Kalau tertarik untuk mengutik hitung2an matematikanya, berikut uraian
kawan, beliau lulusan dari teknik fisika  silahkan :
Gambar lengkapnya ada disini :
http://hotmudflow.wordpress.com/2006/07/05/gempa-yogya-bikin-mud-volcano-di-porong/

Gempa Yogya —> bikin mud volcano di Porong ?

Assalamu'alaykum

Saat nulis ini, volume mud volcano Porong sudah eningkat dari 5.000
meter kubik perhari menjadi 25.000 meter kubik perhari, menurut TV 7,
alias lebih esar dari suplai magma Merapi ke puncak yang sekarang "
tinggal " 15.000 meter kubik per hari.

Saya tertarik dengan argumen pribadi Dr. Awang Harun (dari BP Migas)
dan Dr. Andang Bachtiar (ex ketua IAGI), secara terpisah, yang "
sepakat " (koreksi :P ak ADB justru lebih yakin dipicu pengeboran,
koreksi rdp) merujuk gempa Yogya sebagai pemicu semburan lumpur di
Porong. Disebutkan ada 5 titik semburan, terbentuk pada 29 Mei 1 Juni,
dan jika dihubungkan dengan garis akan embentuk arah barat daya -
timur laut. Orientasi ini earah dengan sesar regional di wilayah ini,
dan kalo mau ditarik lagi lebih jauh juga searah dengan sesar Opak
yang jadi penyebab gempa Yogya. Jika orientasi
barat daya - timur laut ini diperpanjang, akan nampak aris imajiner
yang menghubungkan sesar Opak - Sangiran Dome - Porong. Sehingga
semburan ini ihipotesiskan sebagai likuifaksi, gejala biasa dalam uatu
gempa, seperti yang ditemukan juga di Jetis Bantul) dan Prambanan
(Klaten) dalam bentuk semburan air berlumpur " (menurut versi
penduduk, seperti ikutip media lokal Kedaulatan Rakyat dan Wawasan).
Gempa Yogya di sebut2 mereaktivasi sesar lokal di Porong, sehingga
menghasilkan semburan lumpur, dan ini adalah murni musibah.

***

Terkait itu, ada beberapa pertanyaan pak Rovicky :

1. Apakah likuifaksi bisa terjadi di tempat yang jaraknya > 200 km
dari sumber gempa ?

Sebab, dalam pendapat saya, intensitas di lokasi tersebut sudah kecil.
Jika saya mencoba menghitung dengan menggunakan persamaan atenuasi
intensitas ln I ln Io = k.x dengan koefisien atenuasi (k) = -0,00387
(berdasarkan titik acuan kota Yogya dan Semarang) erta intensitas
hiposenter (Io) = 8,7 (untuk Mw = 6,3) pada jarak (x) = 200 km
intensitasnya 4 MMI dengan percepatan maksimal 2,3 % G), sementara
pada jarak (x) = 250 km intensitasnya menurun sedikit menjadi 3 MMI
(dengan percepatan maksimal 1,4 % G).
Catatan intensitas dari stasiun BMG Surabaya dan Karangkates (Malang)
menunjukkan angka 2 - 3 MMI untuk Surabaya (jarak +/ - 250 km dari
hiposenter) dan 3 - 4 MMI untuk Malang (jarak + / - 230 km dari
hiposenter), artinya tidak berbeda jauh dengan perhitungan.
Fokuskan ke sekitar Surabaya. Dengan intensitas 3 MMI itu, dimana
getarannya setara dengan getaran akibat melintasnya sebuah truk besar
bila kita berdiri di tepi jalan raya, apakah bisa gempa Yogya tadi
menghasilkan likuifaksi disini ? Bila kita merujuk ada kasus gempa
Loma Prieta 1989 (Mw = 6,9) di California, radius terjauh likuifaksi
terjadi adalah sebesar 110 km dari episenter gempa. Kita logikakan
saja, dengan Mw gempa Yogya lebih kecil (6,3) bukankah " seharusnya "
radius terjauh likuifaksi < 110 km ?

(catatan : dalam perhitungan saya, jika dianggap koefisien atenuasi
gempa Loma Prieta sama dengan gempa Yogya, dengan kedalaman
hiposentrum 17 km, pada jarak 110 km dari episentrum, intensitasnya
sebesar 6 MMI dengan percepatan puncak 12,3 % G, jauh lebih besar dari
intensitas di Porong).

2. Apakah gempa Yogya bisa mereaktivasi sesar lokal di Porong ?

Di sisi timur sesar Opak telah dideteksi ada 74 buah sesar minor
dengan panjang bervariasi antara 1 km hingga 4 km, yang tersebar di
wilayah Gunungkidul - Klaten. Sesar minor terjauh ada di wilayah
kecamatan Bayat (Klaten). Sesar2 minor ini dipastikan merupakan
sumber2 afershocks gempa Yogya. Kalo saya menghitung dengan persamaan
empirisnya Ambrosey dan Zatopak (1968, saya kutip dari artikelnya Dr.
George Pararas Carayannis) mengenai hubungan antara panjang sesar (L)
dan magnitude gempa (M) : log L = 1,13 M + K, dimana untuk gempa Yogya
K = - 5,34 (dengan Mw = 6,3 dan L = 60 km), maka jika sesar minor
memiliki panjang (L) 1 - 4 km, gempanya memiliki magnitude (Mw) 4,7 -
5,3.

Masalahnya sekarang, jika gempa Yogya memang mampu mereaktivasi sesar
lokal di Porong, tidak bisa tidak sesar lokal itu harus bergeser
bukan, meski nilai pergeserannya mungkin sangat kecil hingga tidak
menimbulkan retakan di permukaan tanah. Mari kita berandai-andai,
anggaplah pergeseran tersebut meliputi segmen sepanjang 1 km dalam
sesar lokal itu, maka " seharusnya " sudah diiringi gempa dengan Mw =
4,7.
Jika segmen yang bergeser hanya 200 m, gempa yang terjadi memiliki Mw
= 4,1. Bukankah moment magnitude (Mw) sebesar ini masih bisa dideteksi
dengan mudah oleh seismograf2nya BMG dan USGS. Apalagi USGS memberi
batasan hanya gempa2 dengan Mw > 3,5 saja yang akan didokumentasikan.
Sementara, sejauh yang saya tahu, stasiun2 BMG di Surabaya dan
Karangkates hanya melaporkan adanya guncangan akibat gempa Yogya saja,
namun tidak menyebutkan adanya gempa lain atau aftershocks dengan
episentrum di sekitar Porong.

3. Apakah energi gempa Yogya dirambatkan oleh sesar2 hingga sampai ke Porong ?

Sesar Besar Jawa Tengah Van BammelenIni masih terkait dengan
pertanyaan no. 2. Mengikuti pendapat pak Awang dan pak Andang, saya
mencoba menarik garis imajiner terusan sesar Opak ke arah timur laut.
Saya juga mencoba menarik garis imajiner yang menghubungkan sumur
Banjar Panji 1 - Purwodadi - Mojokerto - Sangiran, titik2 dimana
terdapat mud volcano atau sumber air asin. Hasilnya bisa dilihat pada
gambar " situasi bp1 sangiran.jpg ".
Menarik sekali bahwa garis imajiner yang menghubungkan Banjar Panji 1
- Purwodadi - Mojokerto - Sangiran ternyata menyusuri sisi selatan
Pegunungan Kendeng, dimana menurut van Bemmelen disini terdapat "
sesar Simo " yang longitudinal terhadap pulau Jawa.
Sementara garis perpanjangan sesar Opak, justru melintas amat jauh
terhadap Porong. Perpanjangan sesar Opak justru melintasi sesar
pembatas Bawean High - Tuban Graben di Laut Jawa. Menarik juga, bahwa
lintasan perpanjangan sesar Opak di Pegunungan Kendeng dan geosinklin
Jawa utara ditandai dengan banyaknya sesar2 lokal yang orientasinya
sebagian besar paralel dengan sesar Opak.
Dalam pendapat saya, koq tidak ada ya hubungan segaris antara mud
volcano di Porong dengan sesar Opak.
Terkecuali jika dikatakan sesar Opak yang berarah barat daya - timur
laut ini bersambung dengan " sesar Simo " yang berarah barat - timur,
dimana titik persambungannya ada di sekitar Sangiran. Namun,
logikanya, jika hal seperti itu yang terjadi, seharusnya terdeteksi
juga aftershock di sepanjang " sesar Simo " bukan ? Karena energi
gempa Yogya "seharusnya " merambat di sini.
Apalagi menurut van Bemmelen, sesar Opak adalah bagian dari sesar
transversal yang membelah Jawa dari selatan ke utara. Sesar
transversal ini (saya mengistilahkannya dengan " sesar besar Jawa
Tengah ") menjadi tempat berdirinya gunung2 api Merapi, Merbabu,
Telomoyo, Ungaran hingga berakhir pada sesar Glagah di utara. Memang
sesar besar ini juga berpotongan dengan perpanjangan " sesar Simo ",
namun titik potongnya jauh di utara dari sesar Opak, di tempat yang
sekarang menjadi kerucut Gunung Merapi. Sesar Opak justru berpotongan
dengan sesar longitudinal dari sisi utara Pegunungan Selatan
(Pegunungan Sewu) di sekitar Prambanan, dan dari sini saya bisa
memahami mengapa sesar2 minor produk gempa Yogya kebanyakan ada di
Gunungkidul utara dan Klaten dengan sebagian besar berarah arah barat
laut - tenggara, sehingga salah satu daerah yang kerusakannya sangat
parah (selain Parangtritis - Prambanan) adalah Kecamatan Gantiwarno -
Wedi - Bayat (sebelah tenggara Prambanan). Gambaran tentang sesar
besar Jawa Tengah ini bisa dilihat di " sesar besar jawa tengah.jpg ".

BPJ-1 to Sangiran4. Jika gempa Yogya menyebabkan mud volcano di
Porong, mengapa gempa yang sama juga tidak menyebabkan peningkatan
aktivitas mud volcano Bledug Kuwu atau membangkitkan kembali aktivitas
Sangiran Dome ?

Apalagi dua tempat terakhir itu lebih dekat terhadap pusat gempa
dibanding Porong. Dan sejauh ini tidak ada peningkatan jumlah lumpur
di Kuwu ataupun bangkitnya kembali Sangiran Dome. Peningkatan
aktivitas hanya ada di Gunung Merapi dan ini bisa dipahami mengingat
dari Prambanan ke arah utara ada sesar yang langsung menuju ke Merapi.
Sehingga rambatan energi gempa Yogya, setelah melintasi sesar Opak,
sangat mungkin berbelok menyusur sesar tadi,sehingga dapur magma
Merapi menerima tambahan energi.

***

Saya merasa, mengaitkan gempa Yogya dengan mud volcano di Porong jauh
panggang dari api. Gempa memang punya kemampuan likuifaksi, tapi
jangkauannya juga terbatas. Apalagi, merujuk hasil penelitian BMG
seperti dipaparkan Tiar Prasetya, gelombang primer dalam gempa Yogya
tidak merambat homogen ke segala arah, tetapi terkutubkan
(terpolarisasi) hingga seakan-akan membentuk pola bunga melati.
Pengutuban ini menjadi faktor penjelas mengapa kerusakan parah -
selain di sepanjang jalur sesar Opak - hanya dialami sebagian kota
Yogya , tepatnya mulai dari kompleks kampus IAIN dan Tamansiswa ke
arah timur. Bagian barat kota Yogya, demikian juga dengan kecamatan
Gamping, Sedayu dan Sentolo, relatif mengalami kerusakan ringan.

Jalur kerusakan berat ke barat menghampiri Srandakan - Purworejo dan
ke timur melintasi Pacitan. Kalo sumbu polarisasi ke timur ini
diteruskan, posisinya juga jauh dari Porong, pak Rovicky.

Demikian pendapat dan pertanyaan saya pak Rovicky. Matur nuwun atas
pencerahannya.

Wassalamu'alaykum

Ma'rufin

---------------------------------------------------------------------
-----  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-----  Call For Papers until 26 May 2006
-----  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke