Ok, Terimakasih banyak Pak Roby, informasi Bapak sangat membantu sekali buat 
saya. Tetapi  ada yang mau saya tanyakan lagi,Pak. Apakah frontal splay tiu 
prospek untuk reservoir? dan gimana dengan overbanknya sendiri ? ( prospek atau 
tidak ) untuk explorasi reservoir.
   
  salam hormat
   
  rozalli 

[EMAIL PROTECTED] wrote:
  Assalam..
Ingin memberikan sedikit pendapat..

1. Apa- apa sajakah yang mempengaruhi terbentuknya channel di deepwater ?
-->Sediment supply dari bagian proximal memalui feeder channel, sel level 
(relative & eustacy), tectonic

2. Bagaimanakah cara kita mengetahui sinousity channel di deepwater ?
--> Seismic facies, seismic geomorphology, korelasi sumur+subsurface 
mapping

3.Apakah yang ada di papernya henry itu bisa umumnya bisa di terapkan di 
setiap deepwater fans ?
--> Menurut saya cukup applicable karena menggunakan analogi2 dan terbukti 
cukup akurat bila diterapkan di lokasi2 dg kondisi geologi yg kurang lebih 
sama.

4. Dan hal-hal apa saja yang membedakan fluvial and deepwater channel ?
--> Mekanisme sedimentasi di deep water channel didominasi oleh gravitasi 
(gravity driven sediment load), sedangkan di fluvial didominasi oleh arus 
traksi (bed load & suspended load). Akibatnya, sequence yg terbentuk juga 
berbeda.
--> Facies association. Biasanya endapan fluvial channel berasosiasi 
dengan coal, carbonaceous mudstone, nodul atau konkresi akibat proses 
oksidasi yg cepat, rootlet, dll. Sedangkan endapan deep marine channel 
biasanya berasosiasi dengan slump deposit (dibagian proximal), dan 
endapan2 flysch (turbidite) semakin kearah distal dengan penurunan modus 
besar butir.
--> Beberapa facies yg sering terdapat pada channel laut dalam : Debrite, 
Turbidite, pebbly sandstone, pebbly mudstone, massive sandstone, 
conglomerate, dll dengan struktur2 sedimen yg dihasilkan akibat gravitasi. 
Sedangkan fasies2 yg terdapat di fluvial channel : conglomerate-gravelly 
sandstone (braided system), Lag deposit, trough&tabular X-stratified 
sandstone, laminated sandstone, floodplain mudstone, interbedded 
thin-layered sandstone-mudstone (crevasse splay deposit), 
coal/lignit&carbonaceous mudstone (back fluvial marsh/swamp deposit), dll.
--> Facies succession. Endapan fluvial channel biasanya berpola menghalus 
keatas/bell shaped (meandering channel) atau blocky (braided 
channel)dengan urut2an fasies vertikal seperti yg telah ditulis oleh 
Allen. Sedangkan Endapan channel laut dalam memiliki pola log yg lebih 
serrated yg mengindikasikan terdapatnya perselingan yg lebih intense 
akibat mekanisme sedimentasi gravitational (bouma sequence?). 
--> Maturity. Sedimen channel laut dalam jarang yg memiliki compositional 
& textural maturity sebaik fluvial (meandering)channel. Kandungan Vclay 
biasanya cukup besar karena tidak melalui proses sorting sebaik dan 
seintensif sedimen2 fluvial. Begitu pula dengan sediment roundness, 
endapan channel laut dalam biasanya lebih angular dibandingkan endapan 
fluvial (meandering channel).
--> Pengendapan channel laut dalam sering terjadi hanya pada saat lowstand 
systems tract, sedangkan fluvial channel dapat terbentuk di hampir semua 
systems tract.
--> Pola konfigurasi refleksi seismik channel laut dalam biasanya 
berbentuk restricted fan yg downlapping pada horizon dibawahnya. Sedangkan 
fluvial channel (jika cukup besar) akan ditunjukkan oleh erosional 
truncation yg terjadi satu/beberapa horizon dan menunjukkan amplitude yg 
besar jika fluvial channel tsb mengerosi litologi dengan densitas yg jauh 
lebih rendah di bagian bawahnya.

semoga dapat sedikit membantu, mohon maaf atas segala kekeliruan.

regards,
roby nurzaman

                
---------------------------------
Love cheap thrills? Enjoy PC-to-Phone  calls to 30+ countries for just 2ยข/min 
with Yahoo! Messenger with Voice.

Kirim email ke