>

  Mang Okim

  Dongeng dong mengenai giok yang rada komplit , jadi kita-nya
  langsung mengerti.

  Si - Abah

_______________________________________________________________________

  Yth Pak Ade dan Saderek Dr.Yatno,
>
> Sebelumnya mohon maaf, lambat membalas karena mang Okim kebetulan ada
> acara Rotary di Yogya. Untuk Pak Ade, apa pernah main ke Idar Oberstein ya
> ? Konon katanya, kota tersebut merupakan cikal bakal industri akik di
> Jerman. Banyak diceritakan oleh Max Brouwer dalam bukunya Edelsteinkunde.
> Di buku-buku gemologi digambarkan tentang adanya Museum Gemstone  yang
> memperagakan  mesin-mesin pemrosesan batumulia berukuran raksasa. Batu
> akik/agatenya juga  bagus-bagus walaupun saat ini konon sudah jadi barang
> langka.
>
> Dan untuk Pak Yatno, mohon maaf karena mang Okim kelupaan acknowledge
> sponsorshipnya dalam pemeriksaan batuhijau Jateng di Perancis. Mengenai
> jago petrografi yang mang Okim maksud, memang bukan Pak Yatno tetapi
> seorang sahabat lain. Ceritanya, batu hijau yang baru mang Okim temukan
> diperiksa secara petrografi. Kebetulan sekali sahabat mang Okim punya
> contoh sayatan tipis batu giok nefrit dari New Zealand. Ketika
> dibandingkan dengan batu hijaunya mang Okim, tampak sekali persamaannya,
> ada kandungan mineral aktinolit yang signifikan. Maka berbunga-bungalah
> mang Okim karena sudah bisa membayangkan akan naik helikopter ke
> Banjarnegara kalau batu hijau tersebut bener-bener giok nefrit. Bahkan
> saat itu mang Okim sempat membicarakannya dengan Prof Katili di Jakarta
> dan mendapat dukungan yang sangat tulus ( sampai diantar ke teman beliau,
> seorang pengusaha ).
>
> Sayang sekali bahwa tak lama kemudian mang Okim kedatangan tamu seorang
> bule Australia yang predikatnya Chef de Mission dari International Jade
> Project. Maka disponsorilah pemeriksaan batu hijau mang Okim di Australia.
> Hasilnya Pumpellyite. Saking penasarannya, beberapa contoh dikirim
> kemudian ke Amerika, hasilnya ya tetap Pumpellyite. Tak berapa lama
> kemudian, datanglah Pak Yatno yang kebetulan akan ke Perancis dan siap
> menolong mang Okim. Ternyata hasilnya sama, Pumpellyite. Di tengah
> kegalauan hati, mang Okim terus mengulik batu hijau yang kenampakannya
> sama dengan New Zealand Jade atau Taiwan Jade tersebut. Alhamdulilah, batu
> hijau yang kemudian mang Okim beri nama Indonesia / Java Jade tersebut
> bisa juga menyumbangkan  rezeki sehingga Serambi Batumulia mang Okim bisa
> bertahan sampai detik ini. Pada tahun 1999,  Java Jade tersebut diabadikan
> dalam prangko Seri Batu mulia Indonesia dengan nilai Rp 5000/keping.
>
> Sekali lagi mang Okim mohon maaf ke Saderek Dr.Yatno.
> Sekian dulu, salam batumulia, mang Okim
>
>
>
> ----- Original Message -----
>   From: Ade Kadarusman
>   To: Y S Yuwono ; ade kadarusman ; [EMAIL PROTECTED]
>   Sent: Saturday, March 25, 2006 12:33 AM
>   Subject: Re: [iagi-net-l] Re: salam batu mulia
>
>
>   Pak Yatno,
>   apa kabar?
>   saya sudah coba reply ke IAGI-net, cuma kok gak masuk-masuk yah.
>
>   Salam Ade kadarusman
>
>
>   Y S Yuwono <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>     Salam!
>
>     Untuk rekan Ade:
>     1. Dalam masalah gemstone, ada aturan yang strict terutama gemstone
> yang sudah jadi (diasah dalam bentuk permata, perhiasan, benda seni
> dsb) tidak boleh merusak sama sekali di dalam pengujiannya, oleh
> karena itu diperlukan sertifikat dari yang berkompeten. Biasanya
> pengujian hanya dilakukan terbatas secara fisik yaitu menguji
> kekerasan, itupun harus dilakukan secara mikroskopi pada sisi yang
> tersembunyi, misalnya untuk berlian pada sisi "girdle" atau "p!
> avilion", tidak boleh pada sisi atas atau "crown"-nya.
>     Dengan keahlian dan pengalaman seorang gemologist, sebetulnya kita
> bisa tahu cara identifikasi yang baik tanpa merusak batu-nya.
> Gemologist beda dengan mineralogist ataupun petrografer/ petrologist.
>
>     mungkin seorang gemologist atau yang mau menjual gemstone tersebut
> seharusnya sebelum gemstone tersebut jadi (sudah dilakukan pengasahan
> dll), sebelumnya harus sudah melakukan berbagai analisa untuk
> membuktikan kualitas atau jenis gemstone tersebut,  minimal jenis
> mineral dari gemstone. Jadi tidak merusaknya yah kali....
>     Buat saya pribadi sebagai petrologist/geologist kalau akan membeli
> sebuah gemstone, yang paling utama akan lebih tertarik jenis
> mineralnya dulu.Kalau ditawari untuk membeli giok misalnya, tentu saja
> yang ingin saya tahu jenis mineral dari giok tersebut, karena banyak
> sekali jenis gemstone yang dikatakan sebagai batu giok! , bukan giok
> atau jade yang tersusun dari mineral jadeite. Nah misalnya kalau
> dikatakan batu giok dari mineral pumpellyte atau actinolite tentu saja
> saya tidak akan membelinya...ha..ha.. ha... yah itu sih bukan giok
> beneran.
>     mungkin kalau orang lain gak peduli apapun jenis mineralnya, yang
> penting giok, jadi itulah saya pikir pengenalan mineralogi yang paling
> basik lewat sayatan tipis akan jauh lebih mudah mengenali jenis giok
> tsb
>
>     2. Saya tertarik artikelnya mengenai Karangsambung, kalo ada draft
>     manuscript bisa saya minta copy nya? Untuk bahan mengajar mahasiswa
> saya, boleh to?
>
>     ok bisa saya kirim lewat file attachment cuma sekitar 2,4 mb, gak
> apa-apa?
>
>     3. Setahu saya, eklogit hanya ada dua mineral, yaitu garnet dan Cpx
>     (omphacite), kalo masih ada amfibolnya apa sudah layak disebut eklogit
>     seperti contoh yang di Karangsambung itu?
>
>     Justru itulah sekarang petrologist membedakan eklogit berdasarkan
> mineral asesorisnya, karena menentukan kondisi P dan T eklogit
> tersebut.
>     Secara textbook eklogit hanya terdiri dari garnet, omphacite, quartz
> dan rutile.
>     Eklogit sekarang dbedakan menjadi quartz eclogite, kyanite eclogite,
> amphibole eclogite, epidote eclogite, phengite eclogite, coesite
> eclogite, lawsonite eclogite dan diamond-grade eclogite
>
>
>
>
>     Untuk Mas Okim:
>     Harap diinformasikan bahwa jagoan petrografi yang mengatakan
> greenstone anda
>     adalah actinolit yang berasosiasi dengan nefrit adalah BUKAN SAYA, dan
> salah
>     satu yang menguji dengan mikroprob dan menemukan itu adalah pumpelyite
>     adalah SAYA yang saat itu kebetulan sedang ke Prancis dan mikroprob
> yang
>     saya gunakan adalah type CAMEBA! X buatan USA di Lab. IFREMER Brest,
> France
>     pada Desember 1992 dan semua data analisis sudah saya serahkan ke Mang
> Okim
>     semua saat itu, saya tidak punya arsip lagi.
>
>     Sekian, salam.
>     Yatno
>
>



---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke