Aku sudah masukkan kisah situs ini di Dongeng Geologi, trimakasih pak
Awang atas foto2nya juga.

Saya tertarik mengapa Candi-candi atau kerajaan ini ditinggalkan.
Setelah melihat konstruksi bangunan yg terlihat "utuh" dibanding
rusaknya candi kedulan yg aku tulis sebelumnya. Juga banyaknya
(puluhan) kerang-kerangka yg ditemukan dengan kondisi lengkap dari
kepala tangan dan kaki. Mungkin kuburan massal ?

Saya interpreasi sementara (premature) bahwa Candi ini ditinggalkan
secara perlahan-lahan, mungkin juga karena sedimentasi Citarum (?)
yang relatif berjalan pelan atau karena kalah perang. Mungkin bukan
bencana alam yg katastropik.

silahkan tengok di rovicky.wordpress.com

RDP

On 9/19/06, Deni Rahayu <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
wah menarik juga ya...soalnya baru kemaren ini saya
berdiskusi ringan sama temen2 sesama sunda dan orang2
yang peduli budaya, mengenai hubungan kebudayaan masa
lalu jawa barat dengan mentalitas jiwa pemimpin orang
sunda -----> karena sadar atau tidak sadar, budaya
adalah salah satu faktor yang bisa membentuk karakter
bangsa....kapan kumpulnya dooong ? mudah2an bisa....,
skali2 bidang lain agar bisa membuka wawasan :)

DNR

--- Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Abah,
>
>   Penemuan ini sangat penting untuk purbakala
> Indonesia, apalagi buat karuhun urang Sunda. Ada
> yang mengira, bahwa di Batujaya jangan2 pusat
> Kerajaan Tarumanegara (negara di sisi Citarum ?) -
> soalnya Batujaya persis di sisi Citarum.
>
>   Kalau ada yang berminat berkumpul, boleh juga tuh
> 'Bah. Nanti saya kumpulkan bahan2nya buat bahan
> bicara. Kalau ada yang bisa kontribusi peta2 garis
> pantai lama daerah Karawang akan sangat baik untuk
> merekonstruksi situs ini. Pak Wahyu Budi Satyawan
> dari LON biasanya punya.
>
>   salam,
>   awang
>
> [EMAIL PROTECTED] wrote:
>   Rekan rekan
>
> Sangat menarik sangat menarik !!!!!!
> Kalau kita kumpul , Awang yang jadi "pembicara" buat
> yang berminat.
> Bahan-nya ? kUMPUL makan siang , beli makn sendiri
> sendiri KECUALI
> Pak Ketum berfikiran lain ???). Ekh ngawur !!!!
> Kita minta Metro cd dari acara tersebut , mungkin
> lewat IAGI lebih mudah,
> nah kita nonton , kemudian yang punya "pengetahuan"
> dan siapapun yang
> berminat .
> Saya tidak sempat nonton , ada undangan kawinan,
> padahal sudah dari
> beberapa hari sebelumnya niat nonton.
> Bagaimana Set IAGI , bisa kaaaan.
>
> Si-Abah.
>
>
_______________________________________________________________________
>
> Pak Rovicky,
> >
> > Hanya peta dari atlas di mana lokasi Batujaya dan
> Cibuaya saja yang ada.
> > Kalau foto2 lubang/parit ekskavasi, Candi
> Batujaya, kerangka2 manusia,
> > tembikar2 gak punya. Buku Sedyawati (2006) itu
> juga walaupun terbitan
> > Februari 2006 hanya teks tanpa gambar. Nanti saya
> scan petanya ya, dan
> > ta' cari foto2nya siapa tahu ada dari beberapa
> jurnal arkeologi yang
> > saya punya.
> >
> > Salam,
> > awang
> >
> > -----Original Message-----
> > From: Rovicky Dwi Putrohari
> [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> > Sent: Monday, September 18, 2006 12:32 PM
> > To: iagi-net@iagi.or.id
> > Subject: Re: [iagi-net-l] Situs Batujaya,
> Rengasdengklok : Penemuan
> > Arkeologi Terpenting di Asia dalam 50 Tahun
> Terakhir
> >
> > Pak Awang, adakah peta, foto atau gambar2nya ?
> > Aku rasa cukup lengkap sebagai satu artikel
> "dongeng" menariik nih
> > Salam
> >
> > RDP
> >
> > On 9/18/06, Awang Harun Satyana wrote:
> >> Mungkin ulasan ini OOT (out of topic) tetapi,
> sebagaimana
> >> ekskavasi-ekskavasi arkeologi lainnya, ada
> kaitannya juga dengan
> > geologi
> >> : terkait dengan sedimentasi Delta Citarum dan
> terkait dengan rencana
> >> pengembangan lapangan minyak Pondok Tengah
> (Pertamina) dan pemboran
> >> eksplorasi Ranca Jawa. Lagipula, penemuan besar
> semacam ini saya kalau
> >> tidak diketahui, padahal jaraknya tak sampai 50
> km di sebelah timur
> > laut
> >> Jakarta. Semoga bermanfaat.
> >>
> >> Malam Minggu kemarin (16 September 2006) saya
> nonton acara TV di
> > MetroTV
> >> pukul 19.05 ("Suara dari Yang Terkubur") yang
> menampilkan acara-acara
> >> bernuansa sains arkeologi dan geologi. Minggu
> lalu tentang penggalian
> >> situs Tambora (sayang baru nonton 15 menit,
> listrik mati untuk dua
> > jam),
> >> Sabtu malam kemarin menayangkan penemuan dan
> penggalian situs
> > Batujaya,
> >> yang diklaim sebagai penemuan arkeologi terbesar
> di Asia dalam 50
> > tahun
> >> terakhir ini. Acara berdurasi 45 menit ini
> menarik. Berikut adalah
> >> catatan saya sehabis menonton (saya menontonnya
> seperti seorang
> >> mahasiswa saja mencatat2 secara cepat apa yang
> didengar dan dilihat -
> >> belajar kan tak harus di ruang kuliah, di rumah
> pun bisa, hanya perlu
> >> niat, tak perlu yang lain) dan disokong beberapa
> pembacaan cepat atas
> >> beberapa referensi (Atmamihardja, 1958 : Sadjarah
> Sunda,
> > Ganaco-Bandung
> >> ) ini buku tua berbahasa Sunda yang saya peroleh
> di tukang loak;
> >> Sutjiatiningsih et al., 1994, Sejarah Daerah Jawa
> Barat,
> >> Depdikbud-Jakarta - ini juga dari tukang loak;
> Sedyawati, 2006 :
> > Budaya
> >> Indonesia - Kajian Arkeologi, Seni, dan Sejarah,
> Rajawali Pers-Jakarta
> > -
> >> kalau ini pasti bukan dari tukang loak tetapi
> dari Gramedia Bogor)
> >>
> >> Batujaya adalah sebuah desa di tepi Sungai
> Citarum, sekitar 20 km di
> >> sebelah barat laut kota Rengasdengklok, Kabupaten
> Karawang. Batujaya
> >> hanya 20 km dari Ujung Karawang - tempat
> bermuaranya Sungai Citarum di
> >> Laut Jawa yang membentuk delta. Sekitar 25 km ke
> sebelah timur,
> > terdapat
> >> kampung Cibuaya - sebuah kampung yang di kalangan
> para ahli arkeologi
> >> terkenal sebab di dalamnya terdapat situs Cibuaya
> yang menyingkapkan
> >> artefak-artefak penting pra-sejarah (Neolitikum)
> Jawa Barat dan
> >> Indonesia. Cibuaya terletak 5 km dari tepi
> pantai. Dulu, mungkin
> >> Batujaya dan Cibuaya terletak di tepi pantai,
> sedimentasi Kuarter di
> >> wilayah ini sangat aktif.
> >>
> >> Batujaya sekarang terletak di tengah hamparan
> sawah. Telah 22 tahun
> >> situs ini digali dan dipelajari para ahli
> arkeologi Indonesia dan
> >> mancanegara. Situs ini pertama kali diketahui
> tahun 1984, semula
> > berupa
> >> bukit-bukit kecil di tengah sawah, penduduk
> setempat menyebutnya
> >> unur-unur (bukit-bukit kecil). Sekarang tak ada
> lagi bukit-bukit
> > tetapi
> >> candi-candi hasil rekonstruksi dan lubang-lubang
> parit dan terbuka
> >> galian para archaeologists.
> >>
> >> Hasan Djafar, ahli arkeologi UI, kepala tim
> penggalian situs Batujaya,
> >> menerangkan dengan runtut penemuan situs ini.
> Penggalian yang telah
> >> berlangsung selama 22 tahun ini telah
> menghasilkan banyak penemuan
> >> artefak : bongkah2 bata merah yang kemudian bisa
> direkonstruksi
> > menjadi
> >> candi-candi yang cukup besar, tembikar-tembikar,
> manik-manik,
> >> tablet-tablet tanah liat dan yang mengejutkan dan
> baru ditemukan tahun
> >> 2006 ini (terutama Juli 2006) adalah penemuan
> puluhan kerangka manusia
> >> yang masih utuh dari tengkorak sampai tapak kaki.
> >>
> >> Dua orang perempuan ahli arkeologi berkebangsaan
> Prancis dan Belanda
> >> khusus datang ke situs ini untuk mengekskavasi
> kerangka-kerangka di
> >> situs Batujaya, mengambil beberapa sampel tulang
> dan gigi dan akan
> >> melakukan penelitian DNA atas fosil tulang dan
> gigi guna mendapatkan
> >> data karakteristik ragawi yang lebih lengkap.
> Metode terbaru dalam
> >> arkeologi adalah bahwa pengambilan spesimen fosil
> suatu ras manusia
> >> harus dilakukan oleh ahli arkeologi dari ras yang
> berlainan.
=== message truncated ===


__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com

---------------------------------------------------------------------
-----  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-----  Call For Papers until 26 May 2006
-----  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------




--
http://rovicky.wordpress.com/

---------------------------------------------------------------------
-----  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
----- Call For Papers until 26 May 2006 ----- Submit to: [EMAIL PROTECTED] ---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke