Itulah yang aku maksudkan tidak adanya pengelolaan krisis yang baik dan
benar selama terjadinya "petaka" ini. Entah ini tipikal perusahaan tsb, atau
memang kultur kita secara umum yang lebih senang menutup-nutupi sesuatu.

Namun alangkah baiknya kalau sejak awal, krisi ini ditangani dengan baik.
Dan tentunya sebagai perusahaan publik si operator punya kewajiban
menjelaskan dan memasang perkembangan dan detik, menit, jam maupun hari ke
hari di web sitenya. Tidak perlu tentang apa penyebabnya (yang tentu
kontroversial dan menyangkut banyak kepentingan), tapi paling tidak
kronologis kejadian itu sendiri secara ringkas dan jelas. Kalau kita tengok
web sitenya, maka penjelasan tentang kejadian ini hanya satu-dua saja,
sisanya lebih banyak soal respon si operator dengan pihak bapepam supaya
harga sahamnya tidak jatuh (!).... bahkan kelihatannya proses merger juga
lebih menjadi agenda daripada menjelaskan soal petaka ini.

Dengan posisi demikian tidak heran issue yang berkembang menjadi tidak
terkendai dan liar seperti sekarang...(bayangkan ada yang mikir pulau jawa
akan tenggelam segala...). Belum lagi soal ketidak pastian akan akibat dari
kejadian ini : 1, 3, 6 bulan atau bahkan 5 tahun ke depan seperti contohnya
ADB.
Untuk si operator itu mungkin hanyalah merupakan satu sumur yang tertunda,
tapi untuk masyarakat yang rumahnya dan sawahnya terendam, terus di PHK
karena pabriknya ditutup tentu memerlukan kepastian akan masa depannya.

Dan dapat diduga, yang terjepit di tengah-tengah tentunya para pelaku di
lapangan yang secara tradisional hanyalah penerima order dari manajemen.
Secara prinsip, well site geologist maupun co-man bukanlah orang yang punya
wewenang untuk mengubah program pengeboran. Namun juga tidak mudah untuk
membela diri karena order untuk keep drilling biasanya disampaikan secara
verbal..:-(.

Kejadian ini saya kira bisa menjadi satu pelajaran yang berharga untuk kita
semua.


salam,


----- Original Message -----
From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Sent: Saturday, July 01, 2006 4:05 PM
Subject: [iagi-net-l] Re: Manajemen Krisis - Re: [iagi-net-l] Gempa, Pemicu
Banjir Lumpur Porong?


Ada dua hal yaitu masalah kekurangan manajer yang peka dan mengerti
dan sadar akan kondisi krisis yang dihadapi, juga manajement crisis
yaitu bagaimana memanage kondisi ini.

Management crisis ini lebih kearah bagaimana semua pihak (yg bahasa
dewanya disebut "stake holder") bertindak. Memang bukan berarti tidak
adanya tanggapan tetapi yg namanya rakyat, anggota atau org awam yg
juga mengatas namakan "wong cilik" ya selalu saja protes. Selalu
mencari kelemahan atau kekurangan. Which is true apa yyg terlihat
skrg. Apakah mreka diam? Tentutidak bahkan bisa jadi smua panik karena
ketidak tahuan. Tdk mengerti apa yg terjadi, dan apa kemungkinan yg
akan terjadi. Baik good case maupun worse case. Saya sendiri cenderung
lbh menghargai keterbukaan dan kejujuran walopun pahit.
Yang diungkap ADB sepertinya ada hal yg tertutup sehingga tidak ada
langkah yg mampu mengantisipasi segala kemungkinan. Misal worse case
scenario yg térjadi dmn gejala ini tdk brenti dl 6 bulan kedepan apa
yg kita lakukan? Apa yg pemrintah lakukan dan apa yg masyarakat harus
persiapkan? Smua menjadi sulit dijawab karena ketidak terbukaan.
Walopun bukab berati menutupi atau menhilangkan jejak tapi menurutku
ketidak tahuannya yg menjadikan langkah penanganan tak tertata.

Spt kata ADB, kejadian ini hal yg prtm dia lihat dan dia alami,
termasuk saya dan mungkin anda juga. Namun krn ketertutupannya justru
menurutku disini muncul risiko lain karena kepanikan dalam berreaksi.

Terbuka itu perlu tapi telanjang itu saru. Membuka apa yg terjadi
perlu, memberikan data asli juga perlu. Tapi terbuka telanjang
menjadikan target sasaran juga bagi yg akan bermain di air lumpur.
Simalakama ?

Rdp

On 7/1/06, liamsi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Dg akibat multipel efeknya rasanya "korbannya:" jauh lebih besar dari
Merapi
> kemarin, apalagi dari segi ekonomi masyarakat kayaknya lebih besar
dampaknya
> dari gempa jogya ( jalan Tol dan pabrik pabrik yg sbg urat nadi
perekonomian
> ditutup, belum ratusan sawah produksi rusak, dll ). Cuma kok tidak ada
> tindakan darurat ( misal bikin Dam cepet cepet untuk menampung atau yang
> lain, kesannya dibiarkan kemana mana ), kalau semuanya harus nunggu hasil
> penelitian , atau alternatif alternatif penangannya dan apalagi semuanya
> belum ada yang memberikan kepastian hasilnya, kasihan itu penduduk semakin
> hari semakin banyak yang tersiksa  baik langsung maupun td langsung ,
> padahal lumpurnya tidak pandang bulu nerjang terus.tidak mau berhenti.
> Kalau Tsunami , Merapi atau gempa Jogya kemarin  banyak diskusi diskusi
iagi
> dg mengundang pakar pakar, Rasanya untuk masalah Porong ini ( meskipun ini
> domainnya geologi juga) kelihatannya  iagi   agak repot juga menghadapi
ini
> , karena banyak kepentingan yang terlibat disini... meskipun iagi sbg org
> profesi dan independent.( memang serba  repot untuk yang satu ini
> .......................  )
>
>
> ISM
>
>
>
> ----- Original Message -----
> From: "Noor Syarifuddin" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <iagi-net@iagi.or.id>
> Sent: Friday, June 30, 2006 1:36 PM
> Subject: [iagi-net-l] manajemen krisis - Re: [iagi-net-l] Gempa, Pemicu
> Banjir Lumpur Porong?
>
>
> > Terlepas dari kontroversi sebab musabab terjadinya kasus ini, saya kok
> > melihat "kesalahan" utama dari pihak operator adalah tidak berjalannya
> > manajemen krisis-nya....
> >
> > Dalam pernyataannya mereka terlihat bersikap defensive serta tidak
> berterus
> > terang dengan apa yang terjadi. Dan ternyata di "luar dugaan" mereka,
> kasus
> > ini berakibat yang sangat luas dan kompleks: mulai dari rumah yang
> terendam
> > lumpur, sawah terendam lumpur, pabrik yang harus ditutup dan mem-PHK
semua
> > karyawannya karena pabriknya terendam lumpur, jalan tol yang terpaksa
juga
> > harus ditutup karena sebagian terendam dst.dst......
> >
> > Dengan akibat seperti itu, tentu saja potensi gejolak di masyarakat akan
> > sangat tinggi, dan sudah barang tentu pihak yang berwenang (polisi)
harus
> > mencari siapa yang bertanggung jawab untuk hal ini.
> >
> >
> > salam prihatin,
> >
> >
> > ----- Original Message -----
> > From: "Ariadi Subandrio" <[EMAIL PROTECTED]>
> > To: <iagi-net@iagi.or.id>
> > Sent: Friday, June 30, 2006 6:39 AM
> > Subject: Re: [iagi-net-l] Gempa, Pemicu Banjir Lumpur Porong?
> >
> >
> > > Disampaikan oleh kepolisian daerah Jawa Timur (Sidoarjo) telah
melanggar
> > pasal 187/188 KUHP tentang kejahatan membahayakan keamanan umum dan
> > ..........., dengan ancaman hukuman kurung 20 tahun. namun belum
> ditentukan
> > person penanggung jawabnya. Whuik ngeri euy....  Duh, berate resiko ....
> > ati2 rek
> > >
> > >   ar-
> > >
> > >
> > >
> > > liamsi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > >   Di Radio Elsinta tadi diberitakan Polisi sudah menyimpulkan kasus
> Lumpur
> > ini adalah sudah kasus Pidana ( artinya bukan lagi karena alam / gempa)
> dan
> > juga disebutkan pasal pasalnya yang dilanggar serta siapa saja yang
diduga
> > terlibat , bahkan dinyatakan ancaman hukumannya bisa 20 thn,
> > > Rasanya ini merupakan Keprihatinan kita semua khususnya komunitas
> geologi
> > , semoga cepat selesai dan tidak merambat kemana mana
> > > Mungkin Tahun 2006 bisa dijadikan "Tahun Keprihatinan Geologi"
,dilihat
> > dari
> > > peristiwa peristiwa ditahun ini.
> > >
> > > ISM
> > > Subject: Re: [iagi-net-l] Gempa, Pemicu Banjir Lumpur Porong?
> > >
> > >
> > > Seandainya memang gempa adalah pemicunya, seharusnya tidak hanya
Lapindo
> > dan Porongnya saja yang mengalami kejadian ini.
> > >
> > > Salam
> > > -SS-
> > >
> > >
> > > On 6/29/06, [EMAIL PROTECTED] wrote:
> > > >
> > > Kalo mau dihubung-hubungkan dengan gempa..saya kok tetep kurang
percaya,
> > tapi kalo penjelasannya kembali ke "underground blow out" yang
men-trigger
> > terjadinya bencana..saya lebih percaya ke kesimpulan tersebut...
> > > >
> > > >
> > > > Regards,
> > > > YP
> > >
> > >
> > > ---------------------------------
> > > Yahoo! Messenger with Voice. Make PC-to-Phone Calls to the US (and 30+
> > countries) for 2¢/min or less.
> >
> >
> > ---------------------------------------------------------------------
> > -----  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
> > -----  Call For Papers until 26 May 2006
> > -----  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
> > ---------------------------------------------------------------------
> > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> > No. Rek: 123 0085005314
> > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> > Bank BCA KCP. Manara Mulia
> > No. Rekening: 255-1088580
> > A/n: Shinta Damayanti
> > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> > ---------------------------------------------------------------------
> >
> >
>
>
> ---------------------------------------------------------------------
> -----  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
> -----  Call For Papers until 26 May 2006
> -----  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
> ---------------------------------------------------------------------
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> ---------------------------------------------------------------------
>
>


--
How to win the game without breaking the rule --> make the new one !

---------------------------------------------------------------------
-----  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-----  Call For Papers until 26 May 2006
-----  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------




---------------------------------------------------------------------
-----  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-----  Call For Papers until 26 May 2006             
-----  Submit to: [EMAIL PROTECTED]    
---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke