Untuk itu, saya sangat berharap bahwa Lundin Banyumas berhasil dengan Jati-1, 
sumur yang sedang dibornya di fore-arc basin Banyumas. Nah, ini memang sumur 
yang risikonya sangat tinggi tetapi BPMIGAS mendukungnya dengan penuh. Sebelum 
sampai ke titik bor Jati, mungkin ada tiga tahun sendiri dihabiskan untuk 
membangun pengetahuan geologi yang komprehensif untuk Banyumas fore-arc, 
termasuk melakukan survai seismik di Karang Sambung dan mencari reservoir 
klastik Eosen sampai ke Citarum dan Bayah.
 
Kalau kita mencari contoh bagaimana berbagai studi dan survai dilakukan di 
suatu cekungan termasuk bagaimana drama pencarian partner untuk berbagi risiko 
(?) atau keberhasilan (?) sampai menggiring ke penajakan sebuah sumur 
eksplorasi, Blok Banyumas akan menjadi contoh yang baik.
 
Saat ini, sumur Jati-1 tengah mengalami kesulitan menembus barier yang dulu 
juga menjadi barier sumur2 Pertamina dan menghentikannya : overpressured zone ! 
Saat diskusi dulu, itu sudah kita peringatkan, semoga Lundin telah cukup 
mempunyai solusi untuk itu.
 
Di Banyumas, rembesan lumayan subur, masa kita tidak berhasil juga mencari si 
mutiara hitam ini setelah lebih dari 30 tahun ?
 
Fore-arc dan intra-arc basins adalah salah satu dari sekian tantangan 
eksplorasi di Indonesia. Itu ada dalam perhatian secara khusus oleh BPMIGAS 
saat ini mengacu kepada perannya yang tertuang dalam UU Migas 2001. BPMIGAS 
sedang mengubah organisasinya, dan akan ada satu bagian baru di dalamnya yang 
menangani masalah evaluasi cekungan/new venture. Bagian ini akan berasosiasi 
nantinya dengan Ditjen Migas dalam urusan yang sama.
 
Jangan kuatir, mestinya kita telah banyak belajar dari model2 penawaran lahan 
lima tahun terakhir ini, di mana kekuatan dan kelemahannya, semua akan 
dievaluasi untuk menuju ke penawaran yang lebih baik.

Tidak sulit memanggil service company untuk melakukan gravity atau magnetics 
regional di lahan-lahan yang akan ditawarkan. Model itu telah dilakukan 3 tahun 
ke belakang untuk seismik speculative survey. Sekarang yang sedang dibenahi 
adalah masalah bagaimana pembebanan biaya itu dalam hubungannya dengan kontrak 
PSC.
 
Tantangan eksplorasi Indonesia masih sangat besar. Dalam tantangan, selalu ada 
peluang berhasil dan risiko gagal. Tanpa menjawab tantangan itu sudah pasti 
kita akan gagal !
 
salam,
awang
 

Kuntadi Nugrahanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Setuju dengan Anda, mari kita lihat seeps dengan optimistis.
Dan saya setuju sekali kalau usaha eksplorasi di daerah fore arc basins di 
seluruh Indonesia harus dimulai dengan menawarkan banyak blok di daerah2 
tersebut dengan penawaran jangka waktu eksplorasi yg lebih panjang, komitmen 
dan bagi hasil PSC yang jauh lebih menarik mengingat faktor resiko yang sangat 
tinggi ini.
 
Oleh karenanya mungkin perlu ada suatu sesi penawaran khusus dari pemerintah RI 
untuk menawarkan wilayah fore arc basins ini dalam satu term sekaligus dlm 
waktu bersamaan.  Dengan telah adanya beberapa sumur yang di bor dan terdapat 
indikasi hidrokarbon, tentunya bisa menambah menarik investor untuk mengkaji 
daerah dimaksud.  Perpetaan gaya berat dan gravitasi regional di bbrapa tempat 
pilihan perlu dilakukan lebih dulu sepertinya Mas Awang? apakah ada perusahaan 
Airborne gravity / magnetics yang mau invest di sini untuk mengetahui seberapa 
dalam dan terbentuk dari litologi apa sih kitchen yang ada di sabuk fore arc 
ini? Apakah memang intrusinya ataupun karbonatnya tersebar merata atau hanya 
setempat? semua ini insya Allah dapat terjawab dengan perpetaan dimaksud.
 
Regards, kuntadi


---------------------------------
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Awang Satyana
Sent: Thursday, October 06, 2005 8:53 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten (was : Re: [iagi-net-l] 
Kelurusan Seribu - Jampang )



Cileles-1 punya banyak HC shows di pasir2 Formasi Badui, ekivalen dengan Upper 
Cibulakan kira2. Rangkasbitung-1 menembus karbonat porous ekivalen Baturaja 
juga punya HC shows.
 
Kalau saya, akan gembira dan optimis melihat seeps. Apakah ada perangkap di 
bawahnya, itu nomor ke sekian. Yang penting, di wilayah ini sudah terbukti 
terjadi generasi dan migrasi hidrokarbon. Seeps memang bisa mengindikasi 
kegagalan penyekatan. Tetapi itu tak akan mengurungkan meneruskan eksplorasi. 
 
Coba kita lihat kasus lapangan2 tua di Jawa Timur, Sumatra Selatan, Sumatra 
Tengah, Salawati, Kutei, dan masih banyak lagi. Itu semua ditemukan berkat 
seeps. Bahkan, beberapa di antaranya ditemukan hanya di kedalaman sekitar 200 
meter. Sementara banyak seeps di atasnya, di bawahnya, hanya pada kedalaman 200 
meter terjadi penyekatan. Maka, seeps tak harus menggiring ke kebocoran, tetapi 
benar ke penemuan lapangan minyak.
 
Seeps tentu hanya pertanda awal, untuk sampai ke target titik bor tentu kita 
harus lakukan analisis cekungan dan petroleum system yang detail. Di mana 
kitchen, ke mana migrasi, di mana trap, dan bagaimana reservoir serta 
penyekatnya, lalu kapan semua ini terjadi dalam ruang dan waktu.
 
Maka kesimpulan saya : lihatlah seeps dengan optimis !
 
Seismiknya memang kurang bagus. Reflektor masih bisa diikuti sampai 2.0 
seconds. Lebih dalam dari 2.5 seconds blurred, tetapi itu juga basement. 
Masalah CO2 memang harus dipikirkan, mungkin yang lebih mengemuka bukan karena 
thermal breakdown of carbonates, tetapi pemanggangan karena volkanisme dan 
semua intrusi subsurface-nya di sekitar Mio-Plio-Pleistosen. Tetapi, ini bisa 
diantisipasi. Kalau kita tahu apa asal/penyebab CO2 tinggi di suatu wilayah, 
kita tak akan meraba-raba dalam gelap dan kejeblos mengebor target reservoir 
yang penuh CO2. Kelak di wilayah intra-arc basin semacam ini, volkanologi harus 
dilibatkan dalam evaluasi.
 
salam,
awang

Kuntadi Nugrahanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Apakah ada informasi dari hasil sumur Cileles dan Rangkasbitung mas Awang?
 
Mengenai seeps ini saya ingin sekedar mencuatkan beberapa issue berkaitan 
dengan seeps sbb:
 
- adanya seeps justru dapat memperlemah elemen "seal capacity" dari batuan 
tudung yang diharapkan dapat menahan akumulasi hidrokarbon.
 
- lokasi seeps di permukaan tidak serta merta mewakili keterdapatan akumulasi 
perangkap hidrokarbon atau pun mature kitchen yang persis terdapat vertically 
di bawah lokasi seeps itu.  ini tergantung dari dinamika paleo geologi dan 
struktur di basin yang bersangkutan.
 
basin analyses yang ditunjang pengukuran geologi permukaan maupun data seismic 
(tp saya kok gak yakin bisa punya seismik bagus di daerah pegunungan tinggi ini 
ya?) harus secara hati-hati dilakukan untuk menentukan "critical events" di 
dalam suatu rangkaian "petroleum system" terpadu yg mencakup keterdapatan 
reservoir, seal, trap, dan migrasi (dari mature kitchen ke trap), serta the 
last tectonic event yang dapat memicu 2ndary or 3ertiary migration path atau 
erosi besar dll.
 
mas Awang apakah bisa memberikan gambaran tentang seismic data di daerah ini? 
saya hanya ingin tahu hingga kedalaman berapa sec. kah suatu lapisan masih 
dapat diidentifikasi secara jelas, belum lagi banyaknya volcanic intrusions dan 
sills....ugghhh...belum lagi isu CO2 spt kita tahu di banten basins ini banyak 
sekali terdapat carbonates sejak dari Eocene hingga Late Miocene....
 
tapi menarik banget.
 
kuntadi 86


---------------------------------
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Awang Satyana
Sent: Wednesday, October 05, 2005 2:48 PM
To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED]
Subject: [Geo_unpad] Rembesan Minyak Blok Banten (was : Re: [iagi-net-l] 
Kelurusan Seribu - Jampang )



Terlampir adalah peta rembesan minyak di Blok Banten dan semua lokasi sumur di 
blok tersebut. Dari keenam sumur itu, sumur Cileles adalah sumur yang paling 
prospektif. Perhatikan bahwa lokasinya adalah yang paling dekat dengan kumulasi 
rembesan tersebut.
 
Maka, perlu diwaspadai wilayah depresi yang diapit antara Tinggian 
Malingping-Honje, Tinggian Bayah, dan Tinggian Tangerang. Mestinya, itu sebuah 
depresi yang telah aktif menggenerasikan minyak. Harus dicari penyebaran 
batupasir Eosen di wilayah ini, bila objektif batugamping ekivalen Baturaja 
atau volkanik ekivalen Jatibarang tak prospektif di sini. 
 
Abah, yang menarik adalah lereng2 tinggian di sekeliling depresi itu, dan kalau 
ada, mencari reservoir batupasir Eosen (Formasi Bayah).
 
salam,
awang
 
[EMAIL PROTECTED] wrote:
>
Awang

Terima kasih , jadi kalau kelurusan itu dihubungkan dengan
posisi yang relatif tinggi dibagian barat Teluk Jakarta yang menga-
kibatkan tipisnya sedimen di Blok Bogor , apakah ini yang mengakibatkan
immaturenya daerah dimana Ujung Kulon - 1 dibor
Atau dengan kata lain bvlok sebelah timur dari Bayah menjadi lebih
menarik ?

Si Abah

___________________________________________________________________________




---------------------------------
Yahoo! for Good
Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort. 

---------------------------------
Yahoo! for Good
Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort. 

Moderators:
Budhi Setiawan '91 <[EMAIL PROTECTED]>
Edi Suwandi Utoro '92 <[EMAIL PROTECTED]>
Sandiaji '94 <[EMAIL PROTECTED]>
Wanasherpa '97 <[EMAIL PROTECTED]>
Satya '2000 <[EMAIL PROTECTED]>




---------------------------------
YAHOO! GROUPS LINKS 


    Visit your group "Geo_Unpad" on the web.
  
    To unsubscribe from this group, send an email to:
 [EMAIL PROTECTED]
  
    Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. 


---------------------------------



                
---------------------------------
 Yahoo! Music Unlimited - Access over 1 million songs. Try it free.

Kirim email ke