Pak Awang Yth.,

Terima kasih kepada BPMIGAS yang telah mensponsori kegiatan Ekskursi bersama
antara 16 Mahasiswa Dept. Teknik Geologi ITB dengan 14 Mahasiswa Dept. of
Paleobiology, University of Frankfurt atau dikenal juga sebagai Universitat
Johann Wolfgang Goethe - Jerman. Ekskursi sekarang ini sedang berjalan (saya
ke Bandung dulu karena ada rapat di ITB yang tidak bisa saya tinggalkan), ke
Sangiran - Sambungmacan - Trinil - Ngandong - Kedungbrubus dan terkahir ke
Perning, Mojokerto. Sebelum ekskursi, dilakukan seminar mahasiswa dari kedua
negara tersebut. Dari Jerman 6 orang presentasi tentang fosil2 dari Jawa
koleksi Von Koenigswald yang sekarang di Museum Senckenberg - Frankfurt
serta koleksi Selenka yang sekarang ada di Museum Berlin. Koleksi fosil2
tersebut sebagai bahan tesis para mahasiswa Jerman. Mahasiswa ITB, juga 6
orang presentasi tentang geologi dan stratigrafi daerah2 yang akan
dikunjungi untuk ekskursi. Yang menarik, dan surprise buat saya (maaf, saya
terlalu menganggap remeh tadinya) ternyata para mahasiswa Indonesia bahasa
Inggrisnya waktu presentasi sangat bagus dan lancar, meski yang kadang ada
sedikit tersendat - maklumlah, tetapi secara umum kemampuan mereka
presentasi dalam bahasa Inggris cukum mengagumkan.
Sekali lagi terima ksih pada BPMIGAS, dengan sponsornya maka pelaksanaan
ekskursi dan seminar mahasiswa antar negara ini dapat berlangsung dengan
baik. Mudah2an hal ini dapat berlangsung terus, agar mahasiswa kita tidak
KUPER...........

Wassalam,

Yahdi Zaim



----- Original Message ----- 
From: "Awang Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <iagi-net@iagi.or.id>; <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, July 28, 2005 4:41 PM
Subject: [iagi-net-l] Ekskursi Paleo-Antropologi Jawa Goethe Universitat -
ITB 25 Juli-11Agustus 2005


Pulau Jawa dalam skala geografi dunia memang kecil, tetapi ia besar dalam
dunia paleo-antropologi. Disemangati oleh buku Darwin (1859), The Origin of
Spesies, yang di salah satu halamannya menyebutkan bahwa missing link dalam
evolusi manusia harus dicari di benua2 selatan, maka Eugene Dubois akhirnya
terdampar di Jawa setelah dari Sumatra. Dan, karena Jawalah, tahun 1891,
sejarah paleo-antropologi berubah. Dubois pada Oktober 1891 di sebuah
kampung desa Trinil, di lembah Sungai (Bengawan) Solo menemukan tempurung
kepala spesies hominid (seperti manusia bukan kera) yang lalu dinamakan
Pithecanthropus erectus.

Di Jawa itulah pertama kali terjadi penemuan fosil hominid di luar Eropa.
Pamor Jawa saat itu sebagai "surga" para paleo-antropologists sangat "top".
Lalu, menyusul Zhoukoudian (Cina). Maka, lahirlah dalil bahwa Asia adalah
pusat evolusi manusia pada tahap-tahap paling dini. Tidak mengherankan dalil
ini lahir sebab kebanyakan fosil hominid sebelum 1950an ditemukan di Jawa
dan Cina. Di Jawa, tentu kita patut menyebut von Koenigswald, ahli
paleontologi vertebrata, tokoh penemu fosil2 hominid. Von Koenigswald ini
lalu menurunkan ilmunya ke Pak T. Jacob dan alm. Sartono, lalu turun-temurun
ke Pak Zaim dan Pak Yan Rizal di ITB sekarang.

Nah, benarkah Jawa (Asia) pusat evolusi hominid ? Bukan. Paling tidak, itu
menurut dalil yang berlaku sekarang. Tahun 1960-an, bersamaan dengan plate
tectonic theory sedang digodok, Keluarga Leakey (ayah, istri, anak) memulai
tradisi penelitian paleo-antropologinya di bagian timur Afrika dari
Tanzania-Kenya-Ethiopia. Nah...dengan sokongan yang besar dari National
Geographic Society di Amerika, dengan makin banyaknya para
paleo-antropologist yang terlibat di wilayah itu, maka penelitian 35 tahun
terakhir ini di dunia paleo-antropologi bisa dibilang 90 % terjadi di Afrika
Timur ini. Dan, terjungkirbalikkanlah teori/dalil bahwa Asia adalah pusat
evolusi hominid. Pamor Jawa meredup dan gugur. Sekarang para
paleo-anthropologists sebagian besar percaya bahwa Afrika lah pusat evolusi
hominid. "Out of Africa". Biologi-molekuler sudah turut campur dalam
penelitian ini, dan apa daya, memang membenarkan dalil Out of Africa - bahwa
hominid di Cina dan Jawa itu berasal dari Afrika.

Benarkah begitu ? Tahun 2001 saya pernah posting tulisan di IAGI-net ini
bertajuk "hominid Jawa : in problem" (mungkin ada yang masih ingat). Ada
beberapa problem yang belum terpecahkan tentang hominid Jawa yang padahal
pada hemat saya sangat berperan penting untuk menguji mana dalil yang benar
antara multi-regional (bahwa tiap wilayah punya trah evolusinya sendiri) dan
out-of-Africa (bahwa semua hominid berasal dari Afrika).

Sebuah problem. Fosil hominid Homo erectus yang ditemukan di Formasi
Pucangan Sangiran (populer disebut Pithecanthrpus IV, Koenigswald and
Weidenrich, 1939) menunjukkan ciri geligi yang luar biasa. Terdapat diastema
(jarak renggang) antara gigi taring atas dan gigi serinya. Celah renggang
ini ditafsirkan sebagai tempat masuknya gigi taring bawah yang besar saat
kedua rahang terkatup. Ini ciri yang kadang diperlihatkan oleh
Australopithecus dari Laetoli dan Afar di Afrika Timur. Secara evolusi,
karena Australopithecus lebih tua dari Homo erectus, maka geligi
Pithecanthropus IV menunjukkan bahwa posisinya pada filogeni (sejarah ciri
rasial) hominid adalah lebih tua dibanding fosil2 Homo erectus sendiri.

Problem lainnya. Meganthropus palaeojavanicus, bagaimana posisinya dan
bagaimana hubungannya dengan Homo erectus . Apakah Meganthropus ekivalen
dengan Australopithecus di Afrika yang berbadan tegap itu atau dengan Homo
habilis yang posisinya di antara Australopithecus dan Homo erectus ?
Problemnya ada di dating Homo erectus. Di antara 1.0-2.0 Ma mereka tidak
pasti.

Sayang, sebagai sebuah pulau yang besar dalam dunia paleo-antropologi, masih
banyak hal-hal yang belum terjawab dan simpang-siur. Saya berharap bahwa
Ekskursi Paleo-Antropologi Jawa yang digagas Goethe Universitat Jerman dan
ITB (partisipasi ITB disponsori BPMIGAS) yang akan mendatangi tempat2 dan
lembaga2 terkait dengan paleo-antropologi Jawa dapat mulai membuka dan
mendorong penelitian2 paleo-antropologi yang serius, berdaya, dan
terintegrasi seperti yang dilakukan di Afrika Timur.

Sekitar 30-an orang tim Goethe dan ITB saat ini, dimulai Senin kemarin,
sedang mengadakan perjalanan paleo-antropologinya di
Jakarta-Bandung-Solo-Ngawi-Mojokerto-Yogyakarta-Bandung-Jakarta, mendatangi
tempat2 hominid, mendatangi Museum Geologi, perguruan2 tinggi yang terkait,
dan para paleo-antropologists Indonesia. Hasil akhir ekskursi rencananya
akan digelar di Bandung 11 Agustus 2005. Semoga ada yang dihasilkan untuk
kemajuan Paleo-Antropologi Jawa.

salam,
awang

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com


---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke