Korelasi amat tinggi antara grafik kegempaan Merapi vs waktu, terhadap grafik muka laut vs waktu (akibat gaya bulan).
Kini "minggu lemah", Rabu-Selasa, 17-23 Mei 2006. Merapi kelihatan melemah kegiatannya. Gaya bulan akan tinggi lagi di minggu 24-30 Mei, minggu bulan baru "Neap tide". Lalu turun, dan naik di "minggu purnama" 9-16 Juni 2006. Selama 3 bulan ini, kenaikan status kegempaan selalu di bulan purnama, dan tak dirubah selama itu. Status gunung sbb: normal, waspada, siaga, awas. Kenaikan staus kayaknya slalu di minggu purnama: 1. Normal naik ke waspada : 15 Safar , 15 Maret 2006. 2. Waspada naik ke Siaga : 13 Robiulawal , 11 April 2006. 3. Siaga ke Siaga Kritis I : 12 Robiulakhir , 10 Mei 2006. 3. Kritis I ke Kritis II : 13 Robiulakhir , 11 Mei 2006. 4. Kritis II ke Awas : 15 Jumadilakir , 13 Mei 2006. Keluar awan panas keluar, jumlahnya puncak di purnama 15 Jamadilakir, lalu menurun hingga kini. Awan panas terpanjang 4 km di jam 05:55, Senin, 17 Jumadilakir. Kemungkinan, lubang semakin lama semakin luas, dan paling banyak menyemprot adalah di Senin. Makasih ke Mas Hery Harjono, yang sebut lukisan kuno ada Merapi meletus (sebenarnya kebanyakan dome collapse-nue ardente) dan ada gambar bulannya, dugakan Merapi meletus di purnama, tak di waktu lain. Ini menguatkan pendapat saya waktu itu adanya siklus bulan dengan gempa. Lukisan itu saya lihat, sebagi lukisan Raden Saleh, Merapi meletus di th 1865, di lihat dari bukit Plawangan, Kaliurang. Dan ini, sudah saya pakai untuk statistikkan letusan Merapi selama 170 th itu. Dengan kesimpulan: Merapi meletus 70 % di "hight tide" mingg purnama/bulan baru, serta dua minggu lainnya, 30 % letusan pada "low tide". Garis lurus Merapi- Kraton- MuaraOpak (Parangtritis), dari puncak berarah S20W, panjang 56 km (eh 8x7 Km, he..he..he..). Merapi-Kraton, 30 km. Kraton-MuaraOpak, 26 km. Semuanya deviasi 1 km. Gelombang ARIF: Gelombang mekanik primer, alternating compresion-extension, yang saya namai sebagai Gelombang ARIF, ini adalah jumlahan sinusoidal pereode sekitar 7 km, 70 km, 700 km, 7000 km, .... Jarak 7000 km ada mega lempeng. 700 km jarak basin. 70 km jarak sub basin/ gunung-gunung. 7 km sub-subbasin. Gunung, saya dugakan sebagai daerah ekstensi. Ini sebagai gawir/depopot untuk model yang tak sinusoidal, dan sudah model gigi gergaji (half graben). Jadi gunung sebagai di perpotongan sesar utara-selatan dan barat-timur untuk di Jawa. Pereode 70 km di Basin JawaTengahTimur, dengan 10 gunung, sebagai garis keutara dari subduction zone, adalah dengan jarak: Gunung Jarak (km). 1. Pojok Tiga 2. Slamet 60 3. Bismo, Dieng 60 4. Merapi, Merbabu 70 5. Lawu 75 6. Wilis 70 7. Kelut 70 8. Semeru, Bromo 70 9. Argopuro 60 10. Raung/Ijen 70 Dengan deviasi 5 km itu, maka rata-rata adalah 70 +- 10 km. Lalu 10 pereode 70 km, membentuk suatu basin, lebar ya 700 km (he..he...). Kalau ada sesar timut barat di Merapi, maka akan ada sesar timur barat selatnnya jarak 70 km, atau 14 km sebelah selatan pantai. Ada ? Pak Untung, dhenmas Djedi, sudah melihat suatu kelurusan Utara-Selatan gravitasi Merapi-Merbabu-Telomoyo. Terus, sesar timur-baratnya, apa kelihatan dengan data gravity (buku kuningnya pesantren LIPI), seismik P dan S (Ivan-Birger)? Bagaimana Pak Kirbani ? Salam, Maryanto. --------------------------------------------------------------------- ----- PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru ----- Call For Papers until 26 May 2006 ----- Submit to: [EMAIL PROTECTED] --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi ---------------------------------------------------------------------