Pak Maryanto dan pak Awang,

Percaya tidak percaya coba hitung kata Banda dalam e-mailnya pak Awang
ada 7, apakah ini pengaruh "Maryanto" sehingga kebetulan "7"? He...
he...heee.

Rgds,

Yanto Salim

-----Original Message-----
From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, February 02, 2006 2:03 PM
To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [iagi-net-l] Patahan Madura

Mas Maryanto,
   
  Bending Banda Arc, pembusuran Jalur Banda, yang saya sebut sebagai
kemungkinan salah satu penyebab penyesaran regional di RMKS, bukan Banda
Sea-nya sendiri. Umur Banda oceanic crust bisa tua bisa muda, bisa setua
Permian, bisa semuda Neogen karena belum banyak dating dilakukan dari
batuan itu sendiri. Tetapi pembusurannya jelas Neogen saat Australia
jelas drifted ke utara dan Papua-Pacific Plate drifted ke barat
(sekaligus membentuk Sesar Sorong-Sula).
   
  Pembusuran Banda yang Mas Maryanto suka sebut siklon tektonik (karena
polanya yang seperti siklon angin) itu bisa berarti dua : Laut Banda
dengan kerak umur tua yang terperangkap oleh pembusuran, atau kerak Laut
Banda dengan umur muda yang terbentuk karena marginal basin sea-floor
spreading (banyak ditemukan diseluruh SW Pacific, lihat tulisan Dan
Karig (1971) di Journal of Geophysical Research.
   
  Mid-Eocene di Jawa Timur terjadi rifting yang membentuk Ngimbang
grabens, itu bukan extensional fractures RMKS; tetapi lebih mungkin
karena merupakan collapse basement akibat perlambatan subduction di
selatan Jawa Timur (roll-back movement), juga terkait dengan pemisahan
Sulawesi Selatan dari Kalimantan Tenggara, Jawa Timur ada dalam sistem
SW arm pemisahan tepi Eastern Sundaland itu (lihat paper saya di
Proceedings IAGI-HAGI 2003 : Accretion and Dispersion of SE Sundaland :
the Growing and Slivering of a Continent).
   
  Mas, kok sempat2-nya mengukur jarak antar gunungapi2 di Jawa dan lagi2
(he..he..) menemukan rata-rata 70 km ? Saya hanya tertarik ke
lineament-nya yang dengan kuat dipengaruhi setting tektoniknya. Minggu
lalu saya naik ke Kaldera Tengger dan puncak Bromo, menarik
membandingkan lineament-nya dengan Kaldera Iyang -Argopuro di timurnya
yang sama-sama membentuk trend utara-selatan. Menarik, kalau
menghubungkannya ke hilangnya Pegunungan Selatan di selatan Lumajang.
   
  salam,
  awang
   
  salam,
  awang

"Maryanto (Maryant)" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  
Ada kata yang mengganggu subtansi kalimat kalau dua kata di baid
terakhir tak di korekasi, sbb:

Tertulis:
1. ... Laut Banda. Juga dari perian ada subduksi ........
Koereksinya: ... Laut Banda. Juga dari PermianTriassic ada subduksi
......

2. .... Maka RMKS Mas Awang tak masukkan extensi Mid Eocene itu, dan
hanya masukkan mulai Mid Eocene. 

Koreksi : .........Maka RMKS Mas Awang tak masukkan extensi Mid
Eocene itu, dan hanya masukkan mulai Mid Miocene. Ini juga karena
pergerakan cepat pindah nya lokasi cyclone itu baranagkali ya ?

Salam,
MAR (nama panggilan Maryanto).

-----Original Message-----
From: Maryanto (Maryant) [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, February 02, 2006 10:10 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Patahan Madura

Kembali ke patahan madura. 
Keteraturan gelombang ARIF 70 km, juga deduksikan adanya giant anticline
di tiap 70 km. Misal ada stucture Banyu Urip, maka mencarinya "Banyu
Urip" dekatnya adalah segitu 70 km jaraknya. Ini misal jarak lapangan
besar di CSB: Pinang, Bangko, Duri, Minas, ..., ... (ga percaya jarak
antarnya itu sekitar 70 km ?) Lalu di setiap sub basin akan ada 100
small antiklin, dengan patahan berjarak sekitar 7 km. 

SDEKAH (Sunda plate Development in Earth layer convection with
Kalimantan as Anticlinal center History, Maryanto, 2005), telah sebut
pereodik sesar NS itu, yang tak hanya kelurusan utara selatan di Jabar
(Banten lewat JKT), atawa Cereme saja. Gunung-gung adalah pertemuan
sesar, di tempat gawirnya, sesar EW dan NS. Nah kelihatannya 70 km
pereode jarak gunung di Jawa, berkorelasi dengan ketebalan lapisan keras
bumi, lithosfer yang sekitar 70 km +- 10 km itu. 

Jabar dan JatengJatim yang terlihat sebagai beda basin, maka di Londo
sana menjadi hal yang menarik antara perbedaan suku Sunda (Jabar),
dengan Suku Jawa (JawaTengahJawaTimur). Brangkali warna kulit, bentuk
badan di pengaruhi oleh makanan (dari gen tanah barangkali) yang
CretaceousCenozoic (Jabar), dan Cenozoic saja (JatengJatim). Hubungan
basement dan suku tadi, bagi Londo itu juga science, ada relasi
keteraturan, yang bagi orang yang tak melihat kondisi keteraturan itu ya
hal ini bukan di sebut science. Tengkorak Trinil itu bagi anak-anak sana
hanya buat "bal-balan", bukan indah-science, dan ternyata ini amat
scienec bagi orang orang di mulai dari Londo-londo itu, kan ? Hem
fosil-fosil itu amat-amat berharga. 

SALAM sebut pergerakan kompresi-ekstensi pereode 70 Ma, 700 Ma, dll.
Pereode 700 Ma-nya, adalah kompresi sejak 570 Ma ke PermianTriassic 245
Ma, dan ekstensi hingga kini. Preode 70 Ma-nya, kompresi dengan
intensitas lebih kecil di banding intensitas 700 Ma, sejak di setiap
seperempat akhir masa Kambrium, OrdovisianSilur, Devon, Carbonaferous,
PermianTriassic, Jurassic, Cretaceous, dan Cenozoic. Di setiap
pereode ada 10 parapereode. Di awali pada setiap masa: Orogenesa3,
Orogenesa4, stabil, earlyrift, maxsynrift, latesynrift, sagging,
compaction, orogenesa1, orogenesa2, balik ke orogenesa3 sebagi awal
perubahan nama sekwen baru. Ini ada pada tabel SLEMAN (Stratigraphy
Lexicon Elevates Mines Available Nomenclature, Maryanto, 2005). Ini
telah memuat stratigrafi 18 basin di Indonesia dari Sabang sampai
Merauke, termasuk Jatim.

Sesar RMKS kemungkinan dimulai dari ekstensi Mid Eocen, lalu kompresi
sejak Mid Miocene hingga kini. Dengan tambahan gerak Yoyo setiap 7 Ma,
dengan Stage berumur 46 Ma, 39 Ma, 32 Ma, 25 Ma, 18 Ma, 11 Ma, 4 Ma.
Angka 13 Ma dan 6 Ma yang pernah disebutkan komentator terdahulu,
kemungkinan di ambil dari Bila U Haq (1987). Dan kini Geologic Time
Scale 2004, sudah banyak merubah angka-angka yang jadi dasar Haq di 20
th lalu itu.

Setiap 70 Ma barulah pindah lokasi subduksinya. Pusat East Cyclone
Tectonic nya dari PermianTriassic, Jurasic, Cretaceous, dan Cenozoic :
adalah Bangka, Kalimantan1, Kalimantan2, Laut Banda. Juga dari perian
ada subduksi yang menjalar keluar sejajar dengan sumbu Permiantriassic
Malaka-Bangka-Kalimantan. Maka komresi sejak 83 Ma, seperempat akhir
Cretaceous hingga Mid Eocene 50 Ma, jadikan Cretaceous Arch. Lalu
extensi dari Mid Eocene itu hingga Mid Miocene 13 Ma, di ikuti perubahan
lokasi East Cycline tectonic ke timur dari Kalimantan2 ke Laut Banda.
Maka RMKS Mas Awang tak masukkan extensi Mid Eocene itu, dan hanya
masukkan mulai Mid Eocene. Itu dugaan saya. Atau bagaimana Mas Awang
dan yang lain ?

Wassalam,
Maryanto.


-----Original Message-----
From: Maryanto (Maryant) [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, February 01, 2006 4:20 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Patahan Madura


Pak Awang, kalo boleh, minta japri dong papernya. Saya cari CD IAGI BDG
itu belum juga ketemu.

Netter.
Menarik diskusi ini. Kemungkinan akan banyak sesar sejajar dengan RMKS
ini. Sepuluhan sesar setiap basin dugaan kami. Juga ada NS, sebagai
tempat pertemuannya NS dan EW adalah posisi gunung-gunung aktif di Jawa.
Jarak gunung-gunung dari Slamet, Dieng, Sumbing, Merapi, Lawu, Arjuno,
Bromo, Jember (Raung?), dan Ijen, adalah 70 km +- 10 Km. Sepuluh bagian
itu membentuk Basin CE Java. Sesar NS ini kemungkinan terusan dari
transfrom fault di Mid Ocean Ridge South IndiaAustralia Plate, yang 50
km +-10 Km. Semakin ke utara, maka di katulistiwa menjadi 70'an km itu. 

Gelombang Primer adalah gelombang kompresi-ekstensi. Gelombang ini di
gambarkan sebagai Intensitas kompresi-ekstensi, yang lalu saya sebut
Gelombang ARIF (Alternating compression-extension pereodically in space
and time Results in Imaging a Form of wave from a center point,
Maryanto, 2005). ARIF menggambarkan jumlahan intensitas gelombang dengan
pereode kelipatan 10. Satu gelombang sinuoidal, misal pereode 700 km,
maka terdapat 10 gelombang dengan amplitodo lebih kecil dengan pereode
70 km. 

ARIF pusat Laut Banda (East cyclone tectonic) menyebar dari titik Laut
Banda ini. Jarak 700 km adalah jarak Basin, misal CE Java, W Java
S.Sumatra, Central Sumatra, North Sumatra. CE Java hanya di pengaruhi
Cenozoic, NW Jawa S. Sumatra Cretaceous, CSB Jurasic, N Sumatra
PermianTriassic. 
NS Fault itu juga ada di CSB, tunjukkan posisi sub basin (misal Aman,
Kiri, TMedan, dst, sepuluhan. Juga CSB ada 10 NW_SE Dari paling selatan
di Dalu-Dalu-TigapuluhHigh-Bangka. Deduksi ini maka akan berlaku sebagi
jarak gunung-gunung, seluruh gunung di Circum Pacific dan Medeteran. NS
ini juga kontrol jarak gunung di Sumatra. Lalu 7000 km adalah sekitar
lebar megaplate.

Gerak East Cyclone Tectonic dari PermianTriasic, Jurasic, Cretaceous,
Cenozoic adalah mula-mula berturut-turut di Bangka, Kalimantan1,
Kalaimantan2, dan Laut Banda. 

Skala dari partikle hingga Universe, kelipatan sepuluhan, disebut MAR
(Mass size Accomplishing Range) Scale. Ini cakup MassSeen (yang
kelihatan itu), juga introduce lebih kecil MassALIT (Mass Among sizes
Lower limit Identified Talked matery), hingga lebih besar universe
MassAGUNG (Mass Above size of Gently Universe Named Geometry). Aman tuh
nanti ku crita.

Salam,
Maryanto.

-----Original Message-----
From: M Untung [mailto:[EMAIL PROTECTED]

Pak Ukat,
Apa khabar? Senang juga membaca diskusi patahan Madura. Mungkin saya
sudah dilampaui teman-teman muda. Tapi tolong lihat lagi laporan saya
tahun 1978 "
Gravity and Geological Studies in Jawa, Indonesia". Lihat garvity
features dari Rembang ke Madura. Di laporan itu diilustrasikan
penampang-penampang yang cukup banyak. Peta itu sangat regional.
Kemudian lihat peta anomali Bouguer yang lebih detail lembaran Rembang,
Tuban, Surabaya dan Madura sekala 1: 100 000 yang di hasilkan oleh
teman-teman P3G (tahun 1990 an).
Coba anda-anda yang sedang bergelut tentang hal ini menafsirkannya.
Kalau hal ini ditafsirkan dengan benar tidak ada istilah coba-coba.
Sekian. Pak Ukat. Selamat bekerja.
M. Untung
......


---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
---------------------------------------------------------------------



                
---------------------------------
 
 What are the most popular cars? Find out at Yahoo! Autos 

---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke