Pak Noor, Logikanya begitu. Tipis karena erosi dan tipis karena daerah terangkat. Kalau kata Allen pernah jadi daerah2 luapan banjir, itu mestinya berhubungan dengan minimalnya tempat akumulasi sedimen, sehingga kompensasinya bukan vertikal tetapi lateral. salam, awang
Noor Syarifuddin <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Pak Awang, Logikanya di danau tsb sedimen-nya akan tipis sekali yah..? salam, ----- Original Message ----- From: "Awang Satyana" To: ; Sent: Friday, January 13, 2006 5:34 AM Subject: [iagi-net-l] On the Origin of Kutei Lakes (was : RE: [iagi-net-l] Re: gambar wajah orang di danau "pesut" Kaltim) > Saya tidak tahu apakah asal geologi danau-danau Kutei (Semayang, Jempang, Melintang) yang disebutkan kawan-kawan di bawah ini sudah dibahas di milis ini. Maklum, saya baru kembali dari cuti dan ada ratusan surat di inbox-email yang terpaksa dihapus. > > Kutei Lakes, sejauh saya mengikuti geologi Kutei, adalah salah satu misteri geologi Kutei dan Kalimantan yang cukup menarik. Asal-muasalnya pernah disinggung oleh Hank Ott (1987, IPA) dan Wain dan Berod (1989, IPA). Ada beberapa studi regional Kutei tak dipublikasikan yang pernah dilakukan Pertamina dan VICO awal tahun 1990-an yang antara lain menyinggung juga danau-danau habitat pesut ini. > > Menjadi menarik karena ketiga danau ini persis duduk di suatu elemen geologi terkenal di Kutei Basin, yaitu Kutei Gravity High. Ini adalah suatu tinggian basement yang membuat >+40 mgal Bouguer anomaly dibanding sekitarnya. Makin menarik karena tinggian ini punya trend yang persis seperti Meratus : SSW-NNE dan lebih menarik lagi karena di tempat Meratus habis di utara, di situlah Kutei Gravity High lebih kurang bermula. > > Pertanyaan : (1) bagaimana suatu gravity high, tinggian basement, membuat suatu topographic lows sehingga diduduki kompleks danau2 besar, (2) ada hubungan apa antara Meratus dengan Kutei gravity high ? > > Data sumur dan geologi permukaan menunjukkan bahwa Kutei gravity high sebenarnya adalah poros inversi Kutei Basin yang terkenal itu (pasti familiar buat yang pernah bermain di upper Kutei Basin). High ini di beberapa tempat sebenarnya berkaitan dengan backthrusting ke arah barat yang terjadi selama Mio-Pliosen (dominan thrusting di Kutei adalah ke timur). Dan, Kutei Gravity High juga bisa berperan sebagai akar westward backthrusting yang memotong permukaan sampai 20 km ke luar dari poros high-nya. > > Dalam konsep gliding tectonics (seperti yang dipopulerkan oleh Ott, 1987, juga Rose & Hartono, 1976, dan sedikit disinggung van Bemmelen, 1949), Kutei gravity high adalah poros isostatic rebound. Karena gliding tectonics, sediments di tempat ini dipindahkan oleh gravity sliding ke timur dan membentuk progradasi delta di Lower Kutei Basin sambil membentuk Samarinda anticlinorium. Hilangnya sedimen, secara isostatik akan menaikkan basement, tetapi basement yang naik tak mencapai ketinggian semula seperti saat sedimen ada di atasnya. Kenapa ? Karena densitas basement jelas lebih tinggi dari sedimen, maka di ketinggian yang rendah pun ia secara isostatik sudah mencapai equilibrium. Maka : terjadilah sekaligus dua kontras : (1) gravity high karena basement rebound-naik oleh hilangnya sedimen, dan (2) topographic lows karena basement yang naik tak mencapai ketinggian semula saat sedimen masih ada. Topographic lows ini jelas akan menjadi tempat akumulasi tiga danau dengan feeder c > hannel > Sungai upper Mahakam. > > Model danau yang terbentuk karena isostatic rebound ini juga adalah Salt Lake di Utah, USA. > > Lalu, apa hubungan Meratus Range yang membatasi Barito di timur dengan Kutei gravity high yang melintasi tengah-tengah Kutei ? Ada, cukup menarik, Meratus berpengaruh baik ke utara ke Kutei Gravity High, maupun ke selatan menuju Tanjung Raya, Barito Basin. > > salam, > awang --------------------------------- Yahoo! Photos Ring in the New Year with Photo Calendars. Add photos, events, holidays, whatever.