali yaaa..). > >> Tembusan ke seluruh parpol dan LSM. > >> Mungkin cuma ini yang bisa dilakukan sekarang. > >> > >> > >> > >> > >> > >> > >> > >> Ariadi Subandrio <[EMAIL PROTECTED]> > >> 22/06/2005 01:12 PM > >> Please respond to iagi-net > >> > >> > >> To: iagi-net@iagi.or.id > >> cc: > >> Subject: RE: [iagi-net-l] Cepu lagi .. siapa > >> yang tanda tangan WK Cepu? > >> > >> > >> > >> Bang, > >> > >> kita emang butuh minyak secepatnya, > >> > >> kita juga butuh duit secepatnya dan sebanyak-banyaknya, > >> > >> kita juga butuh menanggulangi busung lapar, > >> > >> kita juga butuh naggulangi polio, > >> > >> kita juga butuh senjata, > >> > >> kita butuh perbaikan sekolah banyak, > >> > >> kita butuh infrastruktur banyak, > >> > >> kita butuh ini, butuh itu, dan seterusnya... > >> > >> apakah itu semua jawabannya adalah extention contract Cepu? > >> > >> > >> > >> Tentang waktu diproduksikan. Jangan lupa dengan track > >> record-nya ExxonMobil, orang POD (untuk ngembangin dan > >> memproduksikan) Struktur Banyu Urip itu yang sudah keluar > >> sejak 2001 Bang, apa ada kita rasakan hasilnya dari minyak > >> Banyu Urip untuk negeri ini sejak 2001 yang sudah berjalan > >> 4 tahun itu. Yang terjadi adalah rengek2an (mungkin plus > >> ancaman) minta perpanjangan kontrak. Pertanyaannya kan > >> menjadi : "Kenapa EM gak ditindak aja". Jawabannya : "Gak > >> bisa itu Bang". Jadi bisakah Abang jamin mereka dapat > >> ngocor 2008 dengan 180.000 barel per day?, jangan-jangan > >> habis ini mereka minta sunk cost dulu, minta ini minta itu > >> dulu. Atau minta proposal2 operasinya dengan harga yang > >> sangat melangit (gak masuk akal) kudu disetujui (kalo gak > >> percaya lihat close out nya sumur BU-3 dengan tagihan yang > >> belasan juta dolar itu). > >> > >> > >> > >> Pada saat Diskusi panel kemaren, rekan2 geoscientist > >> Indonesia sanggup memproduksikan dalam kurun waktu 1-2 > >> tahun ngucur. Dan mustinya gak perlu sampe paska 2010. > >> Asalkan pemerintah mau. > >> > >> salam, > >> > >> > >> > >> "Parlaungan (RTI)" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > >> Cak, > >> > >> Kita kan butuh minyak secepatnya, kalau nunggu habis masa > >> TAC tahun 2010 baru dikembangkan oleh Pertamina, lha > >> produksinya tahun berapa? apa rakyat sabar rek?. Apa EM > >> bisa dipaksa untuk produksi sebelum tahun 2010? Kemudian > >> 2010 lalu angkat kaki? Kalau rakyat sih kayaknya saat ini > >> nggak begitu peduli "siapa" nya tetapi hasilnya he he. > >> > >> > >> -----Original Message----- > >> From: Ariadi Subandrio [mailto:[EMAIL PROTECTED] > >> Sent: Wednesday, June 22, 2005 9:40 AM > >> To: iagi-net@iagi.or.id > >> Subject: Re: [iagi-net-l] Cepu lagi .. siapa yang tanda > >> tangan WK Cepu? > >> > >> > >> Kontrak KKS WK Cepu - . > >> > >> > >> > >> Seperti yang disampaikan oleh Rizal Malarangeng (juru > >> bicara tim negosiasi versi pemerintah untuk penanganan blok > >> Migas Cepu) semalam dalam acara Economic Challenge di Metro > >> TV, bahwa kemungkinan besar skim yang akan diterapkan untuk > >> pengelolaan Cepu adalah PSC dengan komposisi split 85:15. > >> Kontraktor yang berada pada split 15% tersebut adalah > >> terdiri dari share ExxonMobil 45%, Pertamina 45% dan Pemda > >> Bojonegoro 10% tanpa satu kata pun dijelaskan siapa yang > >> akan menjadi Operator atas blok Cepu tersebut. > >> > >> > >> > >> Maka menjadi pertanyaan antara lain tentang : > >> > >> > >> > >> Kontrak/Legall & Kepemilikan: > >> > >> Akankah kontrak existing (TAC) akan diputus saat ini, > >> kemudian berubah menjadi kontrak PSC? > >> Ataukah kontrak TAC tetap berjalan hingga 2010, kemudian WK > >> kembali ke Negara melalui pemerintah, kemudian dilanjutkan > >> dengan kontrak PSC? Dalam kontrak PSC tersebut, siapakah > >> yang akan bertanda tangan kontrak atas WK tersebut? BP > >> Migas dengan ExxonMobil atau Pertamina ? > >> Jika yang bertanda tangan adalah Exxon Mobil, artinya > >> kontrak WK Cepu beralih dari Pertamina (TAC) menjadi WK > >> ExxonMobil (PSC), gimana dengan preseden hukumnya? > >> Seandainya Tim Negosiasi Pemerintah membela "anak"nya > >> sendiri, mengapa komposisi kepemilikan pada saham tak > >> menggambarkan keberpihakan pd sang anak, misalnya EM 45%, > >> Pertamina 46% dan Pemda Bojonegoro 9%, sehingga posisi > >> sebagai operator adalah valid pada Pertamina. > >> Bagaimanakah sistem akuntansi antara dua sistem kontrak > >> tersebut (Pertamina/TAC hingga 2010 dan ExxonMobil/PSC > >> paska 2010) - kebayang ruwetnya, keruwetanlah yang menjadi > >> potensi ke-mbelingan nantinya. Tidakkah poin nomer 4 diatas > >> menjadi preseden bagi kontrak-kontrak TAC yang lain. Medco > >> juga berhak dong merubah kontrak TAC sanga-sanga menjadi > >> kontrak PSC, kenapa hanya ExxonMobil yang memperoleh > >> privilege?, juga dengan yang lain-lainnya. > >> UU 22/2001 yang dilanjutkan dengan PP.35 (Hulu Migas) > >> sebagai produk hukum Indonesia dengan memberikan jaminan > >> kelangsungan kontrak TAC yang akan kembali ke Pertamina, > >> kenapa musti dapat berubah wujud menjadi kontrak PSC dengan > >> penghentian atas WK tersebut. > >> maka tegakkah hukum Indonesia? bingung aku. > >> > >> Kemampuan : > >> > >> Apa yang disampaikan oleh Kurtubi, pengamat ekonomi > >> perminyakan kondang Indonesia dengan konsep > >> nasional-pragmatis, menyatakan "jika kita tendang > >> ExxonMobil sekarang, toh Pertamina nantinya juga akan > >> menggandeng pihak lain untuk pembiayaan pengembangan Cepu. > >> Kan Pertamina kesulitan cash flow". ## kalimat beliau > >> seolah menihilkan pola-pola pendanaan suatu project. Seolah > >> dalam pengelolaan lapangan minyak kudu selalu bergantung > >> pada dana perusahaan minyak asing. Padahal pasar uang > >> diluaran sudah begitu banyaknya, NEXI, NEDO, HSBC, BCA, > >> Konsorsium2 lembaga keuangan bahkan Lembaga Keuangan > >> Syariah pun kini dengan mudah akan mengeluarkan dana untuk > >> pola project financing bagi lapangan produksi (bukan > >> eksplorasi) > >> > >> Lain-lain : > >> > >> Pengelolaan teknis? - gak usah diragukan dengan SDM kita. > >> Pengelolaan manajemen ? Korupsi? - Tugas bersamalah untuk > >> memeranginya. > >> > >> Topik yang hampir selalu ditampilkan oleh tim negosiasi > >> versi pemerintah ini adalah busung lapar, keperluan dana > >> besar, posisi net importer kita, dll sebagai bagian > >> penjelasan kepada publik. Seolah menjadi tanggung jawab > >> extension contract Cepu untuk masalah keseluruhan negeri. > >> Sementara parameter-parameter penting seperti besaran > >> kompensasi, besaran klaim sunk cost yang disetujui, adusted > >> split, perolehan kelola atas 29 struktur pada WK PSC versus > >> satu struktur (Banyu Urip) pada sistem TAC, dll tak muncul > >> kepermukaan. Yang penting biasanya disebut konfidensial, > >> sementara sisi lain ada eksploitasi opini. Gelap banget sih > >> negeri ini. > >> > >> > >> > >> Mungkin pertanyaan-pertanyaan diatas terlalu na�f, > >> ....aahhhh akhirnya, hanya sabar dan tawakal-lah yang > >> menjadi pilihan. > >> > >> > >> > >> lam-salam, > >> ar-. > >> > >> Rovicky Dwi Putrohari wrote:On 6/21/05, ismail > >> wrote: > >> > Dari Economic chall. MetroTV Selasa malam ini, Kayaknya > >> > hampir > >> dipastikan > >> > Exxon akan tetap di Cepu, apalagi juga ada dukungan dari > >> > Pengamat Perminyakannya. > >> > Dari diskusi yang sudah panjang lebar selama ini > >> > diberbagai forum > >> tentang > >> > kasus ini, kayaknya dari apa yang disampaikan di MetroTV > >> > tsb, Alasan Pragmatislah yg diperhitungkan untuk > >> > memutuskannya.karena memang > >> problemnya > >> > ada di pihak Indoz ( supaya cepat berproduksi shg dapat > >> > menambah > >> penghasilan > >> > negara secepatnya guna menambah APBN).Rasanya alasan > >> > alasan masalah G & > >> G , > >> > Kemampuan mengelola sendiri , dll kalah dg alasan > >> > pragmatis tsb. > >> > > >> > Ism > >> > >> Kalau alasan pragmatis .... supaya lebih cepat lagi adalah > >> memanfaatkan fasilitas yg saat ini sudah ada di sana ... > >> which is operated by Pertamina JOB Petrochina ... > >> Ini akan lebih cepet lagi ... dibandinkan menunggu > >> pembangunan > >> fasilitas dari EM. > >> Atau bisa saja joint operation ... Tinggal "pasang pipa > >> pralon" > >> produksi dah jalan deh ...hehehehe > >> > >> Jadi apa iya alasan pragmatis ? I doubt it > >> Kalo politis sih saya yakin. Karena "longterm impact" tidak > >> berpengaruh terhadap popularisasi politisi2 yg duduk manis > >> selama 5 tahun (satu siklus kepemimpinan / Pemilu) > >> Selain itu Cepu ini sebagai amunisi untuk memperkuat > >> bargaining posisi Indonesia dg Amrik terasa juga ketika > >> Indonesia diembargo peralatan senjatanya. Sampe2 Ambalat di > >> goyang2 tetangga :( > >> > >> Nah yg saya konsen saat ini adalah daerah untuk > >> extensionnya sebaiknya hanya lapangan2 yg "proven" saja. > >> Sedangkan yg tidak produktif (Prob and Poss) dikembalikan > >> lagi ke Indonesia cq Migas. > >> Secara umum bisa saja ada 3 kategori cadangan (ini utk > >> mempermudah saja) yaitu > >> - Proven (yg sudah berproduksi) > >> - Probable (yg sudah dibor tetapi belum produksi) > >> - Possible (yg belum dibor) > >> Sisanya mungkin kategori spekulatip dimana daerah ini saja > >> yg sering dikembalikan. > >> > >> Seingatku belum semua reef prospects (kategori cadangan > >> potential) di daerah itu sudah dibor, baru 2 atau 3 yg > >> sudah dibor, itupun menurut saya jebakan itupun belum > >> sepenuhnya di delineasi. Sehingga angka2 tersebut saya > >> yakin masih bisa berubah. Bisa naik (lebih besar) bisa pula > >> turun (lebih kecil) dari yg diduga sebelumnya. > >> > >> > >> RDP > >> > >> --------------------------------------------------------------------->> > To unsubscribe, send email to: > >> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email > >> to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > >> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > >> IAGI-net Archive 1: > >> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net > >> Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > >> Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina > >> (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id > >> Komisi SDM/Pendidikan : Edy > >> Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) > >> Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) > >> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) > >> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau > >> [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi > >> Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database > >> Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) > >> --------------------------------------------------------------------->> > >> > >> > >> > >> --------------------------------- > >> Yahoo! Sports > >> Rekindle the Rivalries. Sign up for Fantasy Football > >> > >> > >> --------------------------------------------------------------------->> > To unsubscribe, send email to: > >> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email > >> to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > >> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > >> IAGI-net Archive 1: > >> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net > >> Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > >> Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina > >> (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id > >> Komisi SDM/Pendidikan : Edy > >> Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) > >> Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) > >> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) > >> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau > >> [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi > >> Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database > >> Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) > >> --------------------------------------------------------------------->> > >> > >> __________________________________________________ > >> Do You Yahoo!? > >> Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection > >> around > >> http://mail.yahoo.com > >> > >> > >> > > > > > > -- > > OK TAUFIK > > > > ---------------------------------------------------------------------> To > unsubscribe, send email to: > > iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > > To subscribe, send email to: > > iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > > IAGI-net Archive 1: > > http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net > > Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > > Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina > > (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi > > SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) > > Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) > > Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) > > Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau > > [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi > > Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi > > : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) > > --------------------------------------------------------------------- > > > ___________________________________________________________ > indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id > > > > --------------------------------------------------------------------- > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina > (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id > Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) > Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) > Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) > Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau > [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) > Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) > --------------------------------------------------------------------- > >