Dari Bu Rita.............

SP

----- Original Message ----- From: "Dwikorita Karnawati" <[EMAIL PROTECTED]> To: "Rendhi Iswarajati" <[EMAIL PROTECTED]>; <[EMAIL PROTECTED]> Cc: <[EMAIL PROTECTED]>; <[EMAIL PROTECTED]>; "Achmad Luthfi" <[EMAIL PROTECTED]>; <[EMAIL PROTECTED]>; <[EMAIL PROTECTED]>; <[EMAIL PROTECTED]>; "Sukmandaru Prihatmoko" <[EMAIL PROTECTED]>; "'Dwikorita Karnawati'" <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Wednesday, February 22, 2006 8:15 AM
Subject: landslde/creep di Kabupaten Bogor


Yth. Bapak/Ibu/Mas 2.

Harian Kompas memberitakan  16 rumah roboh perlahan-lahan akibat
landslide/land`creep di kampung Curug , Desa Bojong Koneng Kecamatan Babakan
Magang  Kabupaten  Bogor.
Berkaitan dengan berita tersebut, berikut saya sampaikan beberapa tanggapan
yang barangkali dapat membantu.

Dengan mempertimbangkan kondisi batuannya, yaitu formasi Jatiluhur yang
terdiri dari napal dan serpih, nampaknya ada kemiripan antara kasus rayapan di daerah tersebut dengan yang di jalan tol Cipularang. Serpih sangat sering
bersifat labil (kehilangan kekuatan gesernya) apabila dalam kondisi jenuh
air. Rayapan ini biasanya terjadi pada kaki gunung atau pada lembah yang
cenderung menjadi zona jenuh air.

1. Saran untuk upaya rekayasa :
Perlu dilanjutkan penyelidikan lapangan untuk :
   a)mendeliniasi zona yang bergerak merayap
   b) menyelidikan kondisi morfologi di sekitar lokasi rayapan untuk
menganalisis pengaruh morfologi terhadap drainase (aliran air permukaan
dan bawah permukaan). Analisis ini perlu karena mekanisme akumulasi air ke
lokasi rayapan perlu dikontrol agar tidak menjenuhkan lapisan serpin dan
atau napal. Jadi analisis atau evaluasi terhadap kondisi hidrogeologi ini
perlu untuk mendesain sisterm drainase yang dikombinasi dengan sistem
penanaman vegetasi (bio-engineering system) di lokasi rayapan.
c) ada baiknya dilihat kandungan mineral yang ada di dalam lapisan serpih.
Kalau ternyata serpih tersebut mengandung mineral smektite atau illite atau
montmorillonite, berarti lapisan tersebut memang sangat sensitiv untuk
bergerak dalam kondisi jenuh air.

2. Saran dari sudut pandang geologi :
Dari berbagai kasus rayapan yang pernah terjadi, umumnya rayapan tersbut
tidak akan langsung membunuh manusia.........namun umumnya merusak
bangunan-bangunan dan luas area yang merayap cukup luas, lebih dari beberapa hektar. Jadi meskipun tidak pernah menimbulkan korban manusia, namun sangat
merugikan dari segi ekonomi dan kenyamanan tinggal.
Apabila kasus 1c. di atas yang terjadi (yaitu ternyata serpih tersebut
mengandung montmorillonite), maka sebaiknya rumah-rumah hunian di lokasi
rayapan direlokasi saja ke tempat yang lebih aman, yaitu ke daerah datar
yang tidak mengandung serpih dan napal. Kenyataannya sudah banyak kasus di
Indonesia menunjukkan upaya mengendalikan rayapan ini tidak pernah berhasil
secara permanen. Demikian pula pemikiran saya tentang tol cipularang,
perbaikan-perbaikan yang dilakukan saat ini sifatnya hanya perbaikan yang
tidak dapat tuntas mengatasi permasalahan. Ibaratnya hanya akan memencet
atau mengobati jerawat pada wajah dengan pergi ke salon, bukan mengobati
penyebab utama jerawat tadi. Namun terus terang saran saya ini sangat
konservatif dari sudut pandang teknik sipil.

Jadi saya usulkan agar dengan initiatif IAGI, dapat diusulkan ke PEMDA
setempat untuk memetakan zona yang rentan merayap dan longsor dengan skala
yang memadai, yaitu skala 1 : 25.000 atau lebih teliti lagi. Dalam hal ini
dapat berkoordinasi dengan Direktorat Volkanologi dan Mitigasi Bencana
Geologi (sekarang sudah ganti nama lagi belum ya?) dan ada baiknya
melibatkan perguruan tinggi setempat. Saya rasa apa yang telah dilakukan
rekan-rekan dari UNPAK perlu didukung dan ditindaklanjuti.

Saat ini kami juga sedang meneliti masalah rayapan tanah ini, dan kebetulan
kami ada laboratorium lapangan di Kalibawang Kulon Progo dilengkapi dengan
beberapa alat pantau. Silakan mampir ke lab tsb untuk saling berbagi
pengalaman.

Demikian tanggapan dari saya, mohon maaf sebelumnya apabila ada ang kurang
berkenan.

Salam
Dwikorita Karnawati

Head of Geological Engineering Department
Gadjah Mada University
Host Institution of Asean University Network/SEED Net
Jl. Grafika no. 2 Bulaksumur, Yogyakarta 55281
INDONESIA
Phone : 62 274 513 668
Fax : 62 274 513 668/ 62 274 883 919
email : [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]
www.geologi.ugm.ac.id

----- Original Message -----
From: "Rendhi Iswarajati" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Wednesday, February 22, 2006 3:54 AM
Subject: FW: [iagi-net-l] landslde/creep di Kabupaten Bogor


Bu Rita, FYI e-mail dari milist IAGI.

Best regards,
Rendhi


________________________________

From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tue 2/21/2006 10:41 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] landslde/creep di Kabupaten Bogor




 Terima kasih Pak Ndaru , kalau Bu Dwikorawati baca komunikasi ini ,
 pls commnent.

 Si Abah

 Barusan telepon Bu Teti (UnPak), ternyata internal Unpak sudah sempat
berdiskusi untuk melakukan action (field checking, penelitian dsb). Kompas
hari ini memberitakan kalau masyarakat menunggu-nunggu penelitian dari
pemerintah, apakah desa mereka masih layak huni (perlu relokasi?).

Mungkin pp-iagi bisa bantu fasilitasi ttg inisiatif Unpak ini. Ini saya cc
ke email pak Agus Karmadi (dosen Unpak). Barangkali rekan yg pengalaman
melakukan ini bisa juga urun rembug (Pengda Jatim/ AMC atau Yogya).

Salam - Daru

----- Original Message -----
From: <[EMAIL PROTECTED]>
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Sent: Monday, February 20, 2006 10:17 AM
Subject: [iagi-net-l] landslde/creep di Kabupaten Bogor





    Rekans

Harian Kompas memberitakan  16 rumah roboh perlahan-lahan akibat
landslide/land`creep di kampung Curug , Desa Bojong Koneng Kecamatan
Babakan Magang  Kabupaten  Bogor.

Pada peta Lembar Bogor 1/100.000 , kampung Curug terletak diatas Formasi
Jatiluhur yang terdiri dari napal dan serpih, akan tetapi mungkin
sebagian
dari Kampung Curug ( sebelah selatan dan timur ) terletak diatas breksi
vulkanik  dan lava sebagai hasil dari kegiatan Gn. Kencana dan Gn Limo
dan menutupi
Formasi Jatiluhur yang terdiri dari napal dan serpih tadi.

Kondisi geologi yang sangat umum menyebabkan terjadinya
longsor/pergeseran tanah.

Proses "creeping" masih /sedang terjadi , 1000 orang warga sedang
menunggu
dengan cemas apa yang akan terjadi dengan rumah , sawah , kebun dan
harta
miliknya, APA yang dapat dilakukan IAGI untuk menguranga "ketidak
pastian
"
mereka?


Si- Abah




---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke