Pak Ridwan,

Apa kabar ? Semoga selalu sehat. Terima kasih atas komentarnya. Tulisan saya 
kemarin itu adalah pendapat pribadi, bukan suara resmi BPMIGAS, bukan suara 
resmi IAGI. Pendapat saya jelas bisa salah, hanya itu didasarkan bukan kepada 
pikiran selintas, tetapi kepada pengetahuan yang ada di diri saya, penelitan 
data, analogi, dan pengalaman. Saya bisa saja memilih diam tidak berkomentar 
apa pun sehingga dijamin tak akan menimbulkan keramaian opini. Tetapi, apakah 
kita akan membiarkan sesuatu diadili ramai-ramai tanpa memeriksa alternatif 
lain ? 

Bukan sesar kecil yang mengalasi wilayah Banjar Panji dan sekitarnya, itu sesar 
besar sinistral strike-slip fault yang memotong sampai ke tepi barat Madura dan 
masuk ke selatan di bawah volcanic cone Kelud atau lewat di tepi barat volcanic 
cone Anjasmoro. Sesar ini sejajar dengan sesar Opak, BD-TL. Dan di wilayah 
Banjar Panji banyak sintetik-nya yang membentuk flower structuring. 

Saat gempa Yogya, focal mechanismnya jelas strike-slip, dan episentrumnya 
persis di mulut sesar Opak, mau tak mau ia dengan segera mereaktivasi Sesar 
Opak secara sinistral. Dan, penjalaran gelombang meluas ke seluruh Jawa Tengah 
juga Jawa Timur. Tentu kita tak bisa mengabaikan ukuran magnitude skala Richter 
4.5 yang terukur di Karang Kates, atau 4.0 di Bangil dan Pasuruan bukan pada 
saat gempa menggoncang Yogya. Propagasi gempa ini sedikit banyak telah 
mereaktivasi sesar2 yang BD-TL, sebab secara kinematika yang punya strike BD-TL 
lah yang paling mudah teraktifkan. Efek amplifikasinya tentu akan bergantung 
kepada litologi setempat. Dan, sesar2 besar berarah BD-TL ini ditemukan 
beberapa di Zone Kendeng selatan dan Solo Depression Zone.

Akan halnya Bledug Kuwu mengapa tak terbangkitkan, saya pikir karena ia tak 
punya hubungan kinematika ke propagasi gaya gempa dari episentrum utama gempa 
Yogya. Regim tektonik di wilayah2 ini, juga Mrapen, Wirosari, Lamongan, 
Jatirogo ada di Kendeng utara yang secara tektonik sangat dipengaruhi oleh 
Rembang-Madura-Kangean-Sakala sinistral fault B-T dan Kendeng folds yang juga 
B-T. Vector slip focal mechanism gempa Yogya tak akan mudah mengaktifkan semua 
structural grain yang berarah B-T. Tentu ia akan lebih memilih sesar2 yang 
sejajar dengan vector-slip atau front rupture-nya, yaitu yang BD-TL, dan 
kenalah Banjar Panji. Propagasi gempa memang tak pilih2, tetapi itulah, ada 
yang reactivated ada yang tidak.

Set casing di carbonate yang di atasnya shale bukan barang baru. Saya empat 
tahun di Salawati selalu set casing dengan cara itu tak pernah problem. 9 5/8" 
di set di 2-3 meter di bawah puncak Kais, dan Kais diselesaikan di selubung 7". 
Tentu Pak Landong Silalahi tahu juga hal ini. Dan, Banjar Panji bukan mengacu 
ke Salawati, tetapi ke Porong, sumur paling dekatnya. 

Tim sedang melakukan penelitian di sana. IAGI pun telah bergerak. Jadi, pasti 
nanti ada hasilnya, kita tunggu saja.

Salam,
awang


-----Original Message-----
From: Ridwan Nyak Baik [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, June 14, 2006 10:54 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Cc: Awang Harun Satyana; iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [EksplorasionisPertamina] Danau lumpur di Porong

Rekans;

Musibah is musibah, di baliknya ada berkah.
Kita turut prihatin atas musibah lumpur porong karena masyarakat ekitar telah 
turut menderita.

OK;
Kita masuk dalam asumsi regional Pak Awang, bahwa kasus lumpur porong tepicu 
oleh gempa yogya. Lalu logikanya,gempa yogya karya Yang Maha Kuasa. Jadi, 
kesimpulannya : Post Mayeur....oh. Dan semua yang terkait lepas tanggung jawab, 
karena Tuhan punya mau. Ya, kalau kita bersimpati bikin posko peduli seperti 
Aceh, Nias, Jogya, dll.

Jika asumsi regional Pak Awang demikian, maka perlu kita cermati apakah akibat 
gempa Yogya hanya mentriger patahan-patahan kecil sekitar Banjar Panji (Porong) 
saja. Pada hal kita tahu, bila gempa bekerja sampai ke porong tentu dalam 
setting regional purwodadi (bleduk kuwu) dan mrapen (api abadi) akan 
terpengaruh juga. Tapi, ini kok tak.

Jika saya tidak salah (maklum wis tuwo) secara tatanan geologi regional : 
daerah-daerah mulai dari semarang timur, mrapen, purwodadi, jatirogo, lamongan 
selatan sampai ke porong, trus ke selat madura termasuk kedalam zona 
rembang-randublatung. Upper pressure yang sering dilaporkan akibat adanya shale 
diapir dalam cekungan tersebut yang terjadi pada tersier atas (?).

Nah, bila tangan-tangan gempa Yogya sampai mengaduk-aduk shale tersier atas di 
Banjar Panji, kenapa shale di daerah zona rembang-randublatung lain gak 
diutak-atiknya. Apakah gempa Yogya milih-milih. Oh.

Bila saya tidak salah (maklum wis tuwo) dalam pemboran sumur eksplorasi, kerap 
casing di set di lapisan mantap, berlubang baik (tidak gugur) diatas zona loss. 
Di JBB (tolong saya dikoreksi bila salah) casing dipasang sebelum masuk puncak 
kabonat baik parigi maupun baturaja. Sebab dibagian puncak carbonat sering 
terjadi loss sirkulasi.

Nah, kenapa di Banjar Panji-1 set casing masuk dulu dalam karbonat...bench 
markingnya biasa di Salawati. Oh kawan, 3 tahun saya berada di Papua, dan pada 
saat saya di sana (1975 - 1978) semua pemborang yang menembus kais tidak 
dicasing (open hole test), saya tidak tahu sekarang. Meskipun, sekarang 
ya...tapi ambil contoh Salawati tentu kurang bijak, sebab disekitar porong 
telah banyak pemboran, baik di Cepu, Bojonegoro, Selat madura, dll.

Komunikasi Lumpur Lapindo Brantas, telah memberi citra buruk pada semua insan 
migas Indonesia. Katanya, ahli amerika telah dipanggil tapi kerjanya apa tidak 
jelas. Lalu, stakeholder dibiarkan berpikir dengan asumsi-asumsi awam (bukan 
Awang) sendiri. Kegiatan lapangan, terkesan ecek-ecek dengan alat berat 
alakadarnya menggali danau utuk menampung Lumpur. Para petinggi angkat suara 
rakyat tidak kondusif (saya baca Koran, nonton tv dan dengar interaktif dialog 
di radio).

Dari perspektif komunikasi, peristiwa porong telah masuk dalam manajemen 
krisis. Pendekatan dan pengelolaannya ada ditangan orang-orang public relations 
(PR) yang professional. Dalam format yang tidak separah itu, kami pernah, 
mengkomunikasikan blow out RBT-1 (2002), alhamdulillah sukses. Kuncinya adalah 
: "talk what you do, and do what you talk." Dalam kasus porong, stakeholder tdk 
bisa disajikan info yang abu-abu apalagi info yang terpelintir.

Karena kasus Porong sudah domain public (kasusnya, bukan bornya) dan berdampak 
luas (sampai pengaruh pada ekspor Indonesia), maka pada tempatnya IAGI turun 
tangan untuk mengadakan seminar dan menjelaskan kepada public hal-hal yang 
terkait dengan ilmu kebumian.

Tabik;
Ridwan Nyak Baik
(Masih anggota IAGI & HAGI)
 


-----Original Message-----
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Landong Parasi 
Tua Silalahi
Sent: 14 Juni 2006 8:38
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [EksplorasionisPertamina] Danau lumpur di Porong

Rekan-rekan,

Terlampir info dari milis sebelah.

Bagaimana pendapat rekan-rekan dengan analisa yang diberikan oleh pak
Awang H Satyana (BPMIGAS) untuk kasus lumpur di Porong dibawah ini.

Apakah memang demikian atau ada pendapat lainnya.

Horas,
Landong Silalahi


-----Original Message-----
From: IA-ITB@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf
Of Nugroho Wibisono
Sent: Tuesday, June 13, 2006 8:13 PM
To: IA-ITB@yahoogroups.com
Subject: Re: [IA-ITB] danau lumpur di porong (jatim)

Pak Djoko,

Berikut adalah info dari milis sebelah. Masing2 pihak punya
pendapatnya sendiri, benar atau tidaknya masih perlu penelaahan lebih
lanjut.
Mudah2an bermanfaat.

regards,
weby

---------- Forwarded message ----------
From: Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Jun 13, 2006 1:40 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Informasinya benar (Banjar Panji
Mud-Extrusion)
To: iagi-net@iagi.or.id

Informasinya belum tentu benar ? Tak ada yang serakah. Media massa
memang
sumber informasi, tetapi belum tentu akurat.

Kemarin sore, pukul 16.00, datang telepon dan sms dari Metro TV untuk
mewawancarai saya di acara mereka pukul 18.00 tentang semburan lumpur di
sumur Banjar Panji-1 Lapindo Brantas. Tetapi, terpaksa saya tolak karena
pada saat yang sama tim BPMIGAS dan Lapindo mesti ke Komisi VII DPR
untuk
urusan yang sama.

Apa yang tengah terjadi dengan semburan lumpur di Banjar Panji-1 ? Tidak
ada
yang bisa memastikan, sehingga penanganannya pun tak semudah blow out
seperti yang pernah terjadi di beberapa sumur (Randublatung, Pasirjadi,
Anggur, dll.). Mari kita lihat faktanya dulu.

Kita punya fakta-fakta : lumpur yang tersembur adalah lumpur subsurface
(bukan lumpur pengeboran), analisis nannofosil di lumpur menunjukkan
umur
sekitar Pliosen - sama dengan kandungan fosil di kedalaman 2000-6000 ft
di
sumur tersebut, ppm cloride sekitar 10.000, lumpur mengandung material
volkanik, di awal2 semburan lumpur mengeluarkan gas H2S, temperatur
lumpur
sekitar 40-50 deg C. Saat kejadian gempa Yogya 27 Mei 2006, dua stasiun
BMG
di Surabaya mencatat goncangan di Surabaya II-III MMI dengan momen
magnitude
3-3.9 Mw (skala Richter lebih kecil sedikit); di stasiun Karangkates
tercatat III-IV MMI dengan magnitude 4-4.9 Mw. Data seismik regional di
wilayah ini menunjukkan beberapa gejala diapir. Ada lima titik semburan
lumpur dan semuanya di luar titik sumur, permulaan semburan terjadi
sejak
Senin 29 Mei 2006-Kamis 1 Juni 2006.

Sesar regional di wilayah ini adalah strike-slip berarah BD-TL yang
memotong
sampai ujung barat Madura dan ke selatan sampai ke Pegunungan selatan.
Flower structuring bisa diinterpretasikan terjadi juga di wilayah Banjar
Panji. Mengapa BPMIGAS dua tahun lalu menyetujui pemboran sumur ini ?
Karena
: sumur ini merupakan sumur pertama yang akan dibor Lapindo Brantas
untuk
mengetes deep prospect di Kujung I atau Prupuh reef, petroleum
system-nya
memenuhi syarat, analogue discoveries sudah sangat banyak (Banyu Urip,
Mudi,
Sukowati, BD, dll.), kalau sumur ini sukses rentetan implikasi
kesuksesannya
akan panjang. Drilling hazard ? Ada tentu, overpressure dari diapir dan
kita
sudah tau sebab ini wilayah rapid sedimentation di sekuen Pliosen.

Sumur dibor, ada beberapa hambatan overpressure, tetapi bisa diatasi.
Set
casing, hasil LOT di shoe casing terakhir dan perjalanan profil MW
versud
depth menunjukkan tak perlu set casing baru di sekuen bawahnya sampai
menembus target utama Prupuh (Set casing begitu masuk target karbonat
sudah
sangat biasa dilakukan di Salawati Basin, no problem). Target utama
Prupuh
ditembus (mungkin sudah tembus, walaupun turun cukup signifikan
dibandingkan
prognosis) dan loss (biasa terjadi kan di porous reef yang baru
terbuka).
Sumur distop mengatasi loss dan beberapa pekerjaan pipe sticking. Lalu
keluarlah semburan lumpur, gas, air pertama beberapa ratus meter dari
kepala
sumur, saat itu sudah dua hari lewat gempa Yogya. Dan semburan2 pun
berentet
terjadi sampai lima lokasi membentuk deretan yang lebih kurang BBD-TTL.
Tentu saja rig segera dievakuasi dan BOP ditinggalkan di kepala sumur.
Setelah itu, adalah cerita mengatasi banjir lumpur panas.

Dari mana sumber lumpur itu ? Ini penafsiran saya berdasarkan hard data
analisis lumpur, data geologi sumur, geologi regional, data seismik, dan
analog dengan kejadian yang mirip2 di Porong (purba), Maumere, South
Caspia,
dan Peloponnesus Basin di Yunani.

Yang tengah terjadi di Banjar Panji adalah ekstrusi liquefied clay yang
berasal dari Upper Kalibeng clay di kedalalaman 4000-6000 ft yang
terlikuifikasi akibat clay tersebut mengalami sediment failures,
kehilangan
shear strength-nya, kehilangan bearing capacity-nya. Semburan terjadi
karena
liquefied clay ini punya tekanan hidrostatik dan pore pressure, lapisan
liquefied clay ini terpotong-potong sesar2 kecil (fissures) yang sampai
ke
permukaan. Sesar2 ini adalah vents, sekali menemukan vents maka akan
terjadi
release pressure agar terjadi equilibrium. Suatu liquefaction akan
mengalami
tiga macam failures : lateral spreads, flow failures, loss of bearing
strength. Ini semua telah terjadi di Banjar Panji.

Pertanyaannya : mengapa sampai tiba2 terjadi liquefaction ? Semua kasus
liquefaction yang pernah dilaporkan terjadi dan pernah ditulis di paper2
atau textbook adalah karena adanya sudden cyclic shocks/sudden cyclic
loads. Gempa adalah penyebab utama. Penyebab lain bisa storm waves, rock
slides, influx ground water yang tiba2.

Sebelum liquefaction, tanah atau litologi akan kompak dan punya daya
dukung
oleh pembebanan, secara mikroskopis, kompaksinya akan dihasilkan oleh
grains
to grains batuan yang saling bersentuhan, ia akan rigid, punya tekanan
hidrostatik sebesar kedalaman lapisan ini terdapat, pore pressurenya
akan
terjaga di bawah hidrostatic pressure. Tetapi, bila ada sudden clyclic
loads
yang cukup besar, interstitial pore water akan bertambah tekanannya
minimal
menyamai hidrostatik pressure-nya, dan mulailah tekanan air dari pori
mengganggu grain to grain touch lalu merusakkannya. Kompaksi langsung
hilang, bearing capacity hilang, shear strength hilang, sediment
failures,
ia akan segera jadi dense slurry - bubur pekat- yang berkelakuan seperti
fluida.

Mengapa gempa bisa menyebabkan liquefaction ? Karena P dan S wave-nya
akan
mendistorsi struktur granular pori, sehingga ruang pori akan runtuh.
Kolaps
pori ini akan menghilangkan grain to grain contact (bayangkan bangunan
rumah
yang runtuh, di skala butiran batuan pun itulah yang terjadi). Kalau
pori
runtuh, terjadilah fluidisasi. Di samping itu, P wave diketahui
meningkatkan
pore water pressure pada setiap passage of shock waves.

Dalam kasus Banjar Panji, saya percaya gempa Yogya mereaktivasi sesar2
di
atas Prupuh di sekuen Mio-Pliosen sampai Plistosen (Semilir/Lower
Kalibeng ?
Upper Kalibeng, dan Pucangan). Gelombang gempa ini telah menjadi sudden
cyclic loads memicu liquefaction di Upper Kalibeng kedalaman 4000-6000
ft
karena sekuen inilah yang paling labil dan siap kehilangan bearing
capacitynya. Lalu, liquefied clay ini menyembur ke permukaan via venting
faults membawa H2S dari Prupuh carbonates yang baru terbuka karena
terhubung
oleh sesar juga. Apakah ada efek drilling operation dalam kasus semburan
lumpur ini ? Harus ditanyakan dulu, apakah tumbukan bit atau overpull
torque
bisa menggenerasikan P dan S wave seperti yang digenerasikan earthquake
yang
akan membuat sediment failures ?

Kesimpulan saya berbeda dengan Media Indonesia, kondisi geologi dan
gempa
lah yang lebih dominan mendorong ekstrusi lumpur di Banjar Panji. Tak
ada
lumpur disemburkan dari titik sumur, semua lumpur keluar dari sesar2 di
sekelilingnya. Tentu, kegiatan drilling juga punya andil - tapi bukan
faktor
dominan.

Di Yogyakarta, dilaporkan juga di rekahan2 baru yang merentang di
jalan-jalan raya dan wilayah perumahan penduduk, terjadi ekstrusi
lumpur.
Liquefaction adalah gejala biasa suatu gempa.

Kesimpulan saya tentu bisa berbeda dengan yang lain. Silakan dicermati.
Hanya, bencana tetap bencana, saya juga sedih, kok berturut-turut,...dan
saya melihat, tak akan mudah mengatasinya...

Salam,
awang


On 6/12/06, djoko suwito <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>
> teman di pertambangan dan geologi aku mau tanya gimana kok bisa
terjadi semburan gas dan lumpur panas dari pengeboran minyak lapindo di
porong jawa timur? mungkin temen-teman pertambangan dapat membagi
ilmunya kepada saya.
>
> thk
> djoko
>
>
> __________________________________________________
> Do You Yahoo!?
> Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around
> http://mail.yahoo.com




------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Home is just a click away.  Make Yahoo! your home page now.
http://us.click.yahoo.com/DHchtC/3FxNAA/yQLSAA/_JjwlB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/EksplorasionisPertamina/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



-- 
No virus found in this incoming message.
Checked by AVG Free Edition.
Version: 7.1.394 / Virus Database: 268.8.4/363 - Release Date: 6/13/2006
 

-- 
No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG Free Edition.
Version: 7.1.394 / Virus Database: 268.8.4/363 - Release Date: 6/13/2006
 

---------------------------------------------------------------------
-----  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-----  Call For Papers until 26 May 2006
-----  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke