Maaf nyelonong,

Saya mau minta tolong, biasanya Kang Awang yang memory kuat . Mengenai
Delta-delta di Asia, kalau tidak salah sudah ada bukunya dan published
di SEPM. Pak Darman dan Mas Sidi, editor dari  kita.

Saya ingin punya copynya, jadi mau minta tolong :Judul buku lengkapnya,
No.berapa, Editornya siapa saja-lengkap, dll.


Terimakasig banyak,

Salam,
US




-----Original Message-----
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On
Behalf Of Awang Satyana
Sent: Friday, July 22, 2005 12:57 PM
To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED]
Subject: [Geo_unpad] Re: [iagi-net-l] Kisah Sepotong Batu Mirah Delima

Pak Miko,

Terima kasih telah berbagi pengetahuan. Masyarakat sangat tertarik
dengan batumulia (lihat saja kalau ada tukang cincin di trotoar, pasti
selalu laku dikerumuni orang) dan kalau mereka ingin tahu lebih banyak
soal batumulia mereka akan menanyakan kepada ahli geologi, padahal tak
semua ahli geologi itu tahu banyak tentang batumulia seperti Pak Miko.
Maka, kalau Pak Miko berbagi pengetahuan, lumayan ada bekal buat
menjawab pertanyaan orang-orang soal batumulia.

Bagaimana kita menghargai sepotong batumulia itu, maka mirah delima
Tanzania 3 kg bisa berharga Rp 100 juta dan bahkan berani ditawarkan Rp
1milyar ? Lalu, karena mirah delima itu variasi mineral korundum yang
punya kekerasan Mohs 9,0 apakah ia waktu diuji hanya bisa digores dengan
intan yang punya skala kekerasan Mohs 10,0 ? Dulu saya diajari kalau
skala Mohs 1-2 bisa digores kuku, 1-3 bisa digores uang tembaga, 1-5
bisa digores pisau,  1-6 bisa digores kawat baja; apakah ini masih
berlaku ?

Tentang genesa mirah delima, ia berwarna merah katanya karena ada
chromium-nya. Karena chromium itu penyusun chromite dan chromite itu
berasosiasi dengan ofiolit, apakah langsung bisa kita katakan kalau mau
mencari mirah delima cari saja dulu wilayah2 mineralisasi kromium di
deposit ofiolit, misalnya Sulawesi Tengah-Tenggara ? Yang mirah delima
Tanzania, karena zoisite itu mineral metamorfik kan kebetulan juga
Sulawesi Tengah-Tenggara itu salah satu wilayah metamorfik terbesar di
Indonesia (Toboli Complex). Siapa tahu kita bisa dapat mengkonsentrasi
deposit mirah delima di situ. Hanya, apa yang biasa menjadi country rock
mineralisasi mirah delima itu ?

Punten, jadi banyak pertanyaan Mang Okim.

salam,
awang

sujatmiko <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Rekan-rekan IAGi yang budiman,
Marilah kita tinggalkan sejenak topik hemat energi yang dalam minggu ini
telah sedemikian banyak mengundang pendapat. Saya ajak rekan-rekan untuk
menyimak suatu dunia yang jauh dari gunjang-ganjing kritik dan politik.
Topiknya mengenai gemstone atau batumulia, batu permata atau batu aji
(dibakukan oleh Dept. Energi dan Pertambangan dengan istilah batumulia).
Isinya bukan yang rumit-rumit atau kuliah, melainkan pengalaman praktis
yang semoga dapat menambah wawasan rekan-rekan IAGI. Bagi rekan-rekan
yang interested, mari bergabung dalam Gemstone Lovers (penggemarnya di
Indonesia lebih dari 50% dari penduduk dewasa). Dongeng pertama ini
insyaallah akan disambung dengan dongeng-dongeng yang lain, baik dari
saya ataupun dari teman-teman gemstone lovers yang lain ( disarankan
dari pengalaman ). OK ?!



KISAH SEPOTONG BATU MIRAH DELIMA

Rekan-rekan IAGI,

Pak Gunawan adalah seorang anggota Masyarakat Batumulia Indonesia yang
juga pemilik sebuah toko emas dan permata di kawasan Pasar Baru Bandung.
Pada suatu hari dia datang membawa sepotong batu berwarna merah daging
yang terbungkus lapisan batuan tipis berwarna hijau tua. Beratnya
sekitar 3 kg. Dari pengamatan secara quick look dan uji gemologi
sederhana, dapat dipastikan bahwa batu Pak Gunawan adalah sejenis RUBY
atau MIRAH DELIMA, sedangkan lapisan batuan tipis berwarna hijau yang
menyelimuti bagian luar adalah mineral ZOISITE. Menurut Cursio Cipriani,
1986 , di dunia, kombinasi mirah delima dengan mineral zoisite hanya
ditemukan di Tanzania (there is nothing like it in the mineral world).

Rekan - rekan IAGI,

Sekitar sebulan kemudian, Pak Gunawan datang lagi membawa mirah
delimanya, tetapi kali ini sudah tidak utuh. Bagian bawahnya telah
terpotong. Saya tanyakan kenapa sampai terpotong, Pak Gunawan
menjelaskan bahwa mirah delimanya diperiksakan ke sebuah kantor di
Bandung dimana selain dipotong, sertifikatnya menyatakan bukan mirah
delima melainkan batuan ultra-basa (tidak spesifik menyebutkan zoisite).
Bagian batuan yang berwarna merah ternyata tidak dijelaskan. Batuan
ultra basa yang dimaksud adalah lapisan batuan tipis berwarna hijau yang
prosentasenya kurang dari 1%. Melihat kenyataan ini, peminat mirah
delima yaitu Pak Kasigawa, seorang pengusaha Jepang yang kenal saya,
langsung meminta Pak Gunawan untuk memeriksakan ulang ke Pak Miko.
Alhamdulillah, kali ini konsultasi yang saya berikan mendapatkan imbalan
duit karena harus mengeluarkan sertifikat. Hasilnya tetap seperti pada
kesimpulan pertama yaitu MIRAH DELIMA TANZANIA, hanya disebutkan bahwa
telah dipotong.

Menurut cerita Pak Gunawan, sepulangnya dari pemeriksaan quick look
pertama, sebelum masuk ke tokonya, dia bertemu Pak Kasigawa yang sengaja
mengunjunginya. Ketika ditanya tentang batu yang dibawa, Pak Gunawan
menjelaskan bahwa batunya adalah mirah delima (ruby) dengan harga satu
milyar rupiah. Perlu diketahui bahwa pada saat itu, mirah delima
Tanzania memang masih sangat langka. Mendengar penjelasan Pak Gunawan,
Pak Kasigawa yang pengusaha, langsung tertarik dan minta sertifikat.
Tanpa pikir panjang, Pak Gunawan pergisebuah kantor di Bandung, menemui
beberapa ahli geologi yang pekerjaan sehari-harinya memeriksa batuan
granit dan sejenisnya. Karenanya tidak heran kalau mirah delima Pak
Gunawan diperlakukan seperti batu granit, langsung dipotong dan dibuat
sayatan tipis agar bisa diperiksa dengan mikroskop polarisasi. Akibat
pemotongan tersebut, berat mirah delima berkurang sekitar 300 gram.

Rekan-rekan IAGI,

Sungguh kasihan nasib Pak Gunawan. Mirah delima punya orang lain yang
harga penawarannya seratus juta rupiah, langsung ditawarkan ke Pak
Kasigawa satu milyar rupiah. Keuntungan besar yang sudah dibayangkan
ternyata berubah drastis menjadi musibah. Akibat dipotongnya mirah
delima tersebut, Pak Kasigawa tak tertarik lagi bernegosiasi dan selain
dari itu Pak Gunawan dipenalti oleh pemilik mirah delima sebanyak tiga
puluh juta rupiah, suatu jumlah yang saat itu sama nilainya dengan harga
sebuah mobil kijang baru.

Dari kisah nyata di atas kiranya perlu diketahui oleh rekan-rekan IAGI
bahwa testing batumulia secara prinsip tidak merusak. Testing kekerasan
misalnya, goresan pensil kekerasan atau hardness pencil maksimum hanya
meninggalkan goresan kecil di tempat yang tidak menyolok. Oleh
karenanya, berhati-hatilah dalam memeriksakan batumulia agar anda tidak
bernasib malang seperti Pak Gunawan.

Sampai bertemu lagi di kisah lain. Untuk para peminat Gemstone Lovers,
seandainya ada pertanyaan di bidang batumulia, jangan ragu-ragu
menyampaikannya., insyaallah akan dicarikan jawabannya. Salam hangat ,
Mang Okim.
__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com

Moderators:
Budhi Setiawan '91 <[EMAIL PROTECTED]>
Edi Suwandi Utoro '92 <[EMAIL PROTECTED]>
Sandiaji '94 <[EMAIL PROTECTED]>
Wanasherpa '97 <[EMAIL PROTECTED]>
Satya '2000 <[EMAIL PROTECTED]>




SPONSORED LINKS

Universitas
<http://groups.yahoo.com/gads?t=ms&k=Universitas+padjadjaran&w1=Universi
tas+padjadjaran&w2=Colleges+and+universities&c=2&s=60&.sig=4KrqFKFO5mgVB
RRy65Oplw>  padjadjaran
Colleges
<http://groups.yahoo.com/gads?t=ms&k=Colleges+and+universities&w1=Univer
sitas+padjadjaran&w2=Colleges+and+universities&c=2&s=60&.sig=9YU2qsYULtl
prHpD3zkm-A>  and universities

  _____ 

YAHOO! GROUPS LINKS

*          Visit your group "Geo_Unpad
<http://groups.yahoo.com/group/Geo_Unpad> " on the web.
 
*          To unsubscribe from this group, send an email to:
 [EMAIL PROTECTED]
<mailto:[EMAIL PROTECTED]>
 
*          Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo!
<http://docs.yahoo.com/info/terms/>  Terms of Service.

  _____ 



-----
This message has been certified virus free by Medcoenergi Antivirus

Kirim email ke