>  gelogiawan untuk memberikan rekomendasi yang benar-benar
>  akurat, sehingga kalau tidak dilaksanakan bencana itu
>  benar-benar datang. Dengan kata lain, geologiawan kita
>  harus benar-benar sakti.....
=============================================================
inilah persoalannya, karena geologi bukan ilmu pasti, hanya
bisa meramalkan saja
Ism

>
>> Agak telat ngasih pe-er-nya brur,...
>>
>> karena pada hari pertama longsor terjadi Tim dari IAGI Jawa
>> Timur sudah bergerak ke Jember dipimpin oleh Soffian Hadi
>> dari PPIAGI Demisioner dan dikoordinasikan juga oleh
>> Ikhsyat Syukur di Surabaya. Selain ikut membantu masyarakat
>> di urusan emergency, kawan-kawan Jatim juga mencoba
> mengumpulkan
>> data dalam kaitannya dengan penyebab banjir bandang, lokasi
>> daerah aman,
> dan
>> ikut memberikan penerangan kepada masyarakat dan
>> pejabat-pejabat terkait sehubungan dua hal tersebut diatas.
>> Soffian ikut mendampingi Gubernur
> Jatim
>> dan sebagian bahan yg dikumpulkannya dijadikan referensi
>> dalam wawancara
> dg
>> wartawan saat Menko juga datang kesana. Dari monitoring
>> lewat sms dg
> kawan2
>> disana, sementara ini info awalnya adalah:
>> - hutan lindung di atas / daerah hulu sungai masih bagus
>> - sebagian hutan produksi di sepanjang daerah aliran sungai
>> rusak SETELAH bencana (karena dilanda luapan banjir
>> bandang)
>> - curah hujan di 3 stasiun terdekat 115, 138, 179 mm pada
>> catchment 4130HA lewat sungai "dangkal" sehingga
>> mengakibatkan "destruction"
>> - pemukiman dibangun di atas endapan aluvial purba bekas
>> banjir-banjir bandang pada periode-periode sebelumnya
>> - siaran khusus IAGI JATIM LIFE di radio Suara Surabaya
>> SCFM tadi pagi jam
> 7
>> tentang masalah Banjir Bandang Jember
>> - besok pagi jam 7:00 Soffian akan membriefing Men LH, Men
>> Hut, dan MenKes di Juanda sebelum mereka pakai chopper ke
>> Jember.
>> Selain itu ada informasi juga telah terjadi longsor di
>> Banjarnegara dengan korban sudah mencapai 6 orang
>>
>> Note:
>> Kalaupun Dr Suparto Wijoyo menyalahkan pemerintah karena
>> bencana
> lingkungan
>> yang lebih ditekankan pada manajemen lingkungan yang
>> amburadul (terutama dalam kaitannya dengan penggundulan
>> hutan), mustinya ini diperluas ke masalah-masalah
>> kebencanaan secara umum yaitu karena PEMERINTAH KURANG
>> TANGGAP TERHADAP USAHA-USAHA MITIGASI BENCANA (GEOLOGI)
>> termasuk mitigasi gempa, tsunami, longsor, dan letusan
>> gunung api. Sesuai dengan hasil rekomendasi side-meeting
>> IAGI di Surabaya 29 November 2005, ygmenyatakan bahwa
>> Pemerintah belum mampu melindungi rakyat dari bahaya
>> bencana-bencana geologi, maka IAGI perlu terus menerus
>> menjalankan advokasi terhadap usaha-usaha mitigasi yang
>> seharusnya dibiayai oleh negara/pemerintah
> sebagai
>> pelindung pengayom rakyatnya.
>>
>> Mari kita bantu usaha kawan-kawan di Jawa Timur. Berikan
>> informasi yang
> anda
>> punya sebanyak mungkin ke [EMAIL PROTECTED]
>>
>> Salam
>>
>> adb
>>
>> ----- Original Message -----
>> From: "Rovicky Dwi Putrohari"
>> To:
>> Sent: Wednesday, January 04, 2006 4:17 PM
>> Subject: [iagi-net-l] Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana
>> Alam
>>
>>
>> Kerjaan IAGI belum selesei, aku kasih PeeR baru ya.
>> Gimana ?
>> rdp
>> --------------------------------------------------------------------------> 
>> --
>> -------------
>> HARIAN ANALISA
>> Edisi Rabu, 4 Januari 2006
>>
>> Pakar: Banjir di Jember Bukan Bencana Alam
>>
>> Surabaya, (Analisa) Pakar hukum lingkungan Dr Suparto
>> Wijoyo menilai
> banjir
>> bandang di Jember yang menewaskan 57 orang , 800-an orang
>> mengungsi, dan 500-an
>> orang terisolir bukanlah bencana alam, melainkan bencana
>> ekologi.
>>
>> "Itu bukan bencana alam, karena kalau bencana alam berarti
>> kesalahan
> Tuhan,
>> apa
>> mungkin Tuhan di-mejahijau-kan? Menurut saya, banjir
>> bandang di Jember itu bencana ekologi dan karenanya Bupati
>> Jember harus dimintai
>> pertanggungjawaban,"
>> katanya kepada Antara di Surabaya, Selasa pagi.
>>
>> Menurut dosen Fakultas Hukum (FH) Universitas Airlangga
>> (Unair) Surabaya itu,
>> bupati atau walikota yang wilayahnya rawan bencana banjir,
>> longsor, dan bencana
>> lingkungan lainnya harus dimintai pertanggungjawaban.
>>
>> "Karena itu, saya minta Kapolwil dan Kapolda Jatim menindak
>> secara hukum terhadap bupati dan walikota yang tak memiliki
>> kebijakan untuk mencegah bencana
>> lingkungan. Bagaimana pun, kepala daerah itu harus memiliki
>> manajemen penataan
>> lingkungan," katanya.
>>
>> Doktor alumnus Fakultas Pasca Sarjana (FPS) Unair Surabaya
>> itu menyatakan banjir
>> bandang di Jember bukan problem primer, melainkan problem
>> ikutan yang diakibatkan buruknya manajemen lingkungan dari
>> kepala daerah setempat.
>>
>> "Boleh saja, bupati atau walikota yang ada mengelak dengan
>> menyebut kebijakan
>> lingkungan yang salah merupakan warisan bupati atau
>> walikota terdahulu, namun
>> dia tetap dapat dikatakan bersalah, karena dia seharusnya
>> melakukan
> koreksi
>> atas
>> kebijakan yang salah," katanya.
>>
>> Manajemen lingkungan yang buruk, katanya, menyebabkan hutan
>> menjadi
> gundul.
>> "Hutan menjadi gundul akibat dipotong setan gundul. Saya
>> katakan setan gundul,
>> karena orangnya tak tersentuh hukum. Dia tak tersentuh
>> hukum, karena aparat-nya
>> tak beres," katanya.
>>
>> Oleh karena itu, katanya, manajemen lingkungan yang buruk
>> lebih tepat dikatakan
>> sebagai bencana ekologi atau bencana lingkungan yang
>> menuntut adanya pertanggungjawaban dari kepala daerah dan
>> sejumlah kepala dinas.
>>
>> "Kepala dinas yang harus bertanggung jawab antara lain
>> kepala dinas kehutanan
>> (kadishut), kepala dinas tata ruang, kepala dinas
>> pertamanan atau lingkungan,
>> dan kepala dinas lainnya yang terkait dengan masalah
>> ekologi," katanya.
>>
>> Sama halnya dengan bupati/walikota, katanya, para kepala
>> dinas itu dapat saja
>> mengelak bahwa mereka bukan pelaku di lapangan, namun
>> polisi tetap dapat menjerat mereka dengan kesalahan mereka
>> sebagai pemangku hutan atau
> pemangku
>> wilayah.
>>
>> "Jadi, polisi dapat menuntut kadishut secara hukum dengan
>> adanya bencana banjir
>> bandang dan hutan gundul sebagai bukti yuridis, apalagi
>> bupati/walikota dalam
>> konteks otonomi daerah juga menjadi pemegang otoritas
>> kewilayahan,"
> katanya.
>> (Ant)
>> --
>> --Writer need 10 steps faster than readeR --
>
>
> ---------------------------------
> Yahoo! DSL Something to write home about. Just $16.99/mo. or
> less



___________________________________________________________
indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id



---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke