Sebuah gempa hari Minggu 25 Juni 2006 kemarin subuh menggoncang wilayah 
perairan Teluk Tomini, Luwuk, dan Gorontalo. Berdasarkan berita resmi BMG no. 
98/NSC/VI/2006, gempa tersebut menggoncang wilayah ini pukul 05.15 WITA dengan 
kekutan 5.8 SR. Pusat gempa berada di laut Teluk Tomini104 km timurlaut kota 
Luwuk. Goncangan terbesar dirasakan di Gorontalo pada skala MMI III-IV. 
Goncangan dirasakan juga di Luwuk, Poso, dan Palu. Pusat gempa berada pada 
kedalaman 72 km. Berdasarkan data USGS, gempa tersebut berkekuatan 6.2 Mw 
(momen magnitude), berpusat di laut Teluk Tomini 110 km selatan kota Gorontalo, 
dengan kedalaman pusat gempa 36 km.


Tidak ada kerusakan berarti dan korban jiwa dilaporkan. Gempa juga tidak 
menimbulkan tsunami. Bila kita taruh pusat gempa itu di peta tektonik Sulawesi, 
maka ia mungkin berhubungan dengan sistem sesar mendatar menganan (dextral) 
Sesar/Patahan Gorontalo – sebuah sesar besar di bagian timur Teluk Tomini yang 
menggeser Lengan Utara Sulawesi persis di kota Gorontalo. Pembukaan sesar ini 
telah membuat Danau Limboto di barat laut kota Gorontalo. Focal mechanism 
solution yang diterbitkan USGS menunjukkan gempa ini berhubungan dengan suatu 
sesar mendatar.


Melihat posisi dan kedalaman pusat gempa, kelihatannya gempa ini tak terhubung 
ke subduksi kerak samudra Laut Sulawesi di bawah busur volkanik Sulawesi Utara, 
tetapi mungkin ke subduksi kerak samudra Laut Maluku di bawah kerak Teluk 
Tomini. Hanya, pola subduksi Sumatra-Jawa tak berlaku di sini sebab 
kelihatannya lengan2 Sulawesi Utara dan Sulawesi Timur adalah busur kepulauan, 
bukan tepi benua seperti Sumatra-Jawa. Pola subduksi dan pembentukan cekungan 
belakangnya lebih kompleks di Sulawesi daripada di Sumatra-Jawa.


Gempa ini berkekuatan sama dengan gempa Yogya 27 Mei 2006, tetapi di Sulawesi 
tak ada korban satu pun. Mengapa ? Karena : pusat gempa di laut, lebih dalam, 
batuan penyusun Luwuk dan sekitarnya dan Gorontalo dan sekitarnya lebih masif, 
sebagian besar jalur Sesar Gorontalo berpropagasi di laut – juga sesar2 
sintetiknya, dan yang penting jelas penduduk Luwuk-Gorontalo tak sepadat Bantul 
atau Klaten. Beberapa bulan yang lalu berkali2 Laut Banda digoncang gempa yang 
lebih besar daripada gempa Yogya, tetapi tak satu pun korban jatuh. Mungkin ada 
runtuhan bawah laut, tetapi siapa yang tinggal di tengah Laut Banda dengan 
Weber Deep-nya – dalaman paling dalam di Indonesia (> 7000 meter) ? Tak ada.


Salam,


awang


 


 


 
 

 
 

 
 

 
 

 
 

 
 

 
 

 
 

 
 

 
 
 

-- 
No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG Free Edition.
Version: 7.1.394 / Virus Database: 268.9.4/375 - Release Date: 6/25/2006
 

Kirim email ke