Den Mas Mino

  Kamana wae mani baru ayeuna komentar teh ?

  Si - Abah

_________________________________________________________________________



  Abah, nuhun atas nasihatnya...
> Hanya saya mempunyai kecenderungan menempatkan sisi scientific belakangan
> kalau memang sudah dievaluasi dengan seksama dan keluar dgn sebuah
> penjelasan yang konsisten kalau memang porsinya untuk masyarakat.  Kalau
> kita diskusi disini semua bisa sembarang dan jeplak juga nggak maslah toh
> untuk konsumsi kita. Hanya maksud saya masukan2 yang ada di diskusi disini
> akan sangat baik dipakai sebagai data serta evaluasi gratis dari para
> profesional. Jadi sebaiknya ditindak lanjuti dan dibuat semacam ringkasan
> yang dapat mengarahkan pendapat-2 lebih tajam. Bahkan mungkin bisa
> dijadikan
> lahan thesis S2 dan S3.
>
> Memang pendapat scientific perlu tapi kelihatannya tidak tuh.....belum
> ada...di koran2 poenjelasannya itu2 saja dan kelihatannya lebih banyak
> muatan politiknya itu juga menurut saya, Abah.
>
> Salam,
>
> Ben Sapiie
>
>
>
>
>
>
> ----- Original Message -----
> From: <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <iagi-net@iagi.or.id>
> Sent: Thursday, June 22, 2006 8:38 AM
> Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Porong, ADB, dan tim-tim-an
>
>
>> >
>>  Mino
>>
>>  Menurut saya , apapun kalau memang akan memberikan suatu informasi
>>  yang akan membantu menerangkan sebab-sebab dari terjadinya peristiwa
>>  ini harus tetap dilakukan!!!!
>>  Tentunya akan banyak kemungkinan kemungkinan , tapi dengan banyaknya
>>  analisa ilmiah dan objektif tentunya keputusan "apa penyebab-nya "
>>  akan memiliki kadar "kebenaran" yang lebih dapat diterima oleh
>> masyarakat.
>>  Pada diskusi sebelumnya telah jelas bahwa yang memacu terjadinya
>> ekstrusi
>>  lumpur kemungkinan adalah gempa dan adanya "internal blow out".
>>  Dari awal si Abah cenderung yang kedua, tapi apakah itu benar , nah
>>  simulasi akan merupakan salah satu tool untuk membuktikan.
>>
>>  ITU JUGA KALAU MEMANG PENJELASAN SCIENTIFIC DIPERLUKAN !!!!
>>
>>  Komentar :
>>  Tong kitu Mino ! Sangat diperlukan untuk memberikan pencerahan kepada
>>  masyarakat , terutama masyarakat yang tengah digelapkan oleh prasangka,
>>  irihati ,dan kebencian .
>>  Juga untuk memberikan keterangan kepada Penyidik sebagai bahan
>> informasi
>>  nanti dipengadilan.
>>  (Ingat bahwa kasus ini tidak akan berhenti dengan dapat diatasi-nya
>>  ekstrusi dan selesai-nya ganti rugi), hal ini sebaiknya kita bahas
>>  dalam bagian lain.
>>
>>  Si- Abah.
>>
>> ____________________________________________________________________________
>>
>>
>>
>>  Menurut saya karena failure adalah masalah mekanik sudah seharusnya
>>> dilakukan pemodelan geomekanik  (stress regime) untuk membantu
>>> memecahkan
>>> problem terjadi pergerakan lumpur keatas. Kedua model yang diusulkan
>>> sebagai
>>> penyebab: gempa maupun wellbore failure boleh jadi menjebabkan fault
>>> reactivation yang diakibatkan mobilisasi lumpur. Karena jika geomekanik
>>> modelnya tidak ada kita sukar untuk memperdepatkan penyebabnya, paling
>>> tidak, kita akan bisa membuat simulasi dari berbagai kontribusi
>>> variabel
>>> seperti overpressure, gempa, wellbore failure, mud overbalance, etc.
>>> Dari
>>> seismik terlihat banyak sekali patahan yang memotong BJP-1 yang boleh
>>> jadi
>>> berada dalam keadaan kritis.  Dimana perubahan nilai stress tertentu
>>> (Sv,
>>> Shmax, Shmin) dapat menyebabkan failure.  Semoga ini juga sudah
>>> dilakukan
>>> dan bukan suatu hal yang baru, walaupun saya belum lihat disetiap
>>> penjelasan
>>> yang ada. Saya pikir ini sangat kritikal untuk mengetahui penyebab
>>> failure
>>> dengan lebih kuantitatif dan sederhana yaitu masalah mekanik. Saya
>>> pikir
>>> sekarang waktunya untuk mentest setiap model-2  yang sudah diberikan
>>> oleh
>>> beberapa rekan kita (i.e. Awang). Itu juga kalau memang penjelasan
>>> scientific masih diperlukan.
>>>
>>> Salam,
>>>
>>> Ben Sapiie
>>>
>>> ----- Original Message -----
>>> From: <[EMAIL PROTECTED]>
>>> To: <iagi-net@iagi.or.id>; <[EMAIL PROTECTED]>
>>> Sent: Tuesday, June 20, 2006 4:08 PM
>>> Subject: Re: [iagi-net-l] Lumpur Porong, ADB, dan tim-tim-an
>>>
>>>
>>>> >
>>>>  Ndang
>>>>
>>>>  Si- Abah cuman bisa ngomong " GOOD   -  GOOD AND GO AHEAD",
>>>>  tetaplah menunduk , karena yang paling Berkuasa adalah Allah semata.
>>>>  Untuk Tim - Tim IAGI atau geologist "bebas " (aku ndak seneng dengan
>>>>  istilah ini, wong sampean sampean IAGI Meber tokh) ," selamat bekerja
>>>>  dan sukses".
>>>>  Tunjukan bahwa kita bisa kalau mau.
>>>>
>>>>  Si - Abah
>>>>
>>>> __________________________________________________________________________
>>>>
>>>>
>>>>  Dalam 2 hari ini email saya tdk terima dari iagi-net, mungkin karena
>>>>> kepenuhan (gak ditengok-tengok selama week-end s/d pagi ini) terus
>>>>> bounching. Jadi, mohon maaf kalau belum sempat cawe-cawe ikutan
>>>>> nimbrung
>>>>> di lalu-lintas diskusi soal Lumpur Porong ini.
>>>>>
>>>>> Saya di Porong tgl 2 Juni (4 hari setelah kejadian), sempat berhenti
>>>>> dalam
>>>>> perjalanan Surabaya-Malang dan juga 4 Juni ketika kembali dari Malang
>>>>> ke
>>>>> Surabaya terus ke Jakarta lagi. Pada kurun waktu 2-4 Juni itu saya
>>>>> coba
>>>>> berkoordinasi dengan IAGI Jatim (dengan cc ke Sekjen PP-IAGI) untuk
>>>>> segera
>>>>> turun tangan membahas action plan IAGI (Jatim maupun PP) membantu
>>>>> menanggulangi masalah lumpur tersebut. Tentunya saat itu saya juga
>>>>> langsung berkomunikasi dengan kawan2 geosaintis dari Lapindo (mas
>>>>> Bambang,
>>>>> mas Agung, Kang Iwan, Cak Rennier dan jugamas Kenul) untuk mencari
>>>>> tahu
>>>>> dan urun rembug tentang analisis penyebab dan rencana
>>>>> penanggulangannya.
>>>>> Semuanya lewat SMS dan tilpun langsung. Di Malang, IAGI Jatim sempat
>>>>> berkumpul 3 Juni mempersiapkan diri ikut meneliti semburan lumpur
>>>>> Porong
>>>>> tersebut: ada mas Arief Rachmansyah (Ketua IAGI Jatim), Adi Susilo
>>>>> (Unibraw), dan juga mas Kukuh (Sekjen IAGI Jatim, lewat tilpun). B
>>>>> eberapa
>>>>> hari kemudian IAGI Jatim akhirnya bisa berkomunikasi juga dengan
>>>>> kawan-kawan dari Lapindo untuk mendapatkan informasi teknis dari
>>>>> tangan
>>>>> pertama, sehingga setelah itu beberapa pernyataan dari Arief, Adi,
>>>>> Amin,
>>>>> Marcillinus, Soffian keluar di media (lokal dan nasional) dalam
>>>>> rangka
>>>>> memberikan informasi kepada masyarakat. Pada hari-hari antara 6-9
>>>>> Juni
>>>>> saya harus off dari peredaran krn ada urusan bisnis di Dubai, tapi
>>>>> tetap
>>>>> monitoring dan komunikasi dengan rekan-rekan IAGI Jatim dan Lapindo
>>>>> untuk
>>>>> saling menginformasikan ide analisis dan usulan penanggulangan
>>>>> lumpur.
>>>>>
>>>>> Pada Sabtu 10 Juni saya bertemu dengan mas Bambang Istadi Lapindo di
>>>>> Jakarta dan berbincang - dikusi panjang lebar soal penyebab luapan
>>>>> lumpur
>>>>> dan memberikan komitmen untuk ikut membantu sebagai nara sumber
>>>>> independen
>>>>> dalam tim-tim yang rencananya akan dibentuk untuk penanggulangannya.
>>>>> Pada
>>>>> waktu Rapat dengar Pendapat Komisi VII dengan BPMigas, Lapindo, ESDM
>>>>> soal
>>>>> Lumpur Porong Senin 12 Juni 2006, saya coba berikan beberapa masukan
>>>>> ke
>>>>> para anggota DPR yang terhormat lewat sms tentang beberapa hal:
>>>>>
>>>>> 1. Dalam konteks bagi-hasil migas pusat-daerah, pemboran Banjar
>>>>> Panji-1
>>>>> dan penanggulangan semburan lumpur yang keluar lewat rekahan2 di
>>>>> sekitar
>>>>> Porong tersebut kemungkinan SEMUANYA akan mempengaruhi penerimaan
>>>>> daerah
>>>>> (khususnya Kab Sidoardjo) dalam bagi-hasil migas 2006, karena biaya
>>>>> pemboran eksplorasi dan penanggulangan insiden lumpur Porong tsb
>>>>> kemungkinan juga akan dibebankan sbg COST RECOVERY yang dipotongkan
>>>>> ke
>>>>> revenue hasil lifting migas Lapindo sblm dibagi 70 Pemerintah : 30
>>>>> Kontraktor. Dari bagiannya yang 70% Pemerintah akan menyalurkan 21%
>>>>> (30%
>>>>> x
>>>>> 70%) ke daerah. Dg demikian secara akunting bagi-hasil migas: Daerah
>>>>> (Sidoardjo, Prov., dan Kab di jatim lainnya) ikut menanggung 21% dari
>>>>> biaya Banjar Panji-1 dan semburan lumpur Porong. Untuk itu disarankan
>>>>> Daerah berperan aktif dalam penanggulangan tersebut dan jangan
>>>>> sungkan-sungkan untuk menegosiasikan dana penaggulangan demi rakyat
>>>>> yang
>>>>> terkena dampak yang nantinya toh akan dipotongkan di produksi migas
>>>>> Lapindo.#ADB-Anggota Dewan Pakar FKDPM#
>>>>> (argumen dlm Info diatas dalam beberapa minggu terakhir nampaknya
>>>>> juga
>>>>> patut dipertanyakan lagi karena kemungkinan BPMigas juga akan
>>>>> mempertimbangkan masak2 sebelum memperhitungkan pembiayaan "accident"
>>>>> tsb
>>>>> melalui full-cost-recovery ... lihat email pak Awang ttg hal tsb)
>>>>>
>>>>> 2. Saya tidak punya HARD DATA, tapi dari logika petroleum geologi
>>>>> (sementara) yang terjadi adalah release dari overpressured marine
>>>>> mud-diapir level Kalibeng lewat rekahan2 sepanjang patahan-patahan
>>>>> Kwarter
>>>>> yang dipicu oleh instabilitas pressure di sub-surface (bisa krn
>>>>> underground blow-out krn praktek pemboran ataupun krn trigger gempa -
>>>>> less
>>>>> likely) #andang#
>>>>>
>>>>> 3. Dalam waktu 15 hari sejak kejadian semburan lunmpur 29 Mei
>>>>> SEHARUSNYA
>>>>> para engineer dan geosaintis Lapindo (dan konsultannya) SUDAH
>>>>> MENGETAHUI
>>>>> penyebab teknis retakan dan semburan lumpur di sekitar Banjar
>>>>> Panji-1.
>>>>> Kalau dikatakan sampai sekarang masih meneliti dan smntara itu
>>>>> mengemukakan gempa sebagai penyebabnya, nampaknya memang perlu
>>>>> bantuan
>>>>> dari kalangan yang SUPER EXTRAORDINARY AHLI ... mungkinkah sangat
>>>>> kompleks
>>>>> permasalahan bawah permukaannya shg 15 hari-pun belum tahu
>>>>> penyebabnya
>>>>> dan
>>>>> apa yg harus dilakukan untuk menanggulanginya? #andang bachtiar#
>>>>>
>>>>> 4. Dari data kronologi pemboran yang ada di tanganku (kudapat dari
>>>>> wartawan Kompas, 11 Juni 2006), 99% bisa dipastikan telah terjadi
>>>>> underground blow-out yang menyebabkan retaknya bidang lemah
>>>>> rekahan/sesar
>>>>> Porong yang akhirnya jadi konduit lumpur Kalibeng overpressure muncul
>>>>> ke
>>>>> permukaan.
>>>>>
>>>>> 13 Juni 2006 saya kirim lagi sms ke pihak-pihak yang berkepentingan
>>>>> sbb:
>>>>>
>>>>> 5. Insiden Lumpur Porong: fakta petroleum geology dan data kronologi
>>>>> pemboran menunjukkan bhw yg terjadi adalah UNDERGROUND BLOWOUT yg
>>>>> ditrigger oleh prosedur pemboran yang kurang sempurna... untuk
>>>>> corrective
>>>>> action menutup sumber kebocoran tdk cukup hanya dengan mengerjakan
>>>>> trajectory sumur asal, tetapi juga harus menutup sumber2 lain di
>>>>> bawah
>>>>> -
>>>>> sepanjang patahan Porong. Salam #andang bachtiar - narasumber teknis
>>>>> migas
>>>>> untuk KLH#
>>>>> 14 Juni 2006 (s/d 16 Juni) saya harus ke KL untuk urusan bisnis
>>>>> konsultansi, tapi masih sempat berkoordinasi dengan kawan PP-IAGI
>>>>> yang
>>>>> saat itu sdh membentuk cikal-bakal Tim Penanggulangan dibawah
>>>>> koordinasi
>>>>> Pak Ridwan Djamaluddin sekjen dan Ketua Tim pak Edy Sunardi. Beberapa
>>>>> input yang saya salurkan ke mereka waktu itu:
>>>>>
>>>>> 6. 15 Juni 2006, menanggapi permintaan ide ke Tim IAGI:
>>>>> Rojer2 Ed, gud lak untuk Tim PP-IAGI yang menangani Kasus Porong...
>>>>> beberapa suggestion / ide dr aku:
>>>>> a. Istilahnya tolong lebih diperlunak dlm bahasa Indonesia menjadi
>>>>> GUNUNG
>>>>> LUMPUR (bukan gunung api lumpur) shg masyarakat tdk bertambah bingung
>>>>> &
>>>>> ketakutan dengan istilah "volkano" tersebut.
>>>>> b. yang jauh lebih penting drpd sekedar memberi istilah geologi yang
>>>>> mentereng pada proses tsb adalah MENCARI SUMBER PENYEBABNYA dan
>>>>> MENCOBA
>>>>> MENANGGULANGINYA
>>>>> c. pressure instability di sub-surface yang memicu terbentuknya
>>>>> Gunung
>>>>> Lumpur tersebut besar kemungkinan diakibatkan oleh underground
>>>>> blow-out
>>>>> dr
>>>>> proses pemboran BP-1: perhatikan sekuen kronologi laporan pemboran yg
>>>>> menyebutkan ada loss, tight-hole, kick, well killing, stuck, dsb...,
>>>>> periksa dg seksama GEOLOGRAPH, MUD RECORD, dan GRAPH2 DI MONITORING
>>>>> UNIT
>>>>> (SPM, MUD TANK, TEMP, dsb)
>>>>> d. argumen gempa sbg penyebab liquefaction shg Gn Lumpur muncul hanya
>>>>> bisa
>>>>> valid kalo kita juga bisa menerangkan kenapa di Wunut, Tanggul angin,
>>>>> Kuti, Krukah, Sekarkorong, Mudi, sukowati, Cepu dan Lapangan2 yang
>>>>> lebih
>>>>> dekat ke garis Bantul-Klaten tidak mengalami hal yang sama dg Banjar
>>>>> Panji, padahal Kalibeng Mud Layer ada semua di daerah2 tersebut.
>>>>> e. Possible corrective action:
>>>>> e.1. kill the natural venting by drilling relieve well and disposed
>>>>> cement
>>>>> in Kalibeng zone (or deeper zone depending on the result of damage
>>>>> zone
>>>>> investigation)
>>>>> e.2. control surface venting by drilling & producing the mud close to
>>>>> the
>>>>> natural venting area (5 spots?), or
>>>>> e.3. abandon all the area flooded by mud & make them natural museum
>>>>> (the
>>>>> mud venting may continue on months or years until the pressure
>>>>> stabilizes)
>>>>> f. Tim
>>>>> BG-ESDM/IAGI/KLH/Lapindo/BPMigas/Pemda/ITS/ITB/Walhi/Unibraw/PU
>>>>> atau tim dari manapun juga, mohon segera dihitung dan diantisipasi
>>>>> kemungkinan luas daerah dan relief vertical amblesan yang mungkin
>>>>> akan
>>>>> terjadi krn perpindahan massif dari lapisa lumpur di subsurface ke
>>>>> permukaan (spt Paleo Porong Structure Collapse). Kalau hal ini
>>>>> terjadi
>>>>> dan
>>>>> kita tdk antisipasi: akan timbul kepanikan baru (lihat email2
>>>>> penjelasan
>>>>> Pak Awang di IAGINET soal collapse structure). Ayo kawan, keluarkan
>>>>> segenap kemampuan ilmu-analisis-itung2an untuk menyelamatkan bumi dan
>>>>> ekosistim kita #andang di KL#
>>>>>
>>>>> 7. Masih 15 Juni waktu di KL ada sms masuk dr Koordinator Walhi yang
>>>>> menanyakan: "Bagaimana menurut brur tentang patut kiranya polisi dan
>>>>> penyidik lainnya mengembangkan dugaan tentang ada unsur kesengajaan
>>>>> dlm
>>>>> peristiwa lumpur panas ini, mengingat wilayah padat penduduk, dan
>>>>> sawah
>>>>> klas 1A yg belum tentu mau dilepas oleh pemiliknya, padahal potensi
>>>>> gas
>>>>> cukup besar dan bisa dipasok langsung ke industri yang banyak di
>>>>> Sidoarjo?". Saya menjawab dg sms dan saya cc-kan juga ke petinggi2
>>>>> KLH
>>>>> sbb:
>>>>> - Brur Chalis, menurut aku (dg background 20tahunan di industri e&p
>>>>> migas)
>>>>> kecil sekali kemungkinan KESENGAJAAN,... kalau KETELEDORAN
>>>>> (Negligence)
>>>>> mungkin iya: ADA,... selain itu untuk memproduksi gas melalui sumur
>>>>> tidak
>>>>> dibutuhkan tanah hektaran, bahkan kalo perlu hanya dr 1 platform yang
>>>>> 200x200 meter saja smua gas di struktur Banjar Panji itu bisa diambil
>>>>> (berbeda dg tambang batubara, emas, dan dalian2 lainnya yg butuh
>>>>> bukaan
>>>>> tanah luas, di migas penggunaan surface facility bisa sangat
>>>>> diminimalkan)... so... agak terlalu berlebihan brur kalo dibawa ke
>>>>> arah
>>>>> tuduhan kesengajaan strategi-bisnis #andang#
>>>>> (Note: seringkali aku memang harus kasih banyak penjelasana dan
>>>>> pencerahan
>>>>> sama mereka - termasuk JATAM- spy mereka mengerti jugalah
>>>>> kesetimbangan
>>>>> kebutuhan antara eksploitasi resources dg sustainability dari 2 sisi
>>>>> yg
>>>>> berimbang... Syukur mereka mau mengerti dan mau diajak omong)
>>>>>
>>>>> 8. Masih berurutan dg komunikasi diatas, kawan dr WALHI melanjutkan
>>>>> bertanya:"Thx brur, kalo hendak distribusi gas dari sumur ke industri
>>>>> dibutuhkan apa saja? instalasi? apakah tetap tidak butuh lahan yang
>>>>> luas?
>>>>> dan keamanan yang tinggi? butuh masukan brur sebelum ngomong di fgd
>>>>> jam
>>>>> 10
>>>>> ini, thx ya brur". Saya jawab:
>>>>> -Yang dibutuhkan u/Banjar Panji (kalau berhasil nemu gas) sebenarnya
>>>>> tinggal small gas processing facility unit untuk ngumpulin gas dari
>>>>> sumur2
>>>>> sebelum dikirim / tie-in (diikat) ke main gas pipeline yg skrg sudah
>>>>> existing dr Lapangan Wunut ke Gresik (punya PGN).. Facility unit tsb
>>>>> paling butuh tanah 1-2 hektar saja brur... yg agak ribet
>>>>> pembebasannya
>>>>> mungkin bikin flowline (dr sumur ke GPFU) dan pipeline (dr GPFU ke
>>>>> main
>>>>> pipeline Wunut-PGN).. Right-off-way pipa bisa sampai 25 meter
>>>>> kiri-kanan
>>>>> pipa dikalikan panjang pipa = berapa m2 tanah??? Dan biasanya orang
>>>>> jarang
>>>>> mau di-cuil-i tanahnya sedikit2 seperti itu tapi memanjang... apalagi
>>>>> dilewati gas yang kalo ada apa2 kebocoran mereka jadi beresiko...
>>>>> Mungkin
>>>>> hal2 itulah yg musti dipertimbangkan brur.....
>>>>>
>>>>> Sepulang dr KL, Jumat 16 Juni, saya rasanya gatel ingin turun ke
>>>>> Porong
>>>>> lagi,... akrena saya dengar Tim-Tim ITS/ITB sudah mulai bergerak di
>>>>> lapangan, dn saya penasaran kalau-kalau saya bisa berkontribusi
>>>>> disana.
>>>>> Maka saya coba hubungi beberapa kawan untuk ikut sama2 ke Surabaya,
>>>>> saya
>>>>> dapat volunteer Cak Ariadi, dan Cak Soffian (Surabaya) u/temani saya
>>>>> turun
>>>>> ke lapangan. Besok paginya jam 6 pake Garuda berangkatlah saya dg Cak
>>>>> Ar
>>>>> ke Surabaya. Kebetulan saya dapat fasilitas chopper untuk bisa
>>>>> terbang
>>>>> diatas lokasi, maka saya manfaatkan dg memberikan tawaran kepada Tim
>>>>> ITS
>>>>> dan IAGI untuk ikutan terbang. Maka terbanglah kami 9:30 - 10:15
>>>>> berputar2
>>>>> diatas lokasi (ADB, Ar, Soffian, Amin ITS, Sukemi ITS: cuma ada 5
>>>>> seat
>>>>> tersedia). Chopper hanya mau terbang diatas 500 feet krn takut ada
>>>>> flamable gas. Beberapa pengamatan waktu terbang berputar 4 kali
>>>>> diatas
>>>>> lokasi:
>>>>>
>>>>> 9. - Bau H2S masing menyengat dr ketinggian tersebut (apakah H2S atau
>>>>> hidrokarbon? mungkin bercampur)
>>>>> - Lokasi semburan-1 (200m SW of original BP-1 well) masih aktif dg
>>>>> golakan
>>>>> semburan +/- 3 meter (?)
>>>>> - Dari atas hanya bisa mengidentifikasi 3 lokasi semburan: Loc-1 (SW
>>>>> of
>>>>> BP-1), loc-2 (NE of BP-1 north of toll road) dan loc-3 (NE of BP-1
>>>>> the
>>>>> most northern part: rumah penduduk?) semua dg kenampakan mud volcano,
>>>>> 2
>>>>> sdh tdk aktif, --- implikasi: intermittent? atau complete
>>>>> depresurization?
>>>>> - Ternyata ke-3 lokasi tersebut TIDAK SEGARIS, perlu data GPS detail.
>>>>> Implikasi: pola rekahan/patahan musti dikalibrasi betul sebelum
>>>>> ngitung
>>>>> volume dsb
>>>>> Info2 tsb saya kirimkan juga ke pihak2/tim2 yang berkepentingan.
>>>>>
>>>>> 10. Malam harinya saya berinisiatif mengumpulkan tim2 geosains yang
>>>>> terlibat dlm insiden lumpur Porong, saya undang smuanya secara
>>>>> pribadi:
>>>>> Koordinasi informal teknikal tim2 geosains penanggulangan semburan
>>>>> lumpur
>>>>> Porong 17 Juni 18:30 - 22:30 bisnis-center Shangrilla Surabaya 17
>>>>> orang:
>>>>>
>>>>> PP-IAGI (Ariadi Subandrio)
>>>>>
>>>>> IAGI Jatim (Kukuh, Iwan, Handoko, Helmi Narotama)
>>>>>
>>>>> ITS (Seno, Amin Widodo)
>>>>>
>>>>> ITB (Kukuh)
>>>>>
>>>>> KLH (Roy)
>>>>>
>>>>> Lapindo (Bambang Istadi, Agung Darmoyo)
>>>>>
>>>>> Bumi Resources / EMP (Gesang Budiarso)
>>>>>
>>>>> DPR (Taufikurrohman)
>>>>>
>>>>> Geologist bebas (Andang Bachtiar, Soffian, Ikhsyat)
>>>>>
>>>>> Undangan juga disampaikan ke Tim PP-IAGI (Edy Sunardi, Ridwan
>>>>> Djamaluddin)
>>>>> dan Tim BG-ESDM (Untung Sudarsono), tapi tidak bisa datang.
>>>>>
>>>>> Beberapa resume penting:
>>>>>
>>>>>   1.. Evaluasi kronologi pemboran untuk bantu penentuan zona
>>>>> potential
>>>>> damage
>>>>>   2.. Perhitungan volume & tekanan zona overpressure Kalibeng &
>>>>> modelling
>>>>> depletion time & subsidence untuk penentuan plan A-B-C penanggulangan
>>>>>   3.. Butuh koordinasi lebih ketat dan segera dengan tim drilling
>>>>> (Rudi
>>>>> Rubiandini - ITB): karena koq mereka sdh keluar dg rencana killing
>>>>> well
>>>>> sementara Tim Subsurface belum memastikan hasil analisisnya..
>>>>>   4.. Bench-marking surface geology (lokasi-lokasi bidang lemah -
>>>>> titik
>>>>> semburan di permukaan) untuk bantu interpretasi geofisika
>>>>>   5.. Harus kerjakan juga reprocessing 3 seismik lines untuk shallow
>>>>> tomography & interpretasi - calculation overpressure zone
>>>>>   6.. Composite field geophysical methods untuk delneasi shallow
>>>>> structures
>>>>>   7.. Worst case scenario Bleduk Kuwu
>>>>>   8.. IAGI (Jatim) take-care dikotomi gempa vs drilling-induced
>>>>> disaster
>>>>>   9.. Subsidence issue harus juga dihandel (oleh Tim ITS)
>>>>>   10.. Next coord meeting Jumat 23 Juni after jumatan
>>>>> 11. Kemaren hari Senin 19 Juni 2006 saya coba kontribusi dalam rapat
>>>>> Tim
>>>>> PP-IAGI yang dipimpin oleh Pak Edy Sunardi di Pertamina
>>>>> (17:00-19:30),
>>>>> meskipun secara resmi saya tidak masuk dalam keanggotaan Tim, tapi
>>>>> mudah2an ide2 dan pemikrian saya masih bisa bermanfaat buat kawan2 di
>>>>> PP-IAGI. Diantaranya, Tim juga mengirim surat ke Tim-drilling-nya
>>>>> BPMigas/ESDM dibawah arahan Pak Rudi Rubiandini untuk segera
>>>>> berkoordinasi
>>>>> mengenai Plan A-B-C dari relieve well maupun aksi penanggulangan
>>>>> bawah
>>>>> permukaan tsb, dg asumsi:
>>>>> A. Kalau memang zona damage sumber tekanan berasal dari 6100 feet dan
>>>>> lebih dalam maka oke-oke saja plan-nya Pak Rudi untuk killing well di
>>>>> zona
>>>>> itu, tetapi
>>>>> B. Kalau zona damage sudah merembet ke Clay Kalibeng 2000-6000 feet,
>>>>> dan
>>>>> posisinya bukan di sumur (tapi di bawah lokasi semburan2 tsb), maka
>>>>> action
>>>>> plan killing well yang lain hrs disiapkan
>>>>> C. Apalagi kalau ternyata dari hasil analisis semua insiden tersebut
>>>>> dikarenakan adanya contiuning recharging dr diapiric system Pliocene
>>>>> Kalibeng, maka harus ada plan C yg lebih kurang abandonement the
>>>>> whole
>>>>> area (Bledug Kuwu case).
>>>>> Saya dengar Tim PP-IAGI akan sgr involved dg keseluruhan Tim yg
>>>>> lain....
>>>>>
>>>>> 12. Hari ini saya juga mendengar kabar bahwa Tim ITB/ITS (Pak
>>>>> Prihadi/
>>>>> Pak
>>>>> Makky) sudah mengindikasikan adanya bidang diskontinuity (patahan?)
>>>>> dr
>>>>> VLF
>>>>> yang bidangnya mengarah/miring ke barat dari jajaran semburan tsb.
>>>>> Dengan
>>>>> data itu, maka dilakukan adjustment positioning SNUBBING UNIT yang
>>>>> akan
>>>>> masuk ke lokasi (supaya tidak crossing retakan - zona semburan dua
>>>>> kali).
>>>>>
>>>>> 13. Sore nanti saya diminta bicara di Metro TV, mudah2an cukup bisa
>>>>> menjelaskan ke masyarakat.
>>>>>
>>>>> 14. Note: soal gonjang-ganjing pengamat perminyakan di acara WALHI
>>>>> kemaren, sebenarnya di acara tersebut saya sudah meneriakkan koreksi
>>>>> secara lantang tentang kekeliruan definisi yang disebutkan oleh ALi
>>>>> (TM-81)... bahwa indeed BP-1 itu eksplorasi, dan dalam PP nggak ada
>>>>> Amdal
>>>>> u/eksplorasi, dsb dsb (sesuai dg tulisan Abah) ,... tapi pers
>>>>> kayaknya
>>>>> gak
>>>>> tertarik dg penjelasan saya (padahal SUARA SAYA PALING KERAS disana).
>>>>> Thats the fact of life.
>>>>>
>>>>>
>>>>> Salam
>>>>>
>>>>> ADB
>>>>> arema
>>>>>
>>>>>
>>>>> On Tue, 20 Jun 2006 08:29:28 +0700 (WIT)
>>>>> [EMAIL PROTECTED] wrote:
>>>>> .....Tapi aku "curiga" jangan janganan
>>>>>>Adb sudah ada di
>>>>>>Surabaya , kan dia AREMA.
>>>>>
>>>>
>>>>
>>>>
>>>> ---------------------------------------------------------------------
>>>> -----  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
>>>> -----  Call For Papers until 26 May 2006
>>>> -----  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
>>>> ---------------------------------------------------------------------
>>>> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
>>>> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
>>>> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>>>> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>>>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
>>>> No. Rek: 123 0085005314
>>>> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>>>> Bank BCA KCP. Manara Mulia
>>>> No. Rekening: 255-1088580
>>>> A/n: Shinta Damayanti
>>>> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
>>>> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>>>> ---------------------------------------------------------------------
>>>>
>>>>
>>>> --
>>>> Internal Virus Database is out-of-date.
>>>> Checked by AVG Anti-Virus.
>>>> Version: 7.0.308 / Virus Database: 268.8.3 - Release Date: 6/7/2006
>>>>
>>>>
>>>
>>>
>>>
>>> ---------------------------------------------------------------------
>>> -----  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
>>> -----  Call For Papers until 26 May 2006
>>> -----  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
>>> ---------------------------------------------------------------------
>>> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
>>> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
>>> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>>> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
>>> No. Rek: 123 0085005314
>>> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>>> Bank BCA KCP. Manara Mulia
>>> No. Rekening: 255-1088580
>>> A/n: Shinta Damayanti
>>> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
>>> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>>> ---------------------------------------------------------------------
>>>
>>>
>>
>>
>>
>> ---------------------------------------------------------------------
>> -----  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
>> -----  Call For Papers until 26 May 2006
>> -----  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
>> ---------------------------------------------------------------------
>> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
>> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
>> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
>> No. Rek: 123 0085005314
>> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>> Bank BCA KCP. Manara Mulia
>> No. Rekening: 255-1088580
>> A/n: Shinta Damayanti
>> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
>> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>> ---------------------------------------------------------------------
>
>
>
> ---------------------------------------------------------------------
> -----  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
> -----  Call For Papers until 26 May 2006
> -----  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
> ---------------------------------------------------------------------
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> ---------------------------------------------------------------------
>
>



---------------------------------------------------------------------
-----  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-----  Call For Papers until 26 May 2006             
-----  Submit to: [EMAIL PROTECTED]    
---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------

Reply via email to