Duh berita di Kompas ini nggegirisi banget deh

RDP
=======================
Gempa Pangandaran
Gempa Susulan Lebih Besar

Jakarta, Kompas - Gempa tektonik yang terjadi Senin (17/7) barulah
awal dari gempa berskala lebih besar di atas 8 skala Richter. Potensi
gempa yang lebih besar dimungkinkan karena pusat gempa, Senin lalu,
berada di tepi zona subduksi, yaitu ujung patahan Sumatera atau antara
palung dan Pulau Jawa.

Masyarakat di pantai selatan Jawa diingatkan untuk waspada.

Peringatan itu diberikan pakar geologi dari Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi (BPPT) dan Kantor Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI) Dr Yusuf Surachman, Selasa (18/7).

Yusuf yang merupakan staf dari Teknologi Inventarisasi Sumber Daya
Alam (TISDA) BPPT menjelaskan bahwa prakiraan akan adanya gempa
susulan didasarkan pada pemetaan BPPT tahun 2001.

Sementara itu, pakar geologi dari Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI
Danny Hilman mengemukakan, pola kegempaan di daerah ini sama dengan
yang terjadi di Sumatera bagian barat, yakni gempa besar selalu
didahului dengan gempa-gempa berskala lebih kecil. Proses ini antara
lain terjadi di Pulau Nias sebelum terjadi gempa dahsyat di Aceh yang
menimbulkan tsunami.

Yusuf menambahkan, patahan yang terdeformasi akan terus bergerak dan
menimbulkan getaran gempa karena terus mencari keseimbangan baru.
"Ujung patahan ada di kawasan laut yang disebut Ujung Genteng, sekitar
200 km dari Palabuhanratu ke arah selatan," ujar Yusuf.

Di ujung patahan itu diketahui ada tiga patahan yang naik terjal
hingga 4.000 meter, sebelum kemudian bertemu palung pada kedalaman
6.500 meter.

Dr Nanang T Puspito, Kepala Laboratorium Seismologi Departemen
Geofisika dan Meteorologi Fakultas Kebumian dan Teknologi Mineral
Institut Teknologi Bandung, dalam kesempatan terpisah menyebutkan,
sebenarnya gempa di kawasan selatan Jabar bukanlah hal yang
mengagetkan karena di situ terdapat banyak sekali patahan. "Gempa kali
ini memenuhi syarat terjadinya tsunami atau tsunamigenic, yaitu ada
sesar naik, magnitudo getarannya besar, dan merupakan gempa dangkal,"
kata Nanang.

Danny mengatakan, dua gempa yang terjadi di Aceh dan Nias itu, menurut
survei yang dilakukan peneliti dari Institut Survei Geografi
Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi Jepang,
mengakibatkan keruntuhan (rupture) areal di dasar laut sepanjang 1.670
km. Jalur sepanjang kira-kira 145 km dari Kepulauan Andaman hingga
pantai barat Aceh-Sumatera Utara mengalami kenaikan di bagian barat
dan penurunan di bagian timur.

Danny yakin apabila gempa besar yang diikuti tsunami terjadi di
selatan Pulau Jawa, maka hal ini berkaitan dengan runtuhan areal yang
luas di dasar laut dekat zona subduksi lempeng Indo-Australia dan
Eurasia.

Data seismograf dari Pusat Gempa Nasional Badan Meteorologi dan
Geofisika (BMG) menunjukkan, gempa yang berpusat di perairan selatan
Pameungpeuk, Jawa Barat, berskala 6,8 skala Richter (SR). Lokasi gempa
berada di 9,4>sup<0>res<>res< Lintang Selatan dan
107,2>sup<0>res<>res< Bujur Timur.

Saat melihat rekaman seismik, Danny melihat ada kesenjangan
seismisitas di selatan Jawa, yaitu pada zona sepanjang 600 km. Selama
200 tahun terakhir belum ada catatan kejadian gempa besar berskala di
atas 8 SR di daerah itu. Hal yang sama juga terjadi di Mentawai,
Sumatera Barat. Sejak gempa besar 1933, daerah ini belum pernah
terkena gempa lagi.

Sementara itu, beberapa catatan sejarah menunjukkan, gempa yang
disertai tsunami pernah terjadi di Desa Pancar, Banyuwangi, pada tahun
1994 dengan skala 7,4 SR sehingga menimbulkan gelombang tsunami
setinggi 10 meter dan di pantai Jawa Tengah pada tahun 1932 terjadi
gempa 7,2 SR. "Gempa tektonik sebesar 7,7 SR berarti yang pertama kali
tercatat di Jawa Barat," ujarnya.

Periode pengulangan gempa besar di selatan Jawa sejauh ini belum
diketahui karena belum ada penelitian yang intensif di kawasan ini.
(NES/YUN)
--
http://rovicky.wordpress.com/

---------------------------------------------------------------------
-----  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
----- Call For Papers until 26 May 2006 ----- Submit to: [EMAIL PROTECTED] ---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke