Saya setuju dengan Pak Yanto. Nasionalisme jangan hanya diartikan sempit, berarti harus memakai Bahasa Indonesia. Soal bahasa kan hanya teknis penyampaian saja. Justru malah aneh, kalau kita mempublikasikan dengan bahasa Indonesia, karena hanya dimengerti orang Indonesia saja, tetapi tidak bisa dimengerti sebagian besar ahli geologi lainnya.
Nasionalisme harus diartikan secara lebih luas. Misalkan saya menganggap van Bemmelen lebih Indonesianis karena telah meneliti hampir seluruh geologi Indonesia secara menyeluruh. Kita juga akan lebih "nasionalis" jika bisa menulis paper tentang geologi Indonesia dalam bahasa Inggris sehingga bisa dibaca dan dimengerti hampir seluruh geologi di dunia. Dulu saya pernah ngurusin technical program PIT IAGI yang di Bidakara (1999 kalau nggak salah). Dan waktu itu, memang disyaratkan semua paper yang masuk harus berbahasa Inggris. Dan ternyata, sebagian besar paper juga bisa dalam bahasa Inggris, bahkan sampai 4 volume proceeding dengan tim editor yang berbeda-beda. So, we can do it! Nah, kondisi sekarang saya kurang tahu, dan saya akan bertambah heran kalau kita balik ke Bahasa Indonesia. Salam - [EMAIL PROTECTED] d To: iagi-net@iagi.or.id cc: 12/12/2005 04:14 Subject: Re: [iagi-net-l] Bahasa Indonesia vs. Bahasa PM Inggris ? Please respond to iagi-net > Rekans Untuk menjadi bangsa yang besar , kita harus juga mengaplikasikan "nasionalisme" dengan strategi yang benar dan jitu. Khusus mengenai pemakaian Bahasa Indonesia mungkin kita perlu melihat tujuan dari PIT (baik IAGI maupun HAGI). Sebagai ilmu yang mempelajari alam , maka masalah yang didiskusikan baik dalam keseharian maupun dalam forum TIDAK dibatasi oleh batas negara. Dalam kondisi yang sejenis , apa yang terjadi dan terdapat dinegara kita dapat terjadi, terdapat juga dibagian dunia lainnya. Ini adalah "nature" dari ilmu kebumian. Dengan demikian , apa yang sedang "trend" di Amerika Serikat upamanya, akan juga mempengaruhi pemikiran dibagian dunia lainnya. Perkembangan theori geologi dari model alpen , continental drift Wagener, jaman turbidite , plate tectonic telah membuktikan hal ini. Sebagai bagian dunia , yang merupakan laboratorium yang cukup lengkap maka Indonesia atau dibaca lebih lengkap Ahli Kebumian Indonesia seharusnya dapat memberikan kontribusi yang besar. Dan , wajar apabila Penulis penulis asing dalam publikasi di LN "hanya" menjadikan makalah di IPA (yang BUKAN merupakan Asosiasi Profesional) sebagai reference, karena mereka dapat mengerti isinya, karena ditulis dalam Bahasa Inggris. Dengan demikian, jelas apabila IAGI dan HAGI mau mengetengahkan pemiki- rannya dikancah global, tidak ada jalan lain selain menyajikan procceding-nya dalam bahasa Inggris. Mengapa procceding ? Karena sebagai reference biasanya penulis , me- "reffer" kesitu , dan BUKAN pada presentasi. Apakah presentasi harus Bahasa Indonesia atu Inggris , menurut saya penulis harus menyiapkan keduanya , sehingga apabila peserta dalam ruangan jumlah pendengar non Indonesia dapat menyesuaikan diri. Dengan teknologi saat ini mempersiapkan hal ini bukanlah hal yang sulit. Jadi kalau kita mau didengar orang , ya kita harus berbicara atau menulis dalam bahasa yang mereka mengerti. Apakah ini merupakan suatu yang non- nasioanlistik ? Saya kira tidak . Wassalam Si Abah (kok panjang bener ya , kaya ceramah aja , sorry berat) Pak Awang, > > Saya setuju sekali, karena di PIT IAGI yang sudah kesekian puluh kali, > tapi > jarang sekali papernya jadi rujukan (termasuk oleh kita-kita yang lebih > senang menyitir makalah dari proceedings IPA he he he ). Padahal isi > proceedings IAGI juga hebat-hebat. > > Hal lain selain bahasa pengantar adalah peredarannya yang sangat terbatas. > Proceedings IPA setahu saya sudah menjadi salah satu terbitan yang "wajib > dibeli" oleh banyak institusi riset dan universitas. Mungkin untuk IAGI > bisa > memulai dulu dengan mengirim exemplar gratis ke banyak perpustakaan > universitas dan institusi riset di dalam negeri dan manca negara (terutama > yang fokusnya ke asia tenggara model Royal Halloway itu...). > > Mudah-mudahan dengan promosi ini lama-lama mereka jadi "ketagihan" dan > lama-lama mau bayar. > (itung-itung biar stok proceedings di sekretariat tidak numpuk sehabis PIT > bubaran...) > > > salam, > > >>Ini pernah saya tes dengan menulis >> makalah yang lebih kurang sama isinya, sama2 ditulis >> dalam bahasa Inggris, yang satu ada di Proceeding >> IAGI, yang lain ada di Proceedings IPA. Dan, yang suka >> diacu oleh beberapa penulis internasional adalah yang >> di Proceeding IPA. Suatu bukti, bahwa penulis2 >> internasional tidak melirik Proceeding IAGI karena >> mereka apriori dan punya hambatan bahasa. >> > > > > > --------------------------------------------------------------------- > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina > (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id > Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) > Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) > Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) > Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau > [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) > Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) > --------------------------------------------------------------------- > > --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com) -http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) --------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) ---------------------------------------------------------------------