apa harus beethoven atau mozart tho pak?
bgm kalau kinanthi, dandanggulo, asmorondono, lsp ....
kan airnya air jawa :))

BP

> Kalo air didoakan atau diputarkan lagu klasik Mozart atau Beethoven,
> mereka konon akan membentuk kristal yang indah bahkan membentuk bunga.
> Bahkan..., konon air juga berfungsi sebagai penyimpan data (pesan),
> sehingga doa yang kita panjatkan kepada Tuhan atau pesan kita kepada
> alam, tentu akan disampaikan juga oleh kawan kita yang namanya "*air*".
> Wallahu a'lam bi sawab.
>
>
> On 10/2/06, Agus Hendratno <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>>
>> Bagaimana kalau LUSI tersebut kita doakan, kita sapa
>> dengan baik. Kalau semua yang paham, yang tidak paham,
>> serta korban LUSI turut berdoa (apalagi di saat
>> ramadhan ini), akan lebih baik respon LUSI dari perut
>> bumi daripada kita semua "misuh-misuh" atau ngerumpi
>> yang ngilmiah toh juga susah ditafsir, kan lebih baik
>> mendoakan supaya LUSI tersebut bisa mengerem
>> semburannya sendiri, entah dengan relief well atau
>> sunatullah-Nya.
>> Saya baca bukunya : Masaru Emoto tentang The Power of
>> Water; ternyata air yang di-doakan; akan merespon
>> lebih baik. Nah, LUSI yang 70%-nya air tersebut; kita
>> doakan saja secara lintas agama, muga-muga air dalam
>> lusi dapat merespon dengan baik.
>> Dalam setiap ceramah ramadhan di masjid-masjid Kampus
>> di Yogya, saya sering mengkaitkan bahwa musibah LUSI
>> merupakan cara Tuhan memberikan kosmetika pada bumi
>> Sidoarjo, biar "cantik" dengan persepsi esoteris.
>> Demikian cara Tuhan "mendidik" hambanya yang sering
>> kebablasan. Bagi saya; LUSI pun ber-Tasbih dan Sujud
>> kepada-Nya, natural, sunatullah. Lalu teknis drilling
>> bagaimana? Saya kira tidak ada niat se-zarah pun, niat
>> para eksplorasionis untuk sengaja membuat kejahatan
>> lingkungan. Nah, kalau toh ada noktah-noktah niat demi
>> "efisiensi bujet eksplorasi", maka bisa jadi Tuhan
>> memberi-nya sangsi, ntar pasti ada kesulitan yang
>> berkepanjangan. LUSI keluar tanpa kendali, dan terjadi
>> disaster di permukaan. Sangsi dan pelajaran Tuhan
>> tersebut, semula terbatas pada Lapindo; sekarang
>> sangsi dan pelajaran Tuhan "diperluas" pada kita
>> semua, mulai penjaga kuburan di Desa Siring sampai
>> Presiden SBY, mendapat "teguran ritmik" dari Tuhan.
>>
>> Tanggal 5 Oktober 2006, saya mendapat kesempatan untuk
>> mendongeng tentang LUSI dihadapan civitas akademika
>> Fakultas Hukum UGM Jogja. Diskusi tersebut dalam
>> rangka Refleksi Ramadhan di Kampus UGM; Kasus LUSI
>> dalam Persepsi Hukum Lingkungan. Kawan-kawan dari
>> Fakultas Hukum UGM meminta saya (yang kebetulan
>> geologist) dan kebetulan pernah kecemplung dan sempat
>> mandi LUSI untuk memberikan "dongeng LUSI".
>> Tentunya dongeng yang bisa ditangkap dari bahasa
>> geologi populer ke bahasa hukum lingkungan.
>> Semoga, LUSI akan berlalu...
>>
>> agus hendratno
>>
>> --- Parvita Siregar <[EMAIL PROTECTED]>
>> wrote:
>>
>> > Mas dan Mba,,
>> >
>> > Ini mungkin pernyataan yang sedikit awam ya.
>> >
>> > Seperti yang Mas Awang katakan, mud volcano (kalau
>> > kita percaya bahwa
>> > ini disebabkan oleh mud volcano) tidak terlihat
>> > jelas di seismik, dan
>> > bentuknya menyerupai reef sehingga ditargetkan oleh
>> > Lapindo sebagai
>> > reservoir.  Kita semua tahu bahwa dalam geologi,
>> > interpretasi itu bisa
>> > benar dan bisa salah.  Kalau salah, maka kita tidak
>> > bisa dituntut, sama
>> > halnya dengan misalnya kita interpretasi bahwa suatu
>> > fenomena seismik
>> > setelah dibuat peta amplitudenya menunjukkan sebuah
>> > basin floor fan, dan
>> > ternyata setelah dibor ternyata.....tufa.  Kan
>> > interpreternya tidak bisa
>> > dituntut.
>> >
>> > Nah, saya tidak tahu secara hukum sudah sampai mana
>> > kasus Lapindo ini,
>> > tetapi kalau memang ini adalah kesalahan
>> > interpretasi, saya rasa
>> > sangatlah berlebihan bahwa bencana ini disebabkan
>> > oleh PT.Lapindo.
>> > Sampai2 lumpurnya disebut "lumpur Lapindo".  Kalau
>> > saya percaya bahwa
>> > kemungkinan besar ini adalah mud volcano (dengan
>> > adanya amblesan dan
>> > banyaknya lumpur yang menyemprot keluar) dan
>> > kebetulan saja Lapindo
>> > melakukan kegiatan pengeboran di sana (istilahnya
>> > Lapindo lagi apes
>> > gitu).  Pertanyaan saya, kalau PT. Lapindo tidak
>> > mengebor di sana,
>> > apakah tetap akan ada semburan LUSI?  Apalagi kalau
>> > dihubungkan dengan
>> > gempa di Jogja, apakah bisa dijelaskan bahwa ini ada
>> > hubungannya dengan
>> > fenomena alam?
>> >
>> > Kemudian, secara proses hukum, kalau boleh tahu,
>> > sudah sampai mana?
>> > Kalau kesalahan prosedur, ya memang harus dihukum,
>> > tetapi untuk penyebab
>> > banjir lumpur ini, kalau kita balik pertanyaannya,
>> > kalau Lapindo tidak
>> > mengebor di sana dan mengebor sampai kedalaman
>> > adanya mud volcano
>> > tersebut (yang katanya ke sebelah utara lebih
>> > kelihatan dari seismik),
>> > apakah ada kemungkinan bahwa LUSI itu akan tetap
>> > terjadi?  Lapindo tidak
>> > bisa dituntut juga untuk kejadian banjir lumpur ini
>> > karena jadinya ini
>> > adalah bencana alam, dan juga karena salah
>> > interpretasi yang umum
>> > terjadi dalam eksplorasi.
>> >
>> > Apa iya begitu?
>> > Dari pihak IAGI sendiri, apakah ada yang sudah
>> > menyiapkan argumen yang
>> > bisa meringankan Lapindo, terutama untuk memberi
>> > keterangan dari pihak
>> > ilmuwan pada saat sidang (kalau ada)?
>> >
>> > Dan mungkin kalau ada  yang bisa memberikan
>> > komposisi lumpur ini seperti
>> > apa, bagaimana komposisi lumpurnya dan apakah
>> > dampaknya terhadap
>> > kecantikan kulit (hahahahaha......), soalnya bisa
>> > dijadikan spa :-))))
>> > Senyum dikit daripada inget laper...
>> >
>> > Parvita
>> >
>> > -----Original Message-----
>> > From: Awang Harun Satyana
>> > [mailto:[EMAIL PROTECTED]
>> > Sent: Monday, October 02, 2006 11:02 AM
>> > To: iagi-net@iagi.or.id
>> > Subject: RE: [iagi-net-l] Komentar lain ttg seminar
>> > IAGI ttg Lusi
>> >
>> > Benar, kita tunggu saja apa yang akan terjadi
>> > beberapa bulan ke depan.
>> > Perdebatan tak akan ada habisnya. Pendapat saya bisa
>> > didebat yang lain,
>> > saya juga bisa mendebat pendapat yang lain. Kita tak
>> > pernah bisa
>> > memahami alam 100 % bukan. Yang penting, warga
>> > direlokasi permanen, dan
>> > pembuangan lumpur/air tetap memperhatikan
>> > lingkungan.
>> >
>> > Kejahatan lingkungan ? Ini musibah, tak ada
>> > kesengajaan merusak
>> > lingkungan, tentu berbeda dengan orang/perusahaan
>> > yang sengaja membuang
>> > limbah beracun ke sungai atau laut.
>> >
>> > Salam,
>> > awang
>> >
>> > -----Original Message-----
>> > From: wahyu budi
>> > [mailto:[EMAIL PROTECTED]
>> > Sent: Saturday, September 30, 2006 8:23 AM
>> > To: iagi-net@iagi.or.id
>> > Subject: Re: [iagi-net-l] Komentar lain ttg seminar
>> > IAGI ttg Lusi
>> >
>> > Saya waktu itu ikut hadir di arena diskusi.
>> > Yang tertangkap oleh saya, ada 3 kemungkinan
>> > penyebab
>> > semburan LUSI:
>> > 1. Mud Volcano:
>> > 2. Geothermal:
>> > 3. Underground Blowout:
>> >
>> > Ke-3 kemungkinan itu mempunyai bukti-bukti
>> > pendukungnya, dan tidak ada yang mengklaim yang
>> > paling
>> > benar.
>> >
>> > Bapak Rudi Rubiandini, dengan keyakinannya bahwa ini
>> > adalah Underground Blowout, berpendapat semburan ini
>> > masih dapat diatasi dengan relief well.
>> >
>> > Sementara itu, dikhawatirkan bahwa LUSI mendapat
>> > suplai air dari sistem aquifer yang berpangkal di
>> > kawasan Gunung Arjuna. Kalau ini yang terjadi, maka
>> > ngak ada obatnya.
>> >
>> > Demikian pula kalau mud volcano. Ngak tahu cara
>> > menghentikannya.
>> >
>> > Tentang tanggungjawab, itu urusan pengadilan.
>> >
>> > Bagaimana mengetahui salah satunya? Ditentukan hasil
>> > relief well.
>> >
>> > Salam,
>> > WBS
>> >
>> >
>> >
>> >
>> >
>> ---------------------------------------------------------------------
>> > -----  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
>> > -----  Call For Papers until 26 May 2006
>> >
>> > -----  Submit to:
>> > [EMAIL PROTECTED]
>> >
>> ---------------------------------------------------------------------
>> > To unsubscribe, send email to:
>> > iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
>> > To subscribe, send email to:
>> > iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
>> > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>> > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>> > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
>> > No. Rek: 123 0085005314
>> > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>> > Bank BCA KCP. Manara Mulia
>> > No. Rekening: 255-1088580
>> > A/n: Shinta Damayanti
>> > IAGI-net Archive 1:
>> > http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
>> > IAGI-net Archive 2:
>> > http://groups.yahoo.com/group/iagi
>> >
>> ---------------------------------------------------------------------
>> >
>> >
>> >
>> ---------------------------------------------------------------------
>> > -----  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
>> > -----  Call For Papers until 26 May 2006
>> > -----  Submit to:
>> > [EMAIL PROTECTED]
>> >
>> ---------------------------------------------------------------------
>> > To unsubscribe, send email to:
>> > iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
>> > To subscribe, send email to:
>> > iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
>> > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>> > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>> > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
>> > No. Rek: 123 0085005314
>> > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>> > Bank BCA KCP. Manara Mulia
>> > No. Rekening: 255-1088580
>> > A/n: Shinta Damayanti
>> > IAGI-net Archive 1:
>> > http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
>> > IAGI-net Archive 2:
>> > http://groups.yahoo.com/group/iagi
>> >
>> ---------------------------------------------------------------------
>> >
>> >
>> === message truncated ===
>>
>>
>> __________________________________________________
>> Do You Yahoo!?
>> Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around
>> http://mail.yahoo.com
>>
>> ---------------------------------------------------------------------
>> -----  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
>> -----  Call For Papers until 26 May 2006
>> -----  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
>> ---------------------------------------------------------------------
>> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To
>> subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
>> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
>> No. Rek: 123 0085005314
>> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>> Bank BCA KCP. Manara Mulia
>> No. Rekening: 255-1088580
>> A/n: Shinta Damayanti
>> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
>> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>> ---------------------------------------------------------------------




---------------------------------------------------------------------
-----  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-----  Call For Papers until 26 May 2006             
-----  Submit to: [EMAIL PROTECTED]    
---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke