Moga2 aja, Sri Sultan mengeluarkan "sendiko" itu setelah mendapat informasi dari Jl.Cendana Yogya
A R I E F B U D I M A N Pertamina - Eksplorasi Sumatra Phone : (021) 350 2150 ext.1782 Mobile : 0813 1770 4257 / (021) 70 23 73 63 -----Original Message----- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, April 20, 2006 10:15 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Kapan Merapi Meletus ? On 4/20/06, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Merapi bakalan meletus 10 - 14 hari mendatang demikian sendiko > pendito Raja NgaYogyokarto Hadiningrat,Sultan Hamengku Buono > Kaping sedoso (demikian di Detik .com.)Apa wedus gembelnya sudah pada lari ya.... > > Ism Kadangkala kalau ada "sendiko" dari sultan atau kyai, pendeta, pastur, bhiksu dll yg tidak didasarkan pada kaidah ilmiah ini terdengar lucu. Memang bisa saaj sendiko ini sangat ampuh dalam penanggulangan atau usaha mengurangi korban. Namun dalam jangka panjang tidak memberikan keberdayaan masyarakat dalam mengenali kondisi alamnya. Bahkan lebih ekstrimnya "tidak mendidik", walaupun bisa saja menyelamatkan nyawa. Darurat (emergency state). Sebagai penguasa atau pejabat seringkali dalam kondisi yg sangat "darurat" maka penjelasan ilmiah sudah bukan hal yg penting lagi, yg penting selamat. (note: kondisi "darurat" ini bisa saja sangat subjective). Memang kalau rakyat masih hanya mampu bersikap menunggu amaran/peringatan/berita dari "yang dipercaya" maka ucapan (sendiko) dari sang raja akan lebih ampuh sebagai "komando". Keampuhan "komando" ini akan terlihat dari pada kajian ilmiah yang "ndakik-ndakik" (detil dan bertele-tele) bikin mumet malah ndak sempat menyelamatkan diri. Namun sangat disadari oleh para pendidik bahwa perlu saat-saat tertentu untuk memberikan "ilmu" sehingga akan "berkesan". Saat-saat genting akan memberikan usia penyimpanan memory yg lebih awet ketimbang saat normal. Pemahaman terhadap kondisi rakyatnya ini (yg sering masih tertinggal) sangat jarang dimiliki orang yg pinter. Yah wajar saja, scientist biasanya hanya melihat secara alamiah apa-adanya, tidak berpikir bagaimana manusianya, wong kondisi alamnya emang sudah gitu, mau gimana lagi?. IAGI saat ini memiliki momen bagus untuk memperkenalkan pendekatan ilmiah-akademis dalam menghadapi G Merapi secara khusus dan Gunung api pada umumnya. Membuat tulisan di koran lokal, ceramah atau hal-hal lain termasuk mengajak mahasiswa supaya lebih mengenal alam sekitarnya. Menjelaskan bahaya Gunung Api lebih bermanfaat buat Yogyakarta. Seminar gempa dan tsunami kurang relevan dengan Jogeja. Duo- Pendekatan dua arah scientifik dan klenik. Pendekatan dari berbagai arah barangkali akan sangat efektif dalam menghadapi gejala alam di Indonesia ini. Pendekatan klenik akan sangat diperlukan dalam kondisi gawat (emergency), juga peanfaatan orang-orang yg berpengaruh misalnya "penjaga" G Merapi, dan juga Raja atau Sultan penguasa di Jogja. SBY juga sudah meminta "prediksi" ilmiah tentang kemungkinan letusan Merapi. Saya sendiri ketika membaca berita tentang perubahan status G Merapi dua minggu lalu tidak secara khusus mengkaji ilmiahnya, lah wong aku juga bukan volcanologist. Aku hanya merasa perlu memposting di IAGI saja. Memang kadangkala ada "rasa" ketika mengamati perkembangan status Merapi ini. Kayaknya gara-gara dulu sering "ngematke" gunung yg satu ini. Ya dulu aku suka melihat Gunung Merapi dari atap rumah wektu masih kecil di jogja, psst sambil main layang-layang :). RDP Quote ---- Menurut Menko Kesra Aburizal Bakrie seusai rapat di Kantor Presiden di Jakarta, kemarin, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta jajaran di bawahnya, khususnya Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Kegunungapian, membuat prediksi kemungkinan terjadinya letusan Merapi secara ilmiah. (Tim Kompas) --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi --------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi ---------------------------------------------------------------------