Inna Lillaahi wa inna ilaihi raajiuun..

Pak Awang & rekans, tentang slip dari sesar penyebab gempa ini, bukankah 
biasanya tsunami terjadi akibat sesar normal? sesar normal dengan fault 
plane yg cukup panjang akan menyebabkan volume kosong yang lebih besar 
daripada sesar naik, yang kemudian akan segera diisi oleh massa air laut 
secara sporadis yg gerakan balik dari massa air laut ini akan menyebabkan 
tsunami??
Namun keterangan Pak Awang bahwa sesar tsb berupa sesar naik.
mohon pencerahannya.

regards.





Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]>
07/18/2006 01:05 AM
Please respond to iagi-net
 
        To:     iagi-net@iagi.or.id, [EMAIL PROTECTED]
        cc: 
        Subject:        [iagi-net-l] Tsunami-Genic Earthquake : SW Java 
Epicentrum (17 July 2006)


Sampai hampir pukul 01.00 dini hari ini (Selasa 18 Juli 2006), saat 
tulisan ini dibuat,  jumlah korban tewas telah mencapai 86 orang, tersebar 
dari pantai selatan Garut, Cipatujah, Pangandaran, Cilacap, sampai Gunung 
Kidul. Bilangan ini masih akan bertambah terus sebab puluhan orang 
dilaporkan hilang. Korban tewas bertambah dengan cepat, pukul 17.50 tadi 
sore (Senin 17 Juli 2006) korban tewas masih 5 orang seperti disampaikan 
Presiden Susilo Bambang Yudoyono di dalam acara Keterangan Pers di Istana. 
Korban tewas terutama karena direnggut tsunami dan tertimpa bangunan.
 
  Data gempa dari BMG dan USGS sepakat mencantumkan episentrum gempa kali 
ini di Lautan Hindia selatan Jawa Barat sekitar 200 km selatan garis 
pantai sekitar Garut selatan dan 50 km di sebelah utara jalur Palung 
Sunda. Kekuatan gempa menurut BMG adalah 6.8 SR (skala Richter), sumber 
gempa pada kedalaman 33 km (MetroTV dan wawancara interaktif Radio El 
Shinta dengan Pak Fauzi BMG). Berdasarkan NEIC (National Earthquake 
Information Center) USGS (United States Geological Survey), kekuatan gempa 
adalah 7.1 Mw (momen magnitude ? memang Mw selalu berangka lebih besar 
daripada SR) berasal dari kedalaman 48.6 km. Sampai pukul 23.30 tadi 
(Senin 17 Juli 2006) gempa susulan telah tercatat 10 kali dengan kekuatan 
5.0-6.0 SR. Dilaporkan pula bahwa gempa skala kecil dilaporkan terjadi di 
selatan Trenggalek, Jawa Timur.
 
  Mengapa gempa ini menimbulkan tsunami ? Karena, semua syarat terjadinya 
tsunami dipenuhinya. Gempa ini terhitung dangkal (33 km), kuat (6.8 SR), 
terjadi di laut, dan mekanisme pematahan batuan pada sumber gempa ini 
adalah penyesaran naik (berdasarkan focal mechanism/momen tensor 
solution-nya). Tsunami di pantai-pantai dengan korban tewas tercatat 
dengan ketinggian gelombang 1-2 meter (info sesaat dari orang-orang di 
wilayah tsunami sekitar Pangandaran-Cilacap yang berhasil diwawancarai El 
Shinta secara jarak jauh melaporkan gelombang tsunami setinggi 5-7 meter). 
Seorang narapidana Nusa Kambangan yang sedang bekerja di luar penjara 
dilaporkan ketakutan-panik dan malahan bunuh diri dengan menjatuhkan diri 
ke dalam sumur.
 
  Gelombang tsunami juga teramati di Bali pada ketinggian 20 cm, di Pulau 
Christmas setinggi 60 cm, dan di Pulau Cocos 10 cm. Pulau Christmas dan 
Pulau Cocos terletak di sebelah baratdaya sumber gempa.  Tsunami juga 
tercatat di baratlaut pantai Australia. Menurut sebuah sumber lembaga 
geosains di Australia, wilayah pengaruh tsunami gempa kali ini adalah 
seluas radius 1100 km dari titik episentrum.
 
  Bagaimana posisi seismotektonik ?gempa Pangandaran? ini ? Plotting 
episentrum gempa ini pada peta2 tektonik Indonesia selatan Jawa (misal 
pada peta Hamilton, 1979) dengan segera menunjukkan bahwa 
episentrum/hiposentrum terjadi pada jalur non-volcanic outer arc ridge di 
selatan Jawa. Ini adalah jalur terusan pulau2 barat Sumatra 
Simeulue-Nias-Mentawai-Enggano yang menerus ke Jawa sebagai submarine 
ridge. Wilayah ini disusun oleh melange hasil prisma akresi konvergensi 
Lempeng Hindia dengan bagian Lempeng Asia (Mikro-Lempeng Sunda). Sumber 
gempa terjadi sekitar 50 km utara Palung Sunda pada kedalaman 33 km ? 
mengindikasi bahwa sumber gempa berasal dari pematahan segmen kerak Bumi 
pada overriding plate di atas Lempeng Hindia yang menunjam/menyusup di 
bawahnya.
 
  Ke baratdaya dari wilayah ini banyak oceanic plateaux sekitar Pulau 
Cocos yang kelak (relatif dalam periode geologi) akan menghentikan sejenak 
proses penunjaman Lempeng Hindia di bawah Mikro-Lempeng Sunda dan kerak 
akresinya. Untuk suatu periode nanti wilayah2 ini akan menjadi ?seismic 
gap zones? yang ?aseismic?, tetapi yang selanjutnya justru akan menjadi 
wilayah2 pencetus gempa besar saat rupture mesti terjadi.
 
  Bencana ini sekali lagi menunjukkan kepada kita, sudah saatnya wilayah 
selatan Jawa mendapatkan perhatian yang layak dalam segi seismotektonik 
sesering seperti yang dilakukan di wilayah sebelah barat Sumatra. 
Pengetahuan kita untuk selatan Jawa minimal, padahal penduduknya cukup 
banyak.
 
  We are living and sleeping with earthquakes, be ready !
 
  awang

 __________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

Kirim email ke