Mas Maryanto, Publikasi sejarah pemekaran Lautan Hindia dari Heirtzler atau Joseph Curray ada, fotokopian, juga dari Mary Tharp dan Bruce Heezen. Pegunungan Selatan Jawa itu salah satunya kompleks old andesite Kebo Butak Gunung Kidul itu, juga Jampang di Sukabumi, dan sampai kompleks Uluwatu di selatan Bali, lebih ke timur pun ada. Saya punya sampel lava andesit basaltik Ciseureuh Jampang, breksi volkanik Kebo Butak, dan breksi volkanik dengan sisipan batugamping Uluwatu. Mereka semua sisa2 Oligo-Miosen Arc. Di Pelabuhanratu, di jalan ke Cisolok, ada lava, tapi itu lava Kuarter dari Halimun. Kalau lava Oligo-Miosen di jalan ke Kiaradua Jampang, tenggara dari Pelabuhanratu. Gunungapi terbaru (Kuarter) ya yang ada di tengah2 Jawa sekarang, termasuk Gede-Merapi-Semeru-Raung. Sayang, volcanism yang membentuk arc tak muncul setiap 7 juta tahun, background volcanism yang tak membentuk arc pun tak selalu muncul per 7 jt tahun. Bahkan di Jawa, antara 18-12 Ma tak ada volcanism yang membentuk arc, volcanic quiesence. Sejarah Alam memang bersiklus, tetapi tak harus mengikuti periode tertentu. Di Jawa, di bagian utara ada backarc volcanism yang erat berkaitan dengan penyesaran besar yang mungkin extension. Misalnya Muriah atau kompleks Sukadana-Krakatau-Karang di Lampung-Selat Sunda-Banten utara. Itu volkanisme yang kemunculannya dipergiat dengan sistem retakan di kerak Bumi yang saling potong-memotong. Tetapi calc-alkaline volcanics di tengah Jawa bukan produk ekstensi. Kalau ada sesar besar sepanjang Jawa yang ekstensi, yang bisa jadi konduit magma, maka sifatnya tak akan andesitik calk-alkaline, tetapi semuanya potasik - ultrapotasik seperti Muriah atau Bawean. Jarak orogenesa hanya berkorelasi langsung dengan jarak rumpang palung-busur yang bergantung kepada besar sudut penukikan Wadati-Benioff di zone konvergensi. Keberadaan massa keras benua seperti mikro-kontinen atau oceanic plateau yang terlibat dalam konvergensi akan menyimpangkan jarak orogenesa dari seharusnya, misalnya gunung2 Slamet-Dieng-Ungaran. Mereka perlu dicurigai menyimpang dari trend normal. Ada apa di bawah mereka, hanya bisa dijawab dengan basement geology, bukan siklus ekstensi-orogenesa. Rotasi busur kepulauan atau kontinen seluruhnya dikendalikan oleh pola2 benturan antar lempeng di tempat yang paling dekat dengannya. Rotasi Kalimantan 50 deg CCW misalnya, itu bersamaan periodenya dengan collision beberapa mikrokontinen di timur Sulawesi dan collision mikrokontinen di utara-barat laut Kalimantan (Luconia). Maka, mau tak mau Kalimantan harus terputar CCW, bukan ? Milutin Milankovitch hanya melihat efek glasiasi dan deglasiasi Kuarter satu juta tahun terakhir ini karena efek pemiringan sumbu Bumi, yang berpengaruh ke insolusi Matahari atas Bumi, maka tentu yang keluar siklus2 100.000 tahun, 40.000 tahun, dan 20.000 tahun. Dan, siklusnya sesuai dengan pengukuran isotop oksigen ice core. Untuk masa lebih dari 1.0 jt tahun kita tak tahu banyak, dan pola glasiasi Kuarter tak musti berlaku untuk periode2 berikutnya. Yang jelas bersiklus seperti juga eustacy. Saya juga pernah bertemu Pak Djin S. Nio tahun 2003 di Stavanger Norway, dan kami berdiskusi cyclo-stratigraphy saat itu. Untuk Kuarter jelas siklus Milankovitch yang dipakai, lagipula sudah terbukti benar.
Soal periodisasi kepunahan massal akibat katastrofik, kelihatannya tak mesti juga setiap 7 juta tahun. Tulisan A. Hallam (1988) "Catastrophism in Geology" (dalam Catastrophes and Evolution : Astronomical Foundations - Royal Astronomical Society, Cambridge Press), atau Raup dan Sepkoski (1988) : Testing the periodicity of extinction : Science 241, p. 94-96, menghitung periode kepunahan untuk 250 juta tahun terakhir sejak late Permian, ada regular periodicity 26 juta tahun. Periode ini pun masih jadi bahan perdebatan, sampai sekarang. Oh ya, penambahan volume otak hanya berlaku dari Australopithecus sampai genus Homo sapiens saja. Sesudah itu terhenti. Kalau tidak, maka manusia akan makin berkepala besar. Evolusi tak harus selalu progresif fisik organik. Homo floresiansis berkepala jauh lebih kecil tetapi kecerdasannya tinggi, dan ia ada di ujung evolusi, hanya 50.000 tahun yang lalu, bagaimana kita menjelaskannya dengan penambahan volume otak manusia ? salam, awang "Maryanto (Maryant)" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Mas Awang, Bagus banget jawabnya. Email jawaban telah saya terima kemarin sore, dan semalam membaca Hamilton (buku dapet bulan lalu). Ternyata Hamilton telah detil bahas geologi Indonesia di th 1979 itu, awal-awal perkembangan plate tectonik. Reference lain yang di sebutkan, saya belum punya. Ada Mas? Jadi, sejak Oligo-Mio, maka gunung-gunung tumbuh di sebelah utaranya. Ini bersesuaian dengan kompresi sejak masa itu, siklus Kalender SALAM. Mantablah. Pegunungan Jawa Selatan di mana? (Pelabuhanratu?) Gunung terbaru di mana ? (G. Gedhe?). Apakah ada gunung lahir di setiap 7 Ma? Asumsi, semua jawabannya "ya", di ukur kedua lokasi itu, yang jaraknya sekitar 70 km. Lalu Kalender SALAM, yang tunjukkan series, umur SB order3 (7 Ma), dan tectonic phase), perkiraan jarak gunung dari pelabuhan ratu ke utara: Oligo, 32.4 Ma, late syn-rift, 40 km; Early Mio, 25.4 Ma , sagging, 20 Km; Mid Miocene, 18.4 Ma, compaction, 0 km; Late Miocene, 11.4 Ma, orogenesa1, 50 KM; PlioToHolocene, 4.4 Ma, orogenesa2, 70 Km. Derajad extensi dan orogenesa berkorelasi langsung dengan jarak volkanisme. Begitu ? Subduction berkerak menjauh dari sumbu PermianTriassik: Malay-Bangka-Kalimantan (Katili, 1985). Nah jarak Banka-current trench, sekitar 700 Km. Maka bisa saja, jarak trench ke Pulau Bangka, trech itu adalah berskala berjarak kasar: PermianTriassic, 600 km, Jurasik, 400, km, Cretaceous, 200 km, Cenozoic, 0 km. Sumatra pun juga alami pergerakan trench menjauh dari sumbu Permiantriassik pada order1 700 Ma. Perputaran siklun tektonik timur, dari permiantriasik di P Kalimantan, lalu bergerak ketimur karena himesphere Pangea mengembang), kini menjadi di Laut Banda. Siklun juga memutar Kalimantan, Sumatra, Jawa, anticlokways. Pemutran ini menggerakkan ujung Sumatra di utara juga bergerak ke barat. Ada daerah sebagai pengulangan tempat lahirnya gunung, karean maju mundurnya siklus 70 Ma. Tak begitu? Punya paper asli Milankovitch ? Referensi saya hanya pengikutnya, dan hanya sepintas di bahas. Ada siklus 100 ka, 40 ka, 20 ka. Umumnya orang mengatakan, siklus itu hanya berlaku untuk Kwater, dan sulit untuk umur selanjutnya. Kalau datanya hanya pendek, misal rekord 100 th, maka ya tentu jarak Matahari-Bumi konstan, 1 AU, 150 000 km itu. Nah kalau umur tua bagaimana ? Salah satau pengikut mashabnya, Dr. Djin S. Nio, aktif menggunakan itu. Ketemu beliau, 3 jam presentasi beliau, di lanjutkan satu jam diskusi di terenak kedua T-Bone-nya Tizi (setelah Glosis, dari 14 lokasi yang pernah di coba di Bandung), katakan memang di kampungnya sana, Belanda, aliran-aliran geologi ini sering tak saling bicara, misal dengan ahli struktur Vaning Meiniesz, atau Wortel (geodinamik Eropa). Tentu diskusi nyambung bila dengan profesor-profesor : De Jong (senior petrologist di Eropa), de Boer (senior sedimentologist), Eisma ( salah satu yang memahami climatic changes), atau yang lain. Nah, ini yang amat sangat menarik. Kent C. Codie, Robert E. Sloan, 1998: origin and evolution of earth: sebut bahwa pembagian nama-nama umur geologi adalah berdasar awalnya dari pengkelompokan fosil, lalu, terbaik pengelompokan itu dengan sequence boundary, yakni ukuran butir, dan saya pakai untuk jadikan rumusan yang amat sederhana Kalender itu, dengan probability lebih dari 70-90 %. Eror bisa hanya 20-10 % di banding dengan umur pengukuran yang standar deviasi pengukurannya jauh lebih besar dari itu. Jadikan rumusan itu akan lebih di sukai, karena sederhananya, dan mungkin ya hanya sederhana begitu kelakuan jagad ini. Mantab banget. Di mulai saja pembahasan, 1815, William Smith dengan "fossil succession", dan lahirkan kolom geologi pertama. Di ikuti muridnya, Baron George Cuvier, dengan model catastropi. Lalu d"Orbigny, France dengan ide Cuvier, develop "stage: a group of strata with same assemblage of fossil". 1958, Christian Lochman Balk, and James L. Wilson, Summary of the North American trilobite, assemblage zones were used in North America. Meaningfull in stages sequences. Cambrian is the time diversification of the major trilobite phyla and classes. Awal 1900's, James Hutton, promotes Unitarian geology. Lalu 1983, Geologic Time Scale, juga 1999, dan terakhir 2004. Penamaan umur dari keberadaan dan kepunahan fosil, lalu lebih bagus dengan SB. Pengkuran error ada yang 1-2 Ma. Sayangnya ada error untuk geologic setting yang tak disebutkan disitu, dan bisa saja ini hingga 3-4 Ma. Nah, stage itu, ternyata saya dekati dengan siklus 7 Ma dng error 1.3 Ma. Atau 70 Ma error 8 Ma, atau 700 Ma dengan error 50 Ma. Wow, siklusnya simpel, masih dalam daerah kesalahan pengukuran. Nah Occam "Razor": kalau ada rumus yang sama, maka pilihlah yang lebih sederhana. Malah dengan kesederhanaannya, si kalender bisa integrasi ke macam-macam: global tektonik, stratigrafi, muka laut, biologi evolution, sejarah, gerak kutub, kemagnitan, ekonomi, dll, dll. Maka ya amat setuju bila ada kepunahan pada setiap SB 70 Ma, serta stage 7 Ma. Dari monyet tua ke munyet muda, dll, hingga Homosapien tiap 7 Ma. Lalu dari Australopiticus, hingga Homohomsapien tiap 700 Ka, dan isi otak bertambah sekitar 200 CC dari 300 cc itu setiap 700 Ka. Malah ada sejarah dengan siklus 700 a, 70 a. Hem... Jadi mengapa tak meng-uji-saja si kalender itu dengan semua "estabished theory" untuk mendapatkan banyak kemudahan? Bagaimana Mas Awang ? Kalau mau lihat sari buku bisa di lihat disini: http://www.geocities.com/maryanto7/Codie.C.K.Origin.Evolution.of.earth.1 .doc Wassalam, Maryanto. -----Original Message----- From: Awang Satyana Mas, Mengetahui umur kerak samudra dapat diturunkan dari pola magnetic stripping yang menjauh dari MOR (disebut leg anomali dalam geo-marin). Karena sea-floor spreading, terdapat pasangan magnetic stripping sisi-menyisi dari MOR. Polanya cukup rumit, tetapi dapat diurai satu-satu. Di Hamilton (1979) cukup banyak dibahas untuk pola sea-floor spreading Indian Ocean. Atau, cek Heirtzler et al (1978) : The Argo abyssal plain - Earth and Planetary Sci. Letters vol. 41, p. 21-31. Curray et al. (1982) : Structure, tectonics and geological history of NE Indian Ocean, di buku The Ocean basins and margins edited by Nairn and Stehli, Plenum Press, NY bisa jadi acuan utama. Mulai dari buku Hamilton (1979) saja yang mudah dicari. === di setip ==== --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) --------------------------------------------------------------------- --------------------------------- Yahoo! for Good Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort.