Sebagai moderator, tadi malam saya agak kesulitan untuk menjadikan forum
sebagai ajang debat antar kandidat, mengingat ada 4 kandidat yang
ditampilkan langsung, sehingga tidak dapat menampilkan head to head seperti
debat calon Pres dan Cawapres di TV.

Untuk menampilkan head to head perlu forum yang lebih banyak lagi atau waktu
yang lebih panjang lagi (sehingga setiap tambil hanya ada 2 kandidat).

Pilihan Pak Batara untuk menjebol dinding Arimbi dan melebarkan ke forum
milis ini adalah pilihan yang tepat.

Kalau bisa untuk sementara milis ini kita fokuskan pada agenda debat terbuka
antar kandidat Ketua Umum IAGI. Selamat berdebat..
Salam,

Nanang Abdul Manaf

-----Original Message-----
From: Batara Sakti Simanjuntak [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, October 04, 2005 9:53 AM
To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED]
Subject: [iagi-net-l] DE CA KET: Debat

Kawans,

Perdebatan antar caket saya pahami sebagai sebuah kebutuhan agar seluruh 
pemirsanya, para anggota, dapat melihat arah masing-masing dengan jelas. 
Kecuali hal ini dapat membantu kita menentukan pilihan, sekaligus juga 
memperlihatkan sekali lagi hal-hal yang penting bagi organisasi kita ke 
depan. Ini pembelajaran yang penting juga buat sesama caket. 

Melihat kepentingan itu, maka saya mengajak kita menjebol dinding Arimbi, 
meluaskan ruangannya ke ruang publik maya dalam milis ini. Ruang luas ini 
hendak saya usulkan digunakan sebagai ruang debat antar kita. Maka baiklah 
saya mulai dengan pandangan saya ttg perbedaan saya dan rekan Benyamin 
Syafei.

Rekan Ben menekankan IAGI adalah ikatan dari para AHLI Geologi, dengan 
penekanan pada keharusan anggotanya berstandar AHLI. Hal ini muncul antara 
lain karena pembandingan dengan organisasi yang menurut beliau serupa, tapi 
pada level international, semisal AAPG, SPE, dsb. Maka menurutnya, yang 
harus dikedepankan adalah usaha membuat menjadi jago geologi Indonesia.

Saya kurag sependapat dengan alur pikir ini. Nampak sekali disana 
pengerucutan fungsi manusia anggota IAGI, sehingga hampir semata-mata hanya 
soal keahlian alias profesi. Kecenderungan ini semakin terdeteksi ketika 
menjawab pertanyaan apa yang perlu dilakukan IAGI bagi anggotanya yang 
junior yang mendapat jam / jadwal kerja yang "tidak manusiawi", misalnya 
terus-terusan ditaruh di lapangan (well site, dsb). Ben menjawab itu bukan 
soal penting bagi IAGI, bersikap sendirilah... Kandidat lain (Lobo) malah 
santai saja mengaminkan bahwa kalau tak bisa bertahan / tawar, ya cabut 
saja....dan jadilah jobless....

AD IAGI Bab II, Pasal 6 mengatakan: tugas pokok IAGI adalah 
- memupuk ikatan kekeluargaan diantara para anggotanya....dst
- memperjuangkan kepentingan dan kemajuan para anggotanya dalam arti yang 
seluas-luasnya...dst

AD IAGI Bab III, Pasal 7 lebih lanjut menerangkan bahwa IAGI berfungsi 
sebagai:
- Wadaha penyalur kegiatan, pembinaan, pengembangan anggota...dst
- Sarana penyalur aspirasi anggota serta sarana komunikasi sosial timbal 
balik antar anggota...dst

Jelas sekali AD kita tidak menghendaki pengerucutan, atau dalam presentasi 
saya sebagai pereduksian manusia pembelajar geologi kepada semata-mata 
mahluk rasio. IAGI haruslah menjadi kumpulan orang yang mau maju bareng !, 
ia tidak boleh menjadi eksklusif mengurusi ilmu geologi saja. Itu tugas 
lembaga penelitian atau bagian dari perguruan tinggi. 

Menjawab pertanyaan yang sama, saya mengatakan bahwa sudah saatnya IAGI 
memasuki juga bidang hukum (juga ekonomi). Itu sebabnya dalam organigram di 
presentasi malam itu, saya mengusulkan diadakan posisi ketua bidang hukum. 
Kedepan, akan semakin banyak soal-soal ketenaga-kerjaan diantara kita 
geologist, terutama para muda. IAGI mesti ikut memikirkan dan melakukan 
sesuatu utk hal tsb. ADB langsung memberikan contoh bahwa IAGI selama ini 
sudah meresponi soal ketenaga-kerjaan ini dengan menghubungkan para muda 
yang barusan kena PHK disalah satu bidang industri, dengan beberapa ahli , 
kemudian mereka diberi pelatihan. Dengan pelatihan ini maka para muda tsb 
kemudian bisa bekerja kembali dengan masuk ke industri migas. 

Mohon tanggapan kawans, masihkah kita semua setia berpegang pada visi & misi

yang bahkan telah ditetapkan secara formal dalam dokumenn organisasi, atau 
kita suka berpikir-pikir ulang soal-soal visi, misi, bahkan filosofi....
Buat saya, ini waktu buat bekerja bersama !


bat


Kirim email ke