Yang saya uraikan sebetulnya hanyalah lelucon. Intinya apakah benar lumpur itu mengandung kadar Hg begitu tinggi? Kalau benar begitu tinggi, geologist yang jadinya pusing, dari mana asalnya kadar Hg begitu tinggi? Jangan-jangan sample yang diambil itu adalah dari lumpur yng sudah dicemari oleh air sungai sekitar daerah industri, bukan dari lumpur yang masih fresh keluar dari semburan!
RPK
----- Original Message ----- From: "budi santoso" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Sent: Friday, September 01, 2006 1:17 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Lusi


Dari uraian pak RPK, hal ini mestinya bisa
di'masukkan' ke dalam skenario penanganan dari bencana
ini, karena ternyata (mungkin) sesuatu yang tadinya
berpeluang sangat mengancam, hingga perlu dibahas dan
dipertentangkan oleh banyak pihak yang saya yakin
sebagian besar dari beliau-beliau itu hanya melihat
dari sisi 'bahayanya', sisi buruknya dst, tapi dengan
pemikiran yang selalu mengedepankan ada hikmah di
balik sesuatu yang terjadi maka hal ini malah jadi
'tantangan' yang sepertinya akan segera menjadi
'peluang'. Tentu jika benar-benar ditindak lanjuti
dengan hitungan-hitungan teknis, ekonomis dan logis .
.  jika akhirnya Hg tsb bisa dimanfaatkan dan justru
menguntungkan, wah huebatt itu!!. Mungkin PEMDA
kabupaten setempat/propinsi bisa memberdayakan Perusda
yang ada . . . dan bu Lily/ITS bisa sebagai
konsultannya . . . cak Imam Utomo, pripun niki ??,
sudah "dibantu" oleh alam "melalui" Lapindo untuk
mengeluarkannya, sekarang tinggal . . . .

TJ

--- "R.P. Koesoemadinata" <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:

Sebetulnya kalau  walaupun kadar Hg itu 2,565 mg/l
boleh jadi ekonomis untuk
di"tambang" karena tidak ada lagi biaya penggalian,
transport, penghancuran
(crushing), pelarutan dsb, tinggal diendapkan dan
di"saring" saja, bahkan
mungkin tidak perlu dipompakan, karena sudah ngalir
sendiri. Tinggal
menghitung harga Hg sekarang per kg nya berapa dan
bahan2 untuk terjadinya
pengendapan. Barangkali ada entrepreneur yang ingin
memproduksi Hg dengan
keuntungan?
RPK
----- Original Message ----- From: "Maryanto (Maryant)" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <iagi-net@iagi.or.id>; "Himpunan Ahli Geofisika
Indonesia (HAGI)"
<[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, August 31, 2006 4:57 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] Lusi


>
> Terimakasih Pak Koesoema. Analisa yang tajam. Kami
cenderung pilihan
> kedua, yang kecil.
>
> Kita lihat kalimat aslinya, Mas Moko Darjatmoko,
menulis :
> ".... analisa Lily Pudjiastuti (ITS) tentang
kandungan merkuri (Hg)
> yang didapati 2.565 mg/liter Hg (limit 0.002
mg/liter) yang dikutip
> Koran Tempo....."
>
> Tulisan itu, cenderung kami artikan berat merkuri
(Hg) 2,565 mg/liter
> dari ambang batas 0,002 mg/liter (koma dalam bhs
Indonesia). Bahwa satu
> liter air beratnya mendekati 1 kg (tergantung
tekanan dan temperatur).
> Maka 1 liter Lusi yg 70 % air, ada sekitar 1 kg
juga (bisa 1 sampai 3
> kg).
>
> Persentasi berat merkuri  2,565 mg/l, menjadi=
> = 2,565 mg/liter  x  1 kg/1.000.000 mg  x  1
liter/1 kg x 100 %
> = 0,0002565 %.
>
> Lusi menghasilkan Hg 125 kg perhari.
>
> Nah, kalau pilihan pertama, yakni 2565 mg/liter,
1000 kalinya tadi, maka
> presentasi Hg menjadi 0,2565 %, suatu yang sudah
masuk dalam arti mudah
> di tambang (0,2 % hingga 0,8 %). Kayalah kalau
begini. (Nulis koma dan
> titik, kok ya ada salahnya saya nulisnya tadi,
ikut-ikut sumber, dan
> campur).
>
> Apakah ada pendapat lain ?
>
> Lanjutan tadi:
> Untuk point: 5a. tanggul:
> Tinggi tanggul/cerobong bisa juga dengan model
bejana berhubungan, model
> air artesis, atau gunung tertinggi suport airnya,
mungkin Gunung Arjuno
> (~ 1.4 km amsl "above means sea level" ada mulai
airnya melimpah),
> barulah cerobong tak keluar air. Ini kalau saja
bukan overburden 1 km
> penyebabnya. Untuk gas, perlu cerobong 13.500 ft,
batas uap air
> tertinggi.
>
> Untuk point:6,
> PIPONE (PIpa POrong ke subduction zoNE) (dari kata
"pipone" Jawa berarti
> "pipanya" Indonesia), adalah jarak Porong, ketimur
lewat 3 kelompok
> gunung Bromo, Argopuro, Ijen), ya mestinya orde 3
x 70 km. Lalu pipa ke
> selatan, menuju zubduction zone, jarak datar 140
km. Nah jarak miring ke
> kedalaman 3000 m kedalaman laut ? ya nambah dikit
lah, jadi jarak miring
> 3010 m. Jadi total 210 + 3010 = 3220 m. Ya cuma
kira-kira 3 kali lipat
> panjang dari rencana "casing yang belum terpasang"
di sumur, 4000 ft.
> Dah, gag mikir apa-apa lagi. Tak begitu ?
>
> Untuk Mas Hery (komentar di bawah):
> Ha..ha..ha.. Mas Hery muncul. Iya Mas. Maunya 7
aja, namun gag bisa.
> Mungkin kita cari anggka 7-nya sbb:
>
> Minamata itu, efek baru ada sekitar 3x7 th
(1932-1956, 24 th), yakni ada
> yang meninggal. Lalu 35 th, 5 x 7 th (1932-1968),
baru di setop
> mengalirkan limbahnya. Dan baru sekitar 6 x 7 th
(1932-1973, 41 th),
> perusahaan mau ganti rugi. Setelah 2x700 orang
meninggal (Wikipedia).
>
> Penyelidikan merkuri di tubuh manusia, contohnya
di rambut. Dari sekitar
> 5x700 sample (exactnya 3686 orang di AS), umumnya
laki-laki 2.55
> mikrogram/gram zat (disebut ppm), perempuan 1.4
ppm. Orang di daerah
> sekitar Minamata itu di Jepang sa'at itu 4 ppm,
yang di Minamata 191
> ppm, dan yang kena penyakit amat berat dengan 701
ppm (nah angka ~ 700
> lagi kan, gampang ingatnya).
>
> Untuk orang dari 4 ppm merkuri menjadi 700 ppm,
perlu berapa lama ?
> 21 th itu ? Wah, sakitnya lama, matinya
pelan-pelan ya ?
>
> Salam,
> Maryanto.
>
> -----Original Message-----
> From: R.P. Koesoemadinata
[mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Thursday, August 31, 2006 2:05 PM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net-l] Lusi
>
> Kalau yang dimaksud 2,565 mg/liter itu adalah
2.565 gr/liter (karena
> ambangnya adalah 0.002 mg/l, masalah pengertian .
dan , apakah . dalam
> bahasa Inggris yang sama dengan , dalam bahasa
Indonesia) katakan pada
> ibu Lily bahwa beliau telah menemukan sumberdaya
baru dalam
> lumpur: "bijih air raksa (Hg)"
> Kita dapat tambang air raksa dalam semburan
lumpur.
> Menurut buku Exploration and Mining Geology dari
Peters (1978): kadar
> bijih mercury adalah antara 0.2% sampai 8% Bahkan
bijih Hg ini
> memprosesnya tidak sulit, sudah keluar sendiri,
tidak perlu crusher dan
> sebagainya tinggal diolah atau disaring saja Tentu
lain kalau yang
> dimaksud adalah 2.565 mg/liter.
> RPK.
>
> -----Original Message-----
> From: Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI)
> [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of
Hery Harjono
> Sent: Thursday, August 31, 2006 11:23 AM
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: Re: [HAGI-Network] Lusi
>
> Biasanya kelipatan 7. Ini kok 11 dik?
> Salam SALAM he he
> Hery
>
> ----- Original Message -----
> From: "Maryanto (Maryant)" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Thursday, August 31, 2006 11:05 AM
> Subject: [HAGI-Network] Lusi
>
>
> Netters,
>
> Apa ada yang bisa bantu ya ?
> 1. Ada yang bisa confirmasi ke sumber ini ?
> "Bu Lily Teknik Kimia, ITS: sebut kadar merkuri
Lusi (Lumpur Sidoarjo)
> 2,565 mg/liter. Padahal ambang batas adalah 0.002
mg/liter.
>
> 2. Bahan apa lagi yang di maksudkan sebagai
berbahaya ?
> Fenol, H2S, ....
>
> 3. Mau di buang kelaut dengan treatment seperti
tailing?
> Termokline terdekat, mungkin adalah dekat
subduction zone di selatan
> Selat Bali. Jaraknya adalah dari Porong ke
ujungtimur Jatim (~ 210 km),
> lalu keselatan 140 km ( dengan total 3x70 km).
>
> 4. Ada yang tahu 7 lokasi semburannya ?
> Mungkin adalah sebagai patahan di permukaan.
Lokasi-lokasinya,
=== message truncated ===


__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com

---------------------------------------------------------------------
-----  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-----  Call For Papers until 26 May 2006
-----  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------



---------------------------------------------------------------------
-----  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
----- Call For Papers until 26 May 2006 ----- Submit to: [EMAIL PROTECTED] ---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke