Atau mungkin perlu dibuat dua kriteria 

Best Paper dan Best Presenter.

Best paper dinilai sesuai dengan bobot "scientific"nya dll (aku rasa sdh
ada dl petunjuk penilaian yg dibuat Pak Syaiful). Biasanya yg menilai
sebuah paper adalah yg lebih senior, lebih pinter atau paling tidak
sama-sama mumpuni dalam bidangnya. Sehingga yg utama dilihat adalah
bagaimana impact terhadap kemajuan geoscience serta kemungkinan
pensitiran oleh geoscientist yg lain.
Nah tentunya penggunaan bahasa yg mudah dipahami pembaca akan lebih
bernilai, kalau tujuannya juga disitir dari luar negeri ya tentunya
dengan bahasa Inggris lah.

Best presenter .... Nah ini bisa sangat unik.
Presentasi yg baik tentunya sebuah presentasi atau penyampaian yg 'mudah
dipahami' sama "wong bodo". Sebuah presentasi teknis akan bagus kalau
dipahami oleh orang yg belum paham akan isi atau materi yg disampaikan,
karena biasanya presentasi teknis ini merupakan pengungkapan hal yg baru
bagi orang lain. Intinya dalam presentasi ygterpenting adalah memberikan
sejernih mungkin point-point serta pokok2 inti yg menjadi message utama
(sebenarnya hal yg sama dengan tulisan). Apabila presentasinya menarik,
saya yakin pendengar (pemirsa) akan juga melihat bagaimana isi paper
lengkapnya.
Nah bahasa yg dipergunakan bisa saja bahasa inggris (sekalian latihan,
upst emangnya IAGI menjadi training ground, bukan the main battle ?).
Atau boleh saja menggunakan bahasa Indonesia kalau ternyata yg hadir
dari satu bahasa yg seragam.

Selalu saja ada pro-con. Yg penting kan keseimbangan .... balance 

RDP

> -----Original Message-----
> From: Yahdi Zaim [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
> Sent: Friday, December 09, 2005 9:24 AM
> To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED]
> Cc: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; 
> [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]
> Subject: Re: [iagi-net-l] JCS2005: Best Presenters
> 
> Teman2 Yth.,
> Setuju dan sependapat dengan Pak Awang tentang sistem 
> penilaian. Jadi kalau memang bobot makalah 60%, ya mestinya 
> si penilai benar2 memahami isi makalah dari makalahnya, bukan 
> dari presentasi. Kan presentasinya sendiri sudah punya bobot 
> yang 40%. Konsekuensi dari itu adalah, penilai harus membaca 
> makalahnya, seperti yang diminta dan diungkapkan Pak Awang.
> Tapi namanya juga Best Presenters, ya karena itulah cukup 
> minilai presentasinya saja ?.
> Yang perlu diingat, banyak orang presentasi (oral) nya kurang 
> bagus (apalagi dalam waktu yang singkat), tetapi makalahnya 
> ruaaarrr biasa, yang merupakan hasil temuan, pengungkapan 
> ide2 atau pembuktian sesuatu yang baru. Indahnya warna-warni 
> tampilan peraga sebenarnya merupakan pelengkap saja (sah2 
> saja untuk dinilai) dari suatu kualitas makalahnya....
> 
> Wassalam,
> 
> Yahdi Zaim
> Departemen Teknik Geologi
> (Masih ada sampai akhir tahun  !!!???)
> FIKTM - ITB
> 
> 
> 
> ----- Original Message -----
> From: "Awang Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <iagi-net@iagi.or.id>; <[EMAIL PROTECTED]>
> Cc: <[EMAIL PROTECTED]>; <[EMAIL PROTECTED]>; 
> <[EMAIL PROTECTED]>; <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Wednesday, December 07, 2005 2:48 PM
> Subject: Re: [iagi-net-l] JCS2005: Best Presenters
> 
> 
> Beberapa masukan/komentar tentang penjurian yang biasa 
> dilakukan (kususnya oleh IAGI), semoga bisa menjadi perbaikan 
> untuk masa mendatang.
> 
> Dari formulir penjurian yang dibagikan kepada chairpersons 
> dan secara random kepada beberapa penonton, bobot nilai 
> seseorang adalah : 40 % presentasi + 60 % isi makalah.
> 
> Di JCS 2005 kemarin, saya diminta menjadi seorang chairperson 
> yang diwajibkan menilai para presenter di session yang saya 
> koordinasi. Jauh2 hari, saya sudah meminta makalah lengkap 
> paper2 yang ada di session saya. Tujuannya ada dua : (1) saya 
> harus memahami dengan baik isi makalah2 yang saya ketuai sidangnya,
> (2) dari isi makalah, saya bisa menilai bobotnya (yang 
> menyusun 60 % penilaian).
> 
> Namun, tak ada satu pun makalah yang diberikan oleh panitia. 
> Nah, bagaimana saya bisa menilainya ? Di Surabaya, saya bisa 
> menilai dengan pasti seorang presenter, caranya 
> berpresentasi, visualisasi yang dilakukannya dll yang 
> menyusun 40 % bobot penilaian.
> Lalu, bagaimana menilai 60 %-nya lagi ? Saya hanya meraba2. 
> Memang CD dibagikan di seminar kit, kita bisa melihat makalah 
> lengkapnya malam sebelumnya, tetapi, jangan menganggap bahwa 
> kita selalu punya cukup waktu untuk melakukannya di menit2 
> terakhir; karena itulah saya minta full papers tersebut jauh2 hari.
> 
> Itu buat seorang chairperson, nah bagaimana penjurian yang 
> dilakukan oleh penonton yang dipilih secara random ? Mereka 
> hanya bisa menilai 40 % bagaimana presentasi, tanpa bisa 
> menilai 60 % isi makalah.
> Apakah mereka tau mau dipilih sebagai juri, jadi baca dulu 
> makalahnya ? Mustahil. Membaca abstrak di buku program juga 
> tidak akan menggantikan yang 60 % itu.
> 
> Lalu, kalau mau menjadikan bahasa Inggris lebih banyak 
> digunakan oleh para presenter, mengapa tidak menjadikan 
> bahasa Inggris sebagai nilai plus dalam penjurian ?
> 
> Kita sebaiknya belajar dari sistem penjurian IPA. Tak ada 
> juri2 random. Sekian puluh juri telah jauh2 hari dipilih oleh 
> panitia penjurian dan didedikasikan untuk beberapa makalah 
> tertentu. Full papers diberikan kepada mereka. Mereka akan 
> punya waktu untuk mempelajari dengan detail isi makalah. Lalu 
> mereka akan ditanya, bisa datang ke IPA tidak sebab 
> presentasi makalah2 yang telah dipelajarinya harus dinilai. 
> Bila tidak, akan digantikan. Nah, dengan cara ini setiap juri 
> tahu menilai dengan pasti bobot isi makalah dan bobot 
> presentasi setiap penulis.
> 
> Saya pernah menjadi chairpersons di PIT IAGI maupun IPA, dan 
> saya pernah menjadi juri baik di PIT IAGI maupun IPA. Maka, 
> rasanya saya punya dasar buat berkomentar seperti di atas.
> 
> Saya sangat mengerti bahwa ada hal2 operasional yang membuat 
> sesuatu tak bisa dijalankan dengan ideal.
> Hanya, khusus penjurian, sebenarnya harus dilakukan dengan serius.
> 
> Jangan menilai kalau kita tak tahu pasti bagaimana 
> menilainya. Dan, jangan menjadikan best presenters suatu 
> target, itu suatu kegembiraan sampingan saja.
> Lagipula, sistem penilaian belum tentu ideal. Tulislah 
> makalah sebanyak2nya, tak perlu dibayang-bayangi
> predikat2 the best..
> 
> salam,
> awang
> (JCS 2005 paper reviewer, judge, chairperson,
> presenter)
> 
> --- [EMAIL PROTECTED] wrote:
> 
> >
> > Agak terlambat memang, dan sebagian orang terutama yg 
> sempat dolan ke 
> > Surabaya minggu lalu, tentunya sudah tahu siapa saja yg mendapatkan 
> > penghargaan dari Panitia JCS2005 karena telah memberikan 
> presentasi yg 
> > dinilai paling baik dan telah diumumkan pada saat acara penutupan, 
> > Rabu sore, 30 Nopember 2005.
> >
> > Berikut informasi lengkapnya:
> >
> > ***** Best Photo Contest:
> > #The 1st Winner: Tenaga yang Tak Berbanding (Irtanto
> > - Pemda Jatim).
> > #The 2nd Winner: Keluarga Tengger (Nakok Aruan - Pemda Jatim).
> > #The 3rd Winner: Nafas Bromo (M. Wahyudin - JOB 
> Pertamina-Petrochina 
> > Salawati).
> >
> > ***** BEST PAPER (ORAL) PRESENTATIONS of STUDENT:
> > #The Student Best Paper (Oral Presentation) of HAGI:
> >  Angga Direzza
> > (Department of Geophysics, ITB); Judul Makalah:
> > Determinasi Fluida dan
> > Litologi Menggunakan Parameter Lambda Mu-Rho (LMR).
> > #The Student Best Paper (Oral Presentation) of IAGI:
> >  Dessy Widyasti
> > Sapardina (Department of Geology, UGM);  Judul
> > Makalah: Evaluasi Tingkat
> > Pencemaran Logam Berat Akibat Usaha Penambangan Emas Rakyat 
> di Daerah 
> > Hargorejo dan Sekitarnya, Kecamatan Kokap, Kabupaten 
> Kulonprogo, DIY.
> >
> > ***** BEST PAPER (POSTER) PRESENTATION:
> > #Reno Faisal (CNOOC SES Ltd.); Judul Makalah:
> > Seismofacies Study in Early
> > Fill to Source Rock Depositional Environment, Asri Basin.
> >
> > ***** BEST PAPER (ORAL) PRESENTATIONS:
> > # Best Paper (Oral Presentation) of HAGI:  Munji Syarif (CNOOC SES 
> > Ltd.); Judul Makalah: Seismofacies Study in Early Fill to 
> Source Rock 
> > Depositional Environment, Asri Basin.
> > # Best Paper (Oral Presentation) of IAGI:  Dwikorita Karnawati 
> > (Department of Geology, UGM); Judul Makalah: The Importance 
> of Slope 
> > Stratigraphy and Slope Hydrology on Rain-induced Landslide 
> in Clayey 
> > Slope at Foot of Kulon Progo Mountain, Central Java, Indonesia.
> > # Best Paper (Oral Presentation) of PERHAPI:
> > Pramusanto (R&D CMC); Judul
> > Makalah: Magnetic Separation of Reduced Iron Cap of Lateritic Ore.
> >
> > Sekali lagi, atas nama Panitia JCS2005, kami sampaikan 
> SELAMAT kepada 
> > para juara dan semoga bisa meningkatkan kemampuannya pada masa 
> > mendatang; serta bisa pula menjadi contoh dan panutan bagi 
> > anggota-anggota HAGI, IAGI, dan PERHAPI, maupun khalayak di dunia 
> > kebumian Indonesia lainnya.
> >
> > Panitia JCS2005,
> >
> > syaiful
> > *pembantu di bagian presentasi teknis dan umum
> >
> >

---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke