Atau kalau ada IAGIP ( Bukan IAGI Perjuangan tapi IAGI Plus ) maka Pak ADB ini bisa jadi Ketuanya. Saat ini banyak permasalahan di "Industri Geologi" ( Migas , Geothermal dan Pertambangan), yang semuanya ujung ujung nya menyangkut permasalahan investasi kedepan.Dalam permasalahan tsb organisasai semacam IAGI dll dapat berperan sebagai mediator/fasilitator/imputor diantara pemangku kepentingan ( investor , regulator ,eksekutor, dll ). Kalau Pak ADB telah menceriterakan permasalahan di Migas, maka permasalahan yang hampir sama juga ada di Geothermal, inti permasalahan ujung ujungnya ada di Kepastian berusaha/Hukum dan masalah keekonomian/harga. Kepastian berusaha/hukum ini banyak muncul didaerah daerah yg kadang kadang dipicu oleh cara pandang terhadap komoditi ini ( Geothermal disamakan dg komoditi lain Migas misalnya ), kemudian isu lingkungan ( kekawatiran kan habisnya air tanah di daerah tsb misalnya atau akan terjadinya amblesan karena banyaknya dilakukan pengeboran dan uapnya disedot terus menerus ) karena memang keberadaan industri beuthermal ini relatif dekat sekali dg pemukiman/masyarakat. dan permasalahan permasalahan lain dilapangan.( masalah ini karena kurangnya sosialisasi ttg pemahaman komoditi ini terutama didaerah ) Masalah Keekonomian juga tdk kalah pentingnya, misalnaya dalam perpajakan , seperti halnya komoditi geologi lain Geothermal ini juga diperlakukan sama, padahal komoditi ini sangat spesifik sekali. Kemudian masalah aturan di PP nya setelah diundangkannya UU 27/2003 ttg Panasbumi, ternyata sampai sekarangpun belum ada ( padahal sesuai amanat UU harus di buat 5 PP ) belum lagi masalah isinya dari PP tsb, Jadi sampai saat ini tidak bisa dimulai investasi baru. Nah disinilah peran organisasi tsb menjadi sangat penting untuk ( paling tidak ) sebagai "Provokator" terhadap kebuntuhan permasalahan permasalahan tsb, terutama Provokator thd kebijakan regulator yang akan dibuat ( biar cepat dan kondosif untuk semuanya ). Untuk Itu bulan kemarin , kami ( dari Asosiasi) memprakarsai untuk menunjukan kepada pembuat kebijakan ( dalam hal ini Ditjen Pajak) apa itu Industri Geothermal dg segala permasalahan dan langsung lihat di Lapangan ( Gn Salak milik Chevron Texaco ) dan Ternyata disambut cukup antusias oleh Ditjen Pajak dg mengirimkan Direktur PPh nya dengan beberapa Stafnya, dan ternyata beliau baru pertama kali . tahu apa itu industri Pabasbumi, dan berjanji untuk mengakomodir masalah perpajakan di Geothermal kedalam RUU perpajakan yang Baru. Pada bulan yang sama juga diadakan bekerjasama dg Kadin untuk "Mencari Terobosan untuk Investasi di Geothermal kedepan" pihak biar mereka ( investor dan Regulator ) mencari solusi bersama dan buka bukaan di seminar itu. Kadang kadang kami juga bertanya tanya , dimana mana sudah didengungkan akan pentingnya diversifikasi energi / pemanfaatan energi alternatif seperti Geothermal ini namun kenyataan dilapangan kok lain, maju mundur maju mundur terus.istilahnya Tetuko ( Sing Tuku ora Teko Sing Teko ora Tuku , artinya tanya orang jogja .... ) Itulah sebagian permasalahannya ( sekedar sharing wacana saja ) Mungkin yang di Pertambangan dapat sharing juga. Atau untuk memprovokatori permasalahan di Industri geologi ini , perlu koor bersama sama seluruh organisasi terkait dengan derijennya IAGI kali.

Ism


....Mestinya IAGI menjadikan Andang ini  sebagai ketua
BP MIgas, setelah berhasil menjadikan IAGI bergigi dan
bergensi...ayo siapa yang bisa ngaturnya...

Salam

Hilman Sobir

--- Andang Bachtiar <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Salut untuk Vicky, Salut untuk IATMI-KL
(Jangan lupa Vick, kalo "mimpi ni ye"nya yang lain
terwujud juga = jadi
penasehat presiden dsb = ente HARUS tetap jadi
provokator IAGINET dan
minimum jadi Dewan Penasehat IAGI sepanjang
masa....:-))

Beberapa poin yang perlu saya highlight dari narasi
laporan hasil pertemuan
itu adalah:

1. "Jadi nanti kalau Indonesia sudah membaik,
bersedia membangun negeri
sendiri kan?" dijawab dengan "Kalau memang
kondisinya sudah memungkinkan
tentunya banyak teman-teman IATMI-KL bersedia
membangun kembali ke
Indonesia, Pak"

Dari narasi tersebut terasa bahwa SBY mengasumsikan
para professional migas
di KL tidak punya kemampuan dan kemauan untuk
membuat kondisi Indonesia
membaik. Mereka hanya "menunggu" kondisi Indonesia
membaik, baru kemudian
akan ikut membangun (setelah kondisi membaik
tersebut). Lho?!! Padahal
setahu saya lewat korespondensi, diskusi langsung,
dan keterlibatan fisik
dari jauh, kawan2 professional migas Indonesia di KL
tersebut MAMPU dan MAU
bekerja untuk membuat kondisi Indonesia membaik.
(Terus,... kenapa koq gak
pulang2). Nah, dalam rangka menarik kembali
orang-orang macem Vicky dkk ini
ke Indonesia untuk ikut membuat kondisi Indonesia
membaik HARUS ada yang
volunteer menerjemahkan wacana menjadi real action.
Saya sore ini juga ke
KL, besok akan bicara dg Vicky & kawan2 di evening
talk, menawarkan cara
membangun Indonesia pada saat kondisi belum membaik
seperti ini. Sukur2
kalau ada yang langsung resign dari sana dan mulai
kerja babat alas 1
Januari 2005 mendatang.

Tawaran saya ini berlaku juga untuk kawan2 di
Indonesia (terutama yang
sering melontarkan wacana). Mari bersama-sama
melepaskan diri dari belenggu
kemapanan pegawai perusahaan, masuk ke kancah
pergolakan kemerdekaan, untuk
membebaskan (minimal) migas Indonesia dari
permasalahan penyakit kronisnya:
EKSPLORASI berkelanjutan. Saya akan buka warung
(session) di Hotel
Shangrilla JKT Minggu 18 Desember 2005 dari siang
jam 2 sampai tengah malam,
bagi siapapun yang berminat untuk ketularan.

2. Tentang PSC term yang harus menguntungkan negara
dan sekaligus mampu
bersaing mengundang investasi, serta hint dari Vicky
ke SBY untuk
mempertimbangkan succes story dari konsep recycle
explorationnya Petronas,
nampaknya perlu ditindak-lanjuti dengan bikin
task-force (IAGI/IATMI/HAGI
atau IAGI sajalah kalau yang lain-lainnya belum
siap) untuk menelorkan
konsep gabungan PROFESSIONAL MIGAS INDONESIA yang
menyeimbangkan kepentingan
perusahaan/investor (IPA) ataupun birokrasi (Ditjen
Migas dan BPMigas).
Kalau misalnya organisasi-organisasi profesi juga
belum mampu bergerak
(mungkin masih sibuk dengan masalah internal), saya
menawarkan diri untuk
jadi koordinator kelompok kerja bebas tersebut
dimana kawan2 yang berminat
bisa mulai melemparkan ide dan menggodoknya
bersama-sama dalam satu milis
khusus. Mau lewat IAGINET? Hayuuu... Nah, dalam
implementasi advokasinya,
nanti hasilnya kita titipkan ke kawan2 seperti Vicky
yang bisa ketemu
Presiden, atau Menteri, atau DPR.

Sebagai lemparan issue pertama dari saya:
2.1 PSC Term kita selama ini (termasuk yang terakhir
2003 onward) TIDAK
OPTIMUM mempertimbangkan nilai resources dan risk
yang berkaitan dengan
plays yang ada dalam block ybs. Ada block dengan
resources besar dan risk
kecil dapat term yang lebih bagus dari block dengan
resources kecil dan risk
besar, dsb. Kunci pemecahannya ada pada analisis
awal dari block-block
tersebut sebelum ditenderkan oleh pemerintah.
Walaupun kawan-kawan dr
BPMigas (yang notabene lebih punya darah-daging
operasional eksplorasi)
sudah terlibat dalam evaluasinya, tetapi tetap saja
warna analisisnya lebih
berat pada academical & scientific background. Saya
mendengar selentingan
ada usaha untuk membuat BPMigas lebih berperan dalam
mengusulkan blok-blok
baru yang akan ditawarkan. Kalau benar demikian,
saya yakin PSC Term kita
pasca keterlibatan aktif BPMigas akan jadi jauh
lebih "sound" karena kawan2
BPMigaslah yang banyak tahu detail teknis dari asset
geologi yang ada dalam
blok2 tsb, terutama yang sudah direlinquish oleh
KPS2 terdahulu. Tetapi hal
ini tidak menutup kemungkinan juga meningkatkan
peran dari kawan2 di ESDM
(baca: Direktorat Eksplorasi Ditjen Migas dan
Lemigas dan BGESDM) dengan
cara menantang mereka untuk lebih tajam lagi
menganalisis daerah2 terbuka
sebelum ditenderkan.
2.2 Perlu dipertimbangkan oleh Pemerintah untuk
membuat klasifikasi term
kontrak (KKS/PSC) berdasarkan kedalaman dan target
play meskipun Blocknya
tetap. Contoh untuk zona dangkal yang playnya sudah
proven term-nya 85-15,
untuk zona menengah yang playnya masih probable
termnya 75-25, dan untuk
zona dalam yang playnya masih possible termnya
60:40, dsb.

3 .......Silakan yang lain2 menyusul

ADB
Exploration Think-Tank Indonesia

----- Original Message -----
From: <[EMAIL PROTECTED]>
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Sent: Thursday, December 15, 2005 11:27 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Dinner dengan Pak Presiden
SBY


> > FYI: Saya mewakili IATMI-KL (Ikatan Ahli Teknik
Perminyakan Indonesia
> > - Kuala Lumpur) utk dinner bersama Pak SBY tadi
malam.
> > Saya sendiri tidak menyangka ternyata saya duduk
satu meja dengan beliau
> > ...
> >
> > Berikut uraian ringkasnya ...
> > sambungannya besok ya
> > ================================Acara dinner
dengan Pak SBY aku ulas
> > sementara sekilas dulu, berhubung
> > aku sampai dirumah sudah jam 12 malam.
> >
> > Alhamdulillah semua "point concerns" IATMI-KL
sudah saya sampaikan ke
> > pak SBY. Beliau juga menanggapi dengan
sangat-sangat serius. Surat yg
> > sudah dibuat konsepnya oleh Pak Jurtul
Hariprimadi sudah disampaikan
> > ke Pak Andi Malarangeng sesuai saran Pak SBY
sendiri ketika "ngobrol"
> > sambil makan malam.
> >
> > Seteah diperkenalkan oleh Pak Dubes saya
memperkenalkan ttg keberadaan
> > IATMI-KL dengan pasukannya sebanyak 150 orang.
Beliau sangat mengerti
> > bahwa kondisi perekonmian Indonesia masih belum
pulih sempurna
> > walaupun jelas menunjukkan hal-hal yg membaik.
>

___________________________________________________________________________
> Vick
>
> Satement SBY ini menarik jadi saya ingin tanya :
Apakah menurut Anda
(dari
> body languange SBY) , SBY itu merasa senang /
bangga / dengan keberadaan
> profesional Indonesia di KL ?
>
>

___________________________________________________________________________
>
>
>   Beliau akhirnya bertanya ke saya "Jadi nanti
kalau Indonesia sudah
> membaik bersedia membangun negeri sendiri kan ?".
(duh njawab piye ya )

=== message truncated ===


Send instant messages to your online friends http://au.messenger.yahoo.com

---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
---------------------------------------------------------------------




---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
---------------------------------------------------------------------

Reply via email to