Abah, "heunyay" teh mungkin karena sudah tercampur air hujan he..he.. Benar 'Bah memang apa yang dilaporkan penduduk sebagai rembesan itu tak selalu benar rembesan. Saat saya masih di Pertamina Balikpapan, cukup sering kami dapat surat dari penduduk di wilayah Barito atau Kutei yang melaporkan penemuan rembesan minyak. Mulanya kita selalu cek, lebih sering bukan rembesan. Lalu saat surat2 berdatangan lagi, kami tak pernah cek lagi. Sampai ada seseorang yang melaporkan ke kotak pos 4000 bahwa Pertamina tidak mau memanfaatkan penemuan minyak. Saat dilacak, rupanya pelapor punya interest pribadi agar tanahnya laku dijual untuk kegiatan perminyakan...he2. Mudah2an atuh yang di Rangkasbitung itu benar2 rembesan. Rembesan2 lain yang juga penting secara eksplorasi adalah rembesan2 minyak di sekitar Serayu utara di pinggir2 gunungapi Slamet dan Peg. Dieng (Gn Perahu-Sundoro-Sumbing- dan Ungaran) dan tentu saja Banyumas). Rembesan tentu selalu penting, jangan takutkan bocor (pesimis), optimis saja bahwa ada sesuatu di bawah sana. Minas, Duri, Talang Akar, Tanjung, dan lapangan2 tua besar lainnya di Indonesia ditemukan karena rembesan. Seolah Tuhan menunjukkan (kan belum ada data seismik) bahwa di bawah rembesan itu ada sesuatu yang besar yang harus dibor... salam, awang
[EMAIL PROTECTED] wrote: > Awang yabg baik budi Bukannya Abah difensif , tapi kalau persoalan nama tempat memang sering dihubungkan dengan suatu keadaan atau hal yang spesifik. Nah nama " minyak" itu mungkin akibat banyak air yang "heunyay" (apa ya namanya dalam bhs Indonesia. Hal ini diperlihatkan oleh suatu lapisan diatas air yang seperti ada minyak , apa mungkin dari sini ? Juga sering saya cek tempat yang disebut penduduk sebagai oil seep, ternyata tidak ditemukan. Semoga saja saya salah. Si Abah. ___________________________________________________________________________ --------------------------------- Yahoo! for Good Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort.