Proved reserves dari conventional HC resources di dunia sebagian besar
dikuasai oleh perusahaan-perusahaan nasional terutama di Timur Tengah,
Rusia, Canada, dan Amerika Latin. Perusahaan-perusahaan multinasional
seperti ExxonMobil, Shell, BP, dll hanya berada pada kisaran peringkat
14-20 dari top list penguasa proved reserves dunia tersebut.

Sependapat dengan Pak Yo dan Pak Koesoema, bahwa perusahaan-perusahaan
energi multinasional belum akan mengomersialisasikan beberapa
unconventional resources dalam waktu dekat. Tetapi demi untuk menjaga
sekuritas option bisnis mereka termasuk akses memperoleh supply energi,
mau tidak mau perusahaan multinasional harus mengembangkan
unconventional HC resources baik dalam investasi research and
development maupun meletakkan dalam rencana bisnis strategis mereka.

Kalau dikumpulkan alternatif unconventional resources terpenting, maka
dapat diperoleh beberapa alternatif sbb:
- Extra heavy oil/tar sand (potensial cadangan 3 TBOE)
- Oil shale (2.6 TBOE)
- Coal to Liquid (0.6 TBOE)
- Tight/Shale Gas dan CBM
- HC di Arctic
- Gas to Liquid
- HC di Ultra Deepwater (GOM, Brazil, West Africa, North Sea, East
Canada, North Alaska, NW Australia)
- dan Hydrates (Pacific, Indonesia ?)

Dalam komersialisasinya, unconventional HC resources masih harus
bersaing dengan renewable unconventional resources seperti biofuels,
precision fuels, ataupun hydrogen. Kalau mengikuti three waves trend
dalam industri energi, maka komersialisasi unconventional resources
secara optimis (bisa jadi terus mundur) oleh perusahaan-perusahaan
energi multinasional dapat ditempatkan sbb:
- 1st wave (up to 10 yrs) : extra heavy oil/tar sands, biofuels,
precision fuels, HC di Ultra Deepwater, CBM
- 2nd wave (10 to 20 yrs) : coal to liquid, gas to liquid, hydrogen, oil
shale (mungkin masuk 3rd wave)
- 3rd wave (next 30 yrs) : HC di Arctic, hydrates

Di Indonesia sebagai mature oil producer, sedikit banyak juga mengikuti
tren energi tersebut dengan adanya program biofuel (dari tanaman jarak
?) ditambah deepwater development untuk 1st wave. Kalau nggak salah
peningkatan pemanfaatan geothermal dan batubara juga menjadi program
pemerintah 5-10 tahun ke depan, meskipun porsinya sepertinya belum
banyak.

Salam,
WW 

-----Original Message-----
From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, July 19, 2006 6:23 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Serpih minyak dan sumber energi lainnya?

Soal oil shale itu sudah lagu lama. Dulu waktu minyak bumi pertama kali
melonjak di tahun 70-han Carter mengelarkan dana milyaran dollar untuk
projek yang dinamakan "syn-fuel" untuk mengexploitasi oil shale dari
Green River Formation di Rocky Mountains. Masalah lingkungan (akan
perusakan muka bumi yang raksasa, masalah pembuangan limbah, dan
terutama masalah keperluan air yang luar biasa besarnya) menyebabkan
projek ini berhenti, apalagi setelah harga minyak bumi menurun lagi.
RPK
----- Original Message -----
From: "Yo Sumartojo" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>; <iagi-net@iagi.or.id>
Sent: Wednesday, July 19, 2006 12:43 AM
Subject: [iagi-net-l] Serpih minyak dan sumber energi lainnya?


> Rekan Noel,
>
> Di A.S. belum ada kegiatan unutk membuka lahan serpih minyak. 
> Perusahaan-perusahaan minyak di A.S. lebih mudah mencari sumber-sumber

> baru minyak dinegeri lain (atau membeli).
>
> Pengolahan serpih minyak membutuhkan sarana-sarana lain yang cukup
mahal. 
> Persoalan pembuangan sampah-bekas serpih yang butirannya halus; akan 
> dikemanakan? Pertambangan terbuka yang sangat luas, akan dibuat apa 
> bekas tambang terbuka tadi (untuk lapangan golf?). Akhirnya pemikiran 
> untuk membukan lahan serpih minyak bergantung pada persoalan ekonomi. 
> Ingatlah bahwa sebelum Perang Dunia II, di Jerman pun pengolahan 
> serpih minyak sudah pernah dikerjakan (proses Lurgi, proses Dravo).
>
> Salan satu yang pernah "ngetren" di A.S. yalah proses gasifikasi 
> batubara (coal gasification) dan pencairan batubara (coal 
> liquefaction). Teknologi inipun sudah ada, hanya tinggal uangnya dan 
> persoalan lingkungan. Sekarang yang mulai di-utik-utik yalah coal-bed
methane (CBM).
>
> Di Indonesia, saya pernah dengar ada rencana untuk membuat briket 
> batubara untuk keperluan rumah-tangga. Apakah ini sudah berjalan dan 
> bagaimana penerimaan publik?  Dampak pada kesehatan sang ibu-ibu atau 
> bapak-bapak yang masak di dapur karena uap logam-logam seperti As, Se,

> Sb, Pb dan Hg sewaktu batubara dipanaskan, misalnya melalui pernapasan

> udara yang mengandung uap logam berat tadi, sudah ada yang meneliti?
>
>
> Salam dari Atlanta.
>
> Yo Sumartojo
>
>
>
>
>
> ---------------------------------------------------------------------
> -----  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
> -----  Call For Papers until 26 May 2006
> -----  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
> ---------------------------------------------------------------------
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit 
> IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara 
> Mulia No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> ---------------------------------------------------------------------
> 


---------------------------------------------------------------------
-----  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-----  Call For Papers until 26 May 2006             
-----  Submit to: [EMAIL PROTECTED]    
---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI
Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara
Mulia No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------




---------------------------------------------------------------------
-----  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-----  Call For Papers until 26 May 2006
-----  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke