Dahulu ada yg berpendapat bahwa sebaiknya dialirkan ke S.Porong kemudian ke 
laut, dan saya sangat setuju itu.
  Tapi ada yg berpendapat lain karena menkhawatirkan pencemaran laut. 
  Tapi kalau saya lebih khawatir terhadap keselamatan manusia. Toh lumpur ini 
bukan tailing atau mengandung bahan berbahaya.
  Coba dari dulu dialirkan ke laut tentu tidak perlu sampai membuat pond/danau 
buatan, merepotkan jalan toll & kereta api, pemukiman penduduk.
   
  mudah2an kita semua segera mendapatkan solusinya
   
  Salam
  IN

Iman Argakoesoemah <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Siapa yang mau menjadi di antara 3000 orang yang kelelep ?

-----Original Message-----
From: Bambang Murti [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, August 11, 2006 8:06 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Pendapat IAGI u/ Lumpur Porong/Bencana Alam


Mungkin ini sekedar "prioritas" saja pak Is.
Kalau dibuang kelaut: 
1. Bukannya itu merupakan "unlimited dilution" ? 
2. Kali Porong-nya sendiri emang sudah "buthek" kan dari sononya kan?
3. Pernah iseng-iseng, melihat posisi delta kali Porong tahun 1990 (dari
SLAR), bandingkan dengan posisi delta tersebut dari peta topo, data
tahun 1943 (?), ternyata dalam kurun waktu 50 tahun, delta tersebut maju
sekitar 3 km, alias sekitar 60 meter per tahun. Lha kalau itu
dikonversikan kedalam luas daerah vs ketebalan delta, angkanya menjadi
menarik.
4. Kesampingkan dulu masalah toksisitas karena ini sudah "beyond our
skill".
5. Sementara iya, ini masih musim kemarau, bentar lagi juga musim hujan.

Lha kalau "blethok" ini, let's say 70% air dan 30% padatan, dan
salinitas mirip air laut, dengan debit 50,000 m3 per hari, maka akan
didapat 15,000 m3 padatan perhari, kalau ditebarkan ke area seluas 30
km2 (estimasi minimum delta Porong), ini akan menimbulkan ketebalan 0.5
mm per hari, setara 18-20 cm per tahun (mudah-mudahan ndak
berkepanjangan). It is nothing dibanding dengan sedimentasi alami di
Porong.
Disisi lain, bukannya daerah delta Porong sudah menjadi areal
per-tambak-an? Blessing in disguessing?

Sebagai pihak yang "awam" dalam lingkungan, secara pribadi saya koq
kurang bisa menerima alasan discharging blethok ini kelaut ya? Apakah
ini bukan merupakan pertarungan "ego" antar pihak-pihak terkait?
Pilih 3000 orang klelep dan potensi kerugian tak terhingga atau nambahi
luas delta lagi?

Hmm, mungkin harus mengesampingkan ego dan mulai berpikir logis dan
taktis.
Apapun penyebabnya, selamatkan manusianya dulu donk.
BSM


-----Original Message-----
From: liamsi [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, August 10, 2006 6:47 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Pendapat IAGI u/ Lumpur Porong/Bencana Alam


Siang tadi Wapres ngadain sidang kabinet dadakan setelah lumpur porong
njebol tanggul tadi pagi yang mengakibatkan kepanikan warga , yang tiba
tiba
kebanjiran , bahkan SAR surabaya telah menyiapakan beberapa pesawat
Helinya
( SCTV sore ini ),
Melihat akibatnya kalau dari segi kerusakan infra struktur dan kerugian
secara ekonomi ( banyaknya pabrik yang tidak bisa beroperasi,Jalan sbg
uratnadi perekonomian ditutup dll ) Maka kalau dibandingkan dg Bencana
Gempa
Jogya , Pangandaran bahkan mungkin sunami Aceh pun Kasus Porong ini jauh
lebih besar. Skenario skenario penaggulangannya kilihantannya juga belum
menunjukan hasil yang significan, bahkan dalam wawancara kemarin di
MetroTV
dg Pejabat BP Migas dan CEO nya EMP, kelihatannya ada kekawatiran
semakin
meluasnya lumpur ini shg tdk keberatan kalau dibuang saja itu lumpur
kelaut
melalui sumgai ( kalau ini sampai terjadi banyak yang menghawatirkan
akan
terjadi gangguan ekosistem di pantai pantai disekitarnya )
Melihat kondisi kondisi tersebut , bisa nggak ya kalau kasus ini
dideklarasikan Sebagai Bancana Nasional, sehingga penangnnya bisa cepat
dan
melibatkan semua sektor , Semacam Tanggap Darurat gitu, seperti halnya
Bencana Alam 2 Kemarin , Kasihan masyarakat sudah tiga bulan tidak ada
kejelasan bahkan semakin menghawatirkan

ISM

> > dari KORAN TEMPO
> >
> > Senin, 07 Agustus 2006
> > Headline Lumpur Porong Bisa Jadi Gunung Tinggi pusat
> > semburan sudah 10 meter.
> > SURABAYA -- Kecil kemungkinan semburan lumpur di Porong,
> > Sidoarjo, bisa disetop. Lumpur yang terus menyembur itu
> > malah berpotensi menjadi gunung. "Belum pernah kasus serupa
> > bisa dihentikan," kata Edy Sunardi, Ketua Departemen
> > Pengembangan Ilmu Ikatan Ahli Geologi Indonesia, di Surabaya
> > kemarin.
> >
> > Saat ini, lumpur yang menyembur dari sumur milik Lapindo
> > Brantas itu telah menggenangi lahan 168 hektare atau seluas
> > lebih dari 220 lapangan sepak bola. Sedangkan tinggi
> > genangan lumpur di pusat semburan sudah 10 meter. Di
> > sekitarnya telah dibangun tanggul setinggi 7 meter.
> >
> > Edy menjelaskan kasus terbentuknya gunung lumpur di
> > Indonesia ini bukan yang pertama. Gunung Anyar di perbatasan
> > Surabaya-Sidoarjo juga terbentuk akibat semburan lumpur. Di
> > Kuwu, Purwodadi, dan di Sangiran, Jawa Tengah, semburan
> > lumpur bahkan terus keluar hingga sekarang.
> >
> > Fenomena itu, kata Edy, terjadi karena struktur lumpur
> > Porong sama dengan Gunung Anyar. "Lumpur Gunung Anyar keluar
> > karena proses alam. Di Porong, faktanya, lumpur tidak keluar
> > dari sumur eksplorasi," katanya.
> >
> > Dia mengatakan kesamaan struktur lumpur juga diperkuat
> > adanya kesamaan geologis. "Di bawah Porong hingga Gunung
> > Anyar ada semacam tangki besar seperti gorong-gorong yang
> > luasnya 200 kilometer persegi dengan ketebalan 4-5
> > kilometer. Lumpur keluar dari tangki tersebut," ujar Edy.
> >
> > Meski semburan lumpur itu secara geologis sulit disetop,
> > Manajer Eksplorasi PT Lapindo Brantas Inc. Bambang Istadi
> > optimistis bisa mengatasi semburan yang bersumber di sumur
> > Banjar Panji-1 di Desa Renokenongo itu. "Kami masih yakin
> > ini bisa diatasi Oktober nanti," katanya.
> >
> > Hanya, kata dia, langkah ini bisa dilakukan jika pusat
> > semburan berada di sumur Banjar Panji-1. Sebaliknya, Bambang
> > pesimistis kalau titik semburan lumpur berada di luar Banjar
> > Panji-1. Untuk memastikannya, Lapindo baru bisa
> > mengetahuinya September mendatang.
> >
> > Mekky S. Jaya, ahli geologi Institut Teknologi Sepuluh
> > Nopember, Surabaya, mengungkapkan titik semburan tidak
> > berasal dari zona tua, yang dulunya sudah ada, tapi dari
> > zona rekahan baru akibat tekanan. Dia berharap Lapindo
> > memperhitungkan proses penghentian semburan lumpur agar
> > tidak menimbulkan semburan baru. ROHMAN TAUFIK
> >
> > ---------------------------------
> > Yahoo! Music Unlimited - Access over 1 million songs.Try it
> > free.
>
>
>
> ___________________________________________________________
> indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id
>
>
>
> ---------------------------------------------------------------------
> ----- PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
> ----- Call For Papers until 26 May 2006
> ----- Submit to: [EMAIL PROTECTED]
> ---------------------------------------------------------------------
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> ---------------------------------------------------------------------
>
>


---------------------------------------------------------------------
----- PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
----- Call For Papers until 26 May 2006 
----- Submit to: [EMAIL PROTECTED] 
---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------

----------------------------------------------------------------------
This e-mail, including any attached files, may contain confidential and 
privileged information for the sole use of the intended recipient. Any review, 
use, distribution, or disclosure by others is strictly prohibited. If you are 
not the intended recipient (or authorized to receive information for the 
intended recipient), please contact the sender by reply e-mail and delete all 
copies of this message.

---------------------------------------------------------------------
----- PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
----- Call For Papers until 26 May 2006 
----- Submit to: [EMAIL PROTECTED] 
---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------


---------------------------------------------------------------------
----- PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
----- Call For Papers until 26 May 2006
----- Submit to: [EMAIL PROTECTED]
---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------



                
---------------------------------
Stay in the know. Pulse on the new Yahoo.com.  Check it out. 

Kirim email ke