Yang dimaksud dalam no.1 adalah meskipun kita sudah drilling 10 atau 15' 
dibawah shoe, tapi kalkulasi (TVD) LOT adalah pada shoenya. Jadi bukan bbrp 
feet dibawah shoe. 
Sedang max alowable MW memang harus dari < MW dinamik alias ECD, karena kalau 
sama  - apalagi lebih besar - akan terjadi los lumpur. 
Hal lain adalah beratnya kill mud (bila terjadi sesuatu dan kill mud ini harus 
dipompakan) harus masih dibawah fracture gradient, tapi cukup berat untuk 
mengatasi adanya kick.
Untuk FIT memang sudah tidak sekritikal LOT, karena sudah banyak data dari 
sumur sekitar baik tentang tekanan formasi maupun berat lumpur yang digunakan.
 
 
 
Shofiyuddin <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Nomor 1 kayaknya negatif pak. Kayaknya sih diukur di bawah casing shoe 
karena itu adalah daerah pertama yang dibor di bawah shoe dan harus dianggap 
sebagai minimal fracture pressure. Semakin dalam akan semakin tinggi 
nilainya sesuai dengan kedalaman overburdennya. 
Untuk no. 2. ECD harus lebih rendah dari LOT. ECD harus sudah ada dalam 
perhitungan sebelum kita drilling dengan memperhatikan lubang bor, pressure 
loss yang terjadi di bit (nozzle), mud flow in dan annulus (BHA). 
Untuk no.3 FIT akan dilakukan setelah kita menghitung ECD terlebih dahulu 
dari program drilling berdasarkan masukan no. 2 diatas. besarnya MW EMW 
hasil FIT harus lebih besar dari ECD maksimum program (kill well) untuk 
memastikan bahwa kalo terjadi sesuatu, maka killing well tidak sampai 
merusak formasi.

On 8/8/05, indro sasongko wrote: 
> 
> 
> Mau sedikit share tentang LOT nih :
> 
> 1. Casing shoe sedapat mungkin di set di shale, karena shale lebih kuat/ 
> kompak dari sand. Sedang kalkulasi LOT selalu dihitung dari kedalaman casing 
> shoe karena casing shoe dianggap sebagai zone yang terlemah, karena ada 
> "batas" antara semen dan formasi.
> 
> 2. LOT biasanya dilakukan di exploration atau delineation well, dan 
> berguna untuk mengetahui fracture gradient dari formasi tsb. LOT dilakukan 
> sampai terlihat adanya defleksi dari kurva mud yang dipompa yang menunjukkan 
> telah terjadi leak.
> 
> Berdasarkan data ini, MW yang digunakan harus lebih rendah dari fracture 
> gradient formasi tsb agar tidak terjadi los sirkulasi, tapi masih dalam 
> batas yang aman alias tidak bakalan terjadi kick apalagi blow out. Untuk 
> lebih jelasnya adalah sbb :
> 
> Formation fracture pressure = Hydrostatic pressure at shoe + surface 
> pressure = A psi (data LOT)
> 
> Formation fracture gradient = A : shoe depth (dlm TVD) = B psi/ft
> 
> Max allowable MW = B : 0.052 = C ppg.
> 
> Harap diingat bahwa ada MW statik yaitu MW keadaan diam, maupun MW dinamik 
> yaitu MW dalam keadaan bergerak (ECD), dimana yang kedua selalu lebih besar 
> dari pada yang pertama.
> 
> 3. Sedang FIT dilakukan untuk development well/ infill well, dan tidak 
> sampai terjadi leak. Maksimum surface pressure sebelum FIT sudah ditentukan 
> dulu, sehingga kurva yang diperoleh pun merupakan garis lurus tanpa adanya 
> defleksi yang menunjukkan telah terjadi leak. Surface presssure yang 
> diberikan ini tentu saja sudah berdasarkan data2 sumur sekitar.
> 
> Wassalam,
> 
> 
> 
> 
> [EMAIL PROTECTED] wrote:>
> > Benar memang mencari keseimbangan mw sangat kritikal dalam
> pemboran . Pertamina mempunyai pengalaman yang sangat
> berharga di Lapangan Gas Gantar.
> Dari jaman saya (kl 1978) sampai saat ini mereka belum
> pat menembus Formasi Parigi untuk memproduksikan minyak
> di TAF. Saya tidak tahu bagaimana statusnya saat ini.
> Dulu GTR 1 blow out dan lost circ , tapi dengan susah payah
> bisa juga sampai di Bsmt.
> GTR 2 , juga blow out , berhenti di Formasi Parigi.Pernah dicoba
> dengan "aerated gas mud" (???), tidak berhasil , malahan well headnya
> "terbang".
> 
> Mungkin rekan rekan di PTM bisa share mengnai hal ini.
> 
> Si Abah
> 
> 
> betul pak adit...
> > data LOT menggambarkan fracture gradient dari formasi yg gunanya untuk
> > mengetahui max MW yg bisa dipakai untuk menghindari lost circulation, 
> dan
> > disini ada dua pendapat lagi.....sebaiknya dimana kita sebaiknya 
> melakukan
> > LOT??...sand atau shale??....karena hasilnya bisa berbeda (logikanya 
> sand
> > memiliki fracture gradient < dari shale)
> > sedangkan FIT prinsipnya sama seperti LOT, bedanya pengukurannya hanya
> > mendekati frac press saja...ketika mud dipompa,tidak sampai menunggu 
> bleed
> > off pressure seperti LOT..
> >
> > rgds,
> > yp
> >
> >
> >
> >
> >
> > [EMAIL PROTECTED]
> > as.com.my To:
> >
> > cc:
> > 06/08/2005 08:03 Subject: Re: [iagi-net-l]
> > Shale Pore Pressure Prediction - Sand?
> > AM
> > Please respond to
> > iagi-net
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > Pada saat driller melakukan LOT/FIT, sebenarnya apa sich yang diukur ?
> > Apakah data LOT/FIT ini bisa digunakan sebagai indikasi berapa range
> > (maksimal) MW yang akan dipakai atau untuk keperluan lainnya ?....
> >
> > Thanks, Adi
> >
> >
> >
> > |---------+--------------------------->
> > | | [EMAIL PROTECTED]|
> > | | al.com |
> > | | |
> > | | 05/08/2005 07:55|
> > | | AM |
> > | | Please respond |
> > | | to iagi-net |
> > | | |
> > |---------+--------------------------->
> > >
> > 
> -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------|
> >
> > |
> > |
> > | To:
> > |
> > | cc:
> > |
> > | Subject: Re: [iagi-net-l] Shale Pore Pressure Prediction -
> > Sand?
> > |
> > >
> > 
> -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------|
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > Memang ada 2 pendapat/pengertian
> > 1. Sh Pressure selalu lebih tinggi dari Form Pressure .
> > 2. Sh Pressure bisa sama dengan Form Pressure.
> > Form pressure disini tentu saja di virgin sand.
> >
> > Saya lebih cenderung mengikuti pendapat ke 2.. Alsannya :
> >
> > Kalaupun shale pressure > form pressure, kenapa harus ditakuti?
> > Namanya saja shale, tidak punya porositas. Nggak mungkin bikin kick.
> >
> > Dan jika sh pressure demikian tinggi, kenapa tidak terjadi caving
> > saat drilling? Misal saat sh pressure 1.6sg , drilling dg MW 1.4sg.
> >
> > Saya pikir di kasus Pak Shofi, data form pressurenya sudah cukup
> > banyak. Sehingga mereka tidak khawatir, kalau tiba2 ada sand yang
> > berpressure
> > mendekati sh pressure. Dalam hal ini normal trend sh pressurenya,
> > sebenarnya bisa di adjust.
> >
> >
> > Regards,
> >
> > =============================
> > AMIR AL AMIN - DKS/OPG/WGO
> > TOTAL E&P INDONESIE
> > BALIKPAPAN
> > (62-542)-534283 - (62)-811592277
> > =============================
> >
> >
> >
> > |---------+---------------------------->
> > | | Shofiyuddin |
> > | | > | | l.com > |
> > | | |
> > | | 04/08/2005 06:43 |
> > | | PM |
> > | | Please respond to|
> > | | iagi-net |
> > | | |
> > |---------+---------------------------->
> > >
> >
> > 
> ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------|
> >
> >
> > |
> > |
> > | To: iagi-net@iagi.or.id
> > |
> > | cc:
> > |
> > | Subject: Re: [iagi-net-l] Shale Pore Pressure Prediction -
> > Sand?
> > |
> > >
> >
> > 
> ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------|
> >
> >
> >
> >
> >
> > Maaf, saya masih mixed up.
> > Pore pressure yang kita prediksi biasanya yang berhubungan dengan shale
> > dan
> >
> > diestimasi dengan berbagai cara (PRESS_SH), sedangkan yang kita ukur 
> dari
> > RFT/MDT adalah di sandstone (PRESS_FM). PRESS_SH cuma bisa diestimasi
> > sedangkan PRESS_FM diukur. Nah kira kira yang mana yang kita pake untuk
> > penetuan MW untuk design drilling, apakah PRESS_SH lebih tinggi dari
> > PRESS_SAND? Apakah ada perbedaan antara keduanya. Maaf pertanyaannya 
> agak
> > melabar keluar.
> > Karena selama kerja disini, design untuk MW selalu pake data dari RFT,
> > itu
> >
> > artinya PRESS_FM. Sementara yang saya tahu juga, di negera kita lebih
> > sering
> > memakai yang PRESS_SH?
> > Mohon pencerahannya.
> > Maaf
> > Salam
> > Shofi
> >
> >
> > On 8/3/05, Firdaus Tampilang wrote:
> >>
> >> Mas Shofi,
> >> Untuk pengertian Pore Pressure, kita harus membedakannya dengan
> >> Formation
> >> Pressure. Data-data Sonic, Resistivity, Density bisa digunakan untuk
> >> meng'estimasi' pore pressure (shale pressure), sehingga kita bisa
> >> menentukan
> >> Overpressure jika olahan data pore pressure kita terdefleksi
> > (menyimpang).
> >> Sedangkan RFT dan MDT bahkan RDT digunakan untuk mengetahui besaran
> >> formation pressure pada reservoir dalam satuan PSI atau Bar yang
> >> kemudian
> >> dikonversikan menjadi Specific Gravity (SG) atau ke PPG. Konversi ini
> >> dilakukan untuk memudahkan perancangan mudweight dari lumpur yang akan
> >> digunakan dalam pengeboran.
> >> Jika data-data tersebut kita olah dan digabungkan, bisa saja Formation
> >> pressure memiliki nilai lebih rendah untuk reservoir, terutama yang
> >> sudah
> >> diproduksi. Sedangkan pada kasus-kasus tertentu kita dapat saja
> >> menemukan
> >> pressure belly, dimana Formation pressure lebih tinggi dari Pore
> >> Pressure
> >> (isolated bar?).
> >>
> >> Jika pertanyaannya tentang tentang akurasi data, tentunya Formation
> >> Testing
> >> akan lebih akurat karena pengukuran pressure langsung dilakukan pada
> >> formation/reservoir dengan cara mengalirkan fluid dari formation ke
> >> dalam
> >> chamber / tool flowline, dan kemudian dilakukan pengukuran besaran
> >> pressure
> >> dari formasi. Sedangkan pengolahan 'estimated pore pressure' dari
> >> data-data
> >> Density, Resistity dan Sonic menggunakan beberapa formula yang kemudian
> >> diterjemahkan ke dalam satuan pressure (psi atau bar).
> >> Salam
> >> Firdaus
> >> On 8/3/05, Shofiyuddin wrote:
> >> >
> >> > Selama ini yang saya tahu penentuan pore pressure prediction
> > berdasarkan
> >> > response sonic/resistivity atawa density pada shale atau kalau selama
> >> > drilling penentuannya berdasarkan shale density atawa bulk density.
> > Trus
> >> > sekarang kita berhadapan dengan data pressure RFT/MDT. Pertanyaan
> >> saya,
> >> > manakah yang lebih presisi untuk penentuan pore pressure itu? 
> keduanya
> >> > jelas
> >> > berbeda dan data dari RFT akan digunakan untuk design besarnya mud
> >> weight
> >> > untuk pengeboran selanjutnya.
> >> > Terima kasih untuk yang mau sharing.
> >> >
> >> >
> >> > --
> >> > Salam hangat
> >> >
> >> > Shofi
> >> >
> >> >
> >>
> >>
> >
> >
> > --
> > Salam hangat
> >
> > Shofi
> >
> >
> >
> >
> >
> > This e-mail (including any attached documents) is intended only for the
> > recipient(s) named above. It may contain confidential or legally
> > privileged information and should not be copied or disclosed to, or
> > otherwise used by, any other person. If you are not a named recipient,
> > please contact the sender and delete the e-mail from your system.
> >
> >
> >
> > ---------------------------------------------------------------------
> > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> > Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina
> > (Ratna.Asharina[at]santos.com)
> > -http://fosi.iagi.or.id
> > Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
> > Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
> > Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
> > Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau
> > [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
> > Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
> > ---------------------------------------------------------------------
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > ---------------------------------------------------------------------
> > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> > Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina
> > (Ratna.Asharina[at]santos.com)
> > -http://fosi.iagi.or.id
> > Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
> > Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
> > Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
> > Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau
> > [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
> > Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
> > ---------------------------------------------------------------------
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > This e-mail (including any attached documents) is intended only for the
> > recipient(s) named above. It may contain confidential or legally
> > privileged information and should not be copied or disclosed to, or
> > otherwise used by, any other person. If you are not a named recipient,
> > please contact the sender and delete the e-mail from your system.
> >
> >
> >
> > ---------------------------------------------------------------------
> > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> > Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina
> > (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
> > Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
> > Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
> > Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
> > Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau
> > [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
> > Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
> > ---------------------------------------------------------------------
> >
> >
> 
> 
> 
> ---------------------------------------------------------------------
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina
> [at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
> Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau 
> [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
> Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
> ---------------------------------------------------------------------
> 
> 
> 
> 
> ---------------------------------
> Start your day with Yahoo! - make it your home page
> 



-- 
Salam hangat

Shofi


                
---------------------------------
 Start your day with Yahoo! - make it your home page 

Kirim email ke