> Rekans Mungkin ada yang tahu bagaimana Pemerintah Malaysia mem"protek" privilages yang diberikan-nya kepada Petronas. Apakah saham Petronas (baik as holding maupun Carigali-nya) ada yang di- lepas di Bursa ?
Terima kasih Si-Abah ___________________________________________________________________________ Pak Koesoemadinata, > > Saya gak ingat persis ketentuan "undivided interest (UI)" itu dalam > bentuk apa, namun prinsip UI ini dulu dimaksudkan agar WKP itu > kegiatannya aktif dan tdk menjadi barang dagangan, kalo prinsip UI > dibolehkan maka operator PSC akan meng-kavling2 lagi WKP yang diperoleh > dari pemerintah menjadi beberapa sub-WKP dan si operator ini farm-out > per sub-WKP dari kegiatan farm-out ini saja si operator mendapat > keuntungan bahkan bias melebihi bonus yang harus dibayar oleh si > operator ke pemerintah, bias jadi si operator lebih sibuk dagang sub-WKP > katimbang melakukan kegiatan operasi perminyakan. > Lha kalo Pertamina bagaimana? Jelas Pertamina adalah perusahaan 100% > milik Pemerintah, karena itu syarat dengan privileges, misalnya split > 60:40, relinquishment ada tapi tdk ditentukan prosentase luasnya dan > kapan dilakukan, pelaksanaannya diserahkan ke Pertamina. LHA PREVILEGES > INILAH YANG HARUS DIPROTEK JANGAN SAMPAI DINIKMATI OLEH NON-PERTAMINA. > Proteksi ini harus dilakukan melalui 2 jalur, yaitu jalur farmout, dan > jalur penjualan stock di stock exchange. Kalo boleh Divided Interest, > Pertamina meng-carve out bloknya kemudian ditawarkan ke perusahaan lain > dengan terlebih dahulu dicabut privileges-nya, ini bisa membahayakan > Pertamina, karena Pertamina akan menghadapi berbagai tekanan, bisa2 > daerah yang bagus yg harus di farm-out (ingat kasus Ustraindo dan Humpus > Patra Gas/ sekarangpun blok Cepu masih heboh), karena itu perlu > Pertamina diproteksi dari jalur farm-out. Sedangkan dari jalur stock > exchage sampai saat ini masih terprotek karena Pertamina dibentuk tidak > berdasarkan atas saham-saham, tdk tahu nanti kalo Pertamina > diprivatisasi, harus dirumuskan dengan jelas proteksinya, ingat kasus > PT. Indosat mayoritas kepemilikannya dikuasai asing. Memang tidak mudah > memproteksi privileges, makin besar privileges makin rigid. Kita tinggal > pilih menganut negara spt Norway yang membolehkan STATOIL (Pertaminanya) > privatisasi maks 30%, saat ini saham STATOIL yg dimiliki public 21%, > atau menganut negara spt Italy dimana ENI (dulu AGIP) saham yang > dipegang pemerintah Italy hanya 30%. > > Salam, > LTH > > -----Original Message----- > From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Monday, May 22, 2006 1:56 PM > To: iagi-net@iagi.or.id > Subject: Re: [iagi-net-l] 40 KSO PTM > > Pak Luthfi: > Sebetulnya prinsip undivided interest yang diberlakukan Pertamina itu > apakah > berbentuk UU, Keputusan Menteri atau dalam bentuk apa? > SEbetulnya prinsip ini merugikan daerah yang seluruh arealnya hanya ada > lapangan2 minyak Pertamina, seperti contohnya Jabar. BUMD tidak bisa > ikut > participating interest 10% yang tercantum dalam UU Migas. > Masalah keuangan saya kira bisa diatur untuk bagian yang difarm-outkan > itu. > Aturan itu kan dibikin manusia. > Wassalam > > > ----- Original Message ----- > From: <[EMAIL PROTECTED]> > To: <iagi-net@iagi.or.id> > Sent: Tuesday, May 23, 2006 9:56 AM > Subject: Re: [iagi-net-l] 40 KSO PTM > > >>> Pak Koesoema >> >> Gini lho , pan PSC itu diilhami oleh sistim paro-nya pengelolaan > sawah, >> jadi tergantung sawahnya milik siapa , juga kalau panen-nya gagal ya >> yang punya sawah ndak dapat apa apa. >> Dalam case OTODA peilik sawah ada dua yaitu NKRI dan Pem Kab. >> Jadi 10 % participating interest itu kan hanya berlaku pada tahapan >> produksi, untuk PemKab. >> Jadi tergantung dikabupaten mana lapangan minyak itu berada , kalau > adai >> nya di kabupaten A , ya yang berhak 10 % adalah Kabupaten A. >> Nah memang menghitung-nya menjadi sangat sulit , karena yang > dibagikan >> net revenue. >> Untuk KPS yang daerah-nya relatif kecil saja tetapi dengan lapangan >> yang berada dibeberapa kabupaten sudah sulit. >> Dapat dibayangkan bagaimana sulit-nya PTM yang blok-nya berada >> dibeberapa propinsi , dan laporan keuangan-nya >> harus dikonsolidasikan dulu di - PTM - EP -JKT, baru kemudian > dibebankan >> ke-masing2 Unit Bisnis. >> Padahal PemKab tentunya ingin cepat cepat mendapatkan uangnya agar > dapat >> dipakai membangun Daerah. >> >> Saya bukan orang KEU , tetapi kebayang lieur-nya ya ? >> >> Si-Abah. >> >> > ________________________________________________________________________ > _ >> >> >> >> Pak Luthfi: >>> Jika prinsip "undivided interest" berlaku untuk Pertamina, bagaimana >>> apakah >>> Pertamina berkewajiban untuk menawarkan 10% interest-nya pada BUMD >>> (daerah) >>> sebagaimana dalam UU Migas pasal 22 yang berlaku untuk PSC? Karena > tentu >>> Wilayah Kerja Pertamina meliputi banyak propinsi dan kabupaten!. >>> RPK >>> ----- Original Message ----- >>> From: <[EMAIL PROTECTED]> >>> To: <iagi-net@iagi.or.id> >>> Sent: Monday, May 22, 2006 9:50 AM >>> Subject: Re: [iagi-net-l] 40 KSO PTM >>> >>> >>>> > >>>> Pak Koesoema >>>> >>>> Memang kalau kita lihat dari kacamata pwerusahaan minyak / PSC yang >>>> normal , adalah aneh bahwa PTM tidak boleh farm -out. >>>> >>>> Hal ini terjadi sebagai akibat sifat PTM (berdasarkan PP - nya >>>> berangkali) >>>> yang dianggap samadengan PSC kecuali split-nya. >>>> Sampai sini dulu saya bertanya : Apakah memang harus disamakan ? >>>> Apakah akan ada yang protes kalau diberikan sedikit dispensasi (lha >>>> wong >>>> PTM punya negara , artinya mau untung seberapa banyak ya untung-nya >>>> buat >>>> negara dan dimanfaatkan untuk rakyat. >>>> >>>> Karena disamakan maka WKP-nya akan dan hanya SATU. >>>> Akibat-nya ? >>>> Ya , seperti kata Pak Lufthi itu , kalau fatm - out ya harus > seluruh >>>> WKP. >>>> Praktek-nya bagaimana ya ? Wong daerah-nya begitu besar , > dibeberapa >>>> cekungan , dengan berbagai tingkat risiko, tingkat operasi (ada >>>> lapangan >>>> yang baru diketemukan , ada yang sudah jadi brown - field). >>>> Jadi kalau mau farm - in / farm -out , bagaimana menghitung > perjanjian >>>> bisnis-nya ya ? >>>> >>>> Jadi akhirnya PTM milih saja sitim KSO, tentunya akan sedikit sulit >>>> bagi >>>> para calon mitra , karena seperti kata Pak Kusuma namanya ya tetap >>>> sajal >>>> PTM. Padahal untuk public company nama-nya tercantum merupakan hal > yang >>>> penting. >>>> >>>> Menurut saya Pemerintah pake saja saerian "A" mild yaitu " Kalau > bisa >>>> dibikin mudah mengapa dibukin susah" and`"Tanya kenapa ?". >>>> >>>> Jadi Pemerintah harus berani memberikan "perlakuan khusus" kpd PTM >>>> al. boleh memisahkan sebagian daerah-nya untuk melakukan > "deal-bisnis", >>>> apapun bentuknya , sepanjang itu akan memberikan kontribusi positip >>>> bagi >>>> PTM. >>>> >>>> Dalam hal sudah terjadi "kerja-sama" dengan fihak ketiga , maka > daerah >>>> diperlakukan sebagai satu blok tersendiri , dan melaporkan >>>> aktifitas-nya >>>> sebagai KKKS`kepada BP-Migas .TETAPI MASIH TETAP MENJADI DAERAH WKP >>>> PERTA- >>>> MINA. >>>> >>>> Perlakuan/aturan akuntansi migas-nya tentu harus dseselaraskan , > akan >>>> tetapi menurut pendapat saya Pemerintah akan dapat bagian sesuai >>>> dengan aturan yg berlaku saat ini. >>>> >>>> Pendapatan Pertamina dari kerja sama , dimasukan kembali ke PTM > tetapi >>>> harus suda bebas pajak. >>>> >>>> Jadi pada dasar-nya kak boleh memecah interest-nya , maka akan > sulit >>>> bagi - PTM untuk mengembangkan diri. >>>> Dus , yang jadi kunci adalah mau apa tidak Pemerintah memberikan >>>> hak kepada PTM untuk memecah-mecah porto folio berdasarkan > kepentingan >>>> bisnis-nya ? >>>> >>>> Si - Abah >>>> >>>> > ________________________________________________________________________ > ___ >>>> >>>> >>>> >>>> >>>> >>>> >>>> >>>> >>>> >>>> >>>> >>>> >>>> Ini sekedar wacana ("provokasi") saja mengenai KSO. Saya harap > tulisan >>>> ini >>>>> dapat menuai diskusi >>>>> >>>>> >>>>> >>>>> Jika Pemerintah ingin membesarkan Pertamina dan tidak > meng-anak-tirikan >>>>> anak >>>>> kandungnya sendiri walaupun pernah nakal, maka Pertamina harus >>>>> diperlakukan >>>>> sebagai PSC lainnya sehingga dapat bersaing dengan sehat. >>>>> >>>>> Pertama-tama prinsip 'undivided interest" tidak diberlakukan untuk >>>>> Pertamina. Yang jadi masalah utama bagi Pertamina adalah > mendapatkan >>>>> dana >>>>> untuk mengembangkan lapangan-lapangannya, membor prospek2-nya > bahkan >>>>> mengexplorasi sebahagian daerah-daerahnya, untuk mana tidak mungkin >>>>> untuk >>>>> dibiayai bank. Pertamina harus diperbolehkan untuk mem-farm-out-kan >>>>> sebahagian ladang2 minyaknya, prospek demi prospek, bahkan bahagian >>>>> tertentu >>>>> daerahnya, kepada perusahaan minyak nasional maupun internasional >>>>> dengan >>>>> memberikan participating/ working interest (termasuk reserves >>>>> entitlement?) >>>>> dan dibayar dengan hasil produksinya (in kind) sesuai dengan >>>>> participating >>>>> interestnya. Hal ini dilakukan oleh PSC lainnya, mengapa Pertamina >>>>> tidak? >>>>> Perusahaan minyak tidak akan berminat kalau sekedar jadi kontraktor >>>>> dibayar >>>>> dengan cost and fee saja. Supaya Pertamina tidak jadi perusahaan >>>>> portfeuille >>>>> saja, maka Pertamina harus tetap jadi operator tetapi dengan >>>>> partisipasi >>>>> aktif dari fihak investor. Untuk ini tidak perlu dibentuk > perusahaan >>>>> baru >>>>> seperti PT Pertamina Cepu, tetapi Pertamina cukup membentuk > management >>>>> units >>>>> seperti Strategic Business Units (yang mengelola keuangannya > sendiri) >>>>> yang >>>>> langsung berada di bawah management Pertamina dan merupakan bagian >>>>> integral >>>>> dari Pertamina. Namun supaya bentuk KSO ini menarik bagi perusahaan >>>>> minyak >>>>> yang melakukan farm-in (partner), maka partner harus diberi hak > untuk >>>>> menempatkan personilnya pada SBU ini (seconded) untuk slot-slot >>>>> tertentu >>>>> sehingga mempunyai kontrol langsung terhadapa jalannya operation. > Jadi >>>>> sebenarnya sama dengan JOB atau JOA (yang nota bene bukan merupakan >>>>> badan >>>>> usaha/badan hukum tersendiri, tetapi lebih semacam panitya > bersama). >>>>> >>>>> Hal ini terjadi pada waktu PT Humpuss Patragas melakukan farm-out > blok >>>>> Cepu >>>>> pada Ampolex, pada waktu mana PT H. Patragas adalah tetap operator, >>>>> tetapi >>>>> Ampolex menempatkan seorang Vice President Exploration dan seorang >>>>> Chief >>>>> Geologist di dalam organisasi PT H. Patragas. Untuk menghindari >>>>> kecurigaan >>>>> Menteri BUMN atau fihak lainnya akan adanya duplikasi dengan BP > Migas, >>>>> atau >>>>> adanya PSC dalam Pertamina, maka nama dari SBU ini tidak perlu >>>>> mencantumkan >>>>> nama partner. Program kerja, POD, AFE dsb dilaporkan pada BP Migas >>>>> sebagai >>>>> bahagian dari rencana kerja Pertamina. Dengan demikian Pertamina > benar2 >>>>> bertindak sebagai partner dan bukan sebagai regulator. Apakah > daerah2 >>>>> yang >>>>> di-KSO-kan harus ditenderkan, kita pertanyakan juga apakah PSC lain >>>>> jika >>>>> ingin melakukan farm-out harus melakukan tender, bahkan izin dari > BP >>>>> Migas? >>>>> >>>>> Correct me if I am wrong! >>>>> >>>>> >>>>> >>>>> (PLEASE DO NOT ATTACH FILE LARGER THAN 500 KB) >>>>> R.P.Koesoemadinata >>>>> Jl. Sangkuriang G-1 >>>>> Bandung 40135 >>>>> Telp: 022-250-3995 >>>>> Fax: 022-250-3995 (Please call before sending) >>>>> e-mail: [EMAIL PROTECTED] >>>>> >>>>> ----- Original Message ----- >>>>> From: <[EMAIL PROTECTED]> >>>>> To: "malahan" <iagi-net@iagi.or.id> >>>>> Sent: Thursday, May 18, 2006 8:49 AM >>>>> Subject: Re: [iagi-net-l] 40 KSO PTM >>>>> >>>>> >>>>>>> ==================intro============>>>>>> KORAN TEMPO, Senin, 15 >>>>>>> Mei 2006, INDUSTRI, kilas: >>>>>>> Pertamina EP Kembangkan 15 Lapangan.Jakarta- Pertamina Explorasi > dan >>>>>>> Produksi (pertamina EP), anak perusahaan PT Pertamina Persero, > akan >>>>>>> mengembangkan 15 Lapangan ZExplorasi di Jawa Barat mulai tahun > ini. >>>>>>> Dari >>>>>>> lapangan itu, diperkirakan akan menambah produksi gas sebesar 100 >>>>>>> juta >>>>>>> kaki kubik per hari dan minyak 5.000 barel per hari. Direktur > Utama >>>>>>> Pertamina EP Kun Kurnely mengatakan pengembangan lapangan itu > untuk >>>>>>> membantu Jawa Barat yang sedang mengalami kekurangan pasokan gas. >>>>>>> Selain >>>>>>> itu, Pertamina mulai menawarkan 40 lapangan lainnya beberapa > tahun ke >>>>>>> depan dengan pola kemitraan. Diharapkan Juni nanti sudah ada >>>>>>> penetapan >>>>>>> mitra Pertamina. *MUHAMAD FASABENI >>>>>>> ==============end of intro===============>>>>> >>>>>> >>>>> >>>>> >>>>> > --------------------------------------------------------------------- >>>>> ----- PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru >>>>> ----- Call For Papers until 26 May 2006 >>>>> ----- Submit to: [EMAIL PROTECTED] >>>>> > --------------------------------------------------------------------- >>>>> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id >>>>> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id >>>>> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id >>>>> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: >>>>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta >>>>> No. Rek: 123 0085005314 >>>>> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) >>>>> Bank BCA KCP. Manara Mulia >>>>> No. Rekening: 255-1088580 >>>>> A/n: Shinta Damayanti >>>>> IAGI-net Archive 1: > http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ >>>>> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi >>>>> > --------------------------------------------------------------------- >>>>> >>>>> >>>> >>>> >>>> >>>> > --------------------------------------------------------------------- >>>> ----- PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru >>>> ----- Call For Papers until 26 May 2006 >>>> ----- Submit to: [EMAIL PROTECTED] >>>> > --------------------------------------------------------------------- >>>> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id >>>> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id >>>> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id >>>> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: >>>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta >>>> No. Rek: 123 0085005314 >>>> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) >>>> Bank BCA KCP. Manara Mulia >>>> No. Rekening: 255-1088580 >>>> A/n: Shinta Damayanti >>>> IAGI-net Archive 1: > http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ >>>> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi >>>> > --------------------------------------------------------------------- >>>> >>> >>> >>> --------------------------------------------------------------------- >>> ----- PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru >>> ----- Call For Papers until 26 May 2006 >>> ----- Submit to: [EMAIL PROTECTED] >>> --------------------------------------------------------------------- >>> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id >>> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id >>> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id >>> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: >>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta >>> No. Rek: 123 0085005314 >>> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) >>> Bank BCA KCP. Manara Mulia >>> No. Rekening: 255-1088580 >>> A/n: Shinta Damayanti >>> IAGI-net Archive 1: > http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ >>> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi >>> --------------------------------------------------------------------- >>> >>> >> >> >> >> --------------------------------------------------------------------- >> ----- PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru >> ----- Call For Papers until 26 May 2006 >> ----- Submit to: [EMAIL PROTECTED] >> --------------------------------------------------------------------- >> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id >> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id >> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id >> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: >> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta >> No. Rek: 123 0085005314 >> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) >> Bank BCA KCP. Manara Mulia >> No. Rekening: 255-1088580 >> A/n: Shinta Damayanti >> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ >> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi >> --------------------------------------------------------------------- >> > > > --------------------------------------------------------------------- > ----- PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru > ----- Call For Papers until 26 May 2006 > ----- Submit to: [EMAIL PROTECTED] > --------------------------------------------------------------------- > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > No. Rek: 123 0085005314 > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) > Bank BCA KCP. Manara Mulia > No. Rekening: 255-1088580 > A/n: Shinta Damayanti > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > --------------------------------------------------------------------- > > > > > --------------------------------------------------------------------- > ----- PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru > ----- Call For Papers until 26 May 2006 > ----- Submit to: [EMAIL PROTECTED] > --------------------------------------------------------------------- > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > No. Rek: 123 0085005314 > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) > Bank BCA KCP. Manara Mulia > No. Rekening: 255-1088580 > A/n: Shinta Damayanti > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > --------------------------------------------------------------------- > > --------------------------------------------------------------------- ----- PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru ----- Call For Papers until 26 May 2006 ----- Submit to: [EMAIL PROTECTED] --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi ---------------------------------------------------------------------