Adi, BTW kita selisipan, aku lagi di Jakarta... Soal ganti paspor, aku agak bimbang karena punya 2 pendapat.
Di satu pihak, saya sangat bisa memaklumi mereka yang ganti paspor bahkan dalam beberapa hal sangat mendukung. Alasannya bukan soal gaji yang lebih gede seperti contoh di Aramco yang anda sebutkan. Ini mah kasihan atau bego di Aramco nya. Memangnya dia jadi better geologist hanya dengan merubah passport ?? Jadi ingat kisah Abu Nawas yang baru bisa diterima di kenduri setelah mengganti jubahnya, ahirnya semua makanan minumam ditumpahkan ke jubahnya sambil berkata bahwa jubah inilah yang diundang ke kenduri dan bukan saya. Alasan saya dukung ganti paspor lebih disebabkan keinginan agar timbul 'diaspora' bangsa Indonesia di mancanegara . Dengan menjadi warganegara setempat, lebih besar kesempatan mewarnai kebijakan politik, ekonomi dan sosial negara itu. Kasus yang sering kita dengar adalah diaspora Yahudi yang begitu kental mempengaruhi kebijaksanaan luar negeri AS. Diaspora India dan Pakistan juga mulai menumbuhkan pengaruh di Inggris. Dengan tumbuhnya diaspora Indonesia siapa tahu 50 tahun mendatang di AS, Inggris atau Australia akan muncul senator atau presiden dengan nama belakang Bakri dan Waluyo. Tentunya kita harap mereka masih ada kecintaan terhadap 'tanah leluhurnya'. Di lain pihak, saya sadar betul bahwa banyak sekali faktor-faktor yang harus dipertimbangkan sebelum ganti paspor. Saya pernah bicara dengan seorang ibu warga Australia yang kuatir kalau nanti wafat, tidak akan bisa dimakamkan di makam keluarganya di Jogja karena sudah bukan WNI lagi. Ada lagi orang yang merasa 'nyes' karena harus mengurus visa Indonesia setiap kali ingin pulangkampung menjenguk orangtuanya. So, bukan pilihan yang mudah broer... Cheers Oki --- Adi Trianto <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Gimana kalau ganti passport dan kewarganegaraan > saja... > Ini terjadi di Saudi Aramco loh, kalau grade/klas 1 > adalah untuk WN Amerika, > Grade 2 untuk WN Inggris, Canadian (Indonesia, > Malaysian masuk dalam grade > 2), grade 3 adalah local Saudi, trus Grade 4 adalah > Asian dll. > Orang India, yang tahun lalu ganti passport menjadi > American, disini > terbukti diperlakukan sebagai American (lompat grade > dari 4 ke 1 ). > > Intinya adalah, banyak jalan menuju rate yang lebih > tinggi, salah satunya > adalah ganti kewarganegaraan. Dan banyak saya temui > disini, orang India, > Pakistan, dan South American yang datang ke SA > dengan passport Amerika, > Australia atau Inggris. > > Wassm, > Adi T > > > > On 11/16/06, OK Taufik <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > Mungkin itu yg lagi terjadi mir, coba lihat dari > sisi profesi kita > > sekarang, jarang jumpa WSG bule di Petronas. yang > ada Indonesia, dan > > lokal. > > Kalau mendengar pertimbangan 3rd partynya, > terlampau mahal > > mendatangkan WSG bule, daily rate yg tinggi dan > biaya lainnya yg juga > > mahal. > > > > dari sisi kita sendiri bayaran yg kita peroleh > lebih tinggi dari > > standard di DN, tapi juga sampai kapan?..esok-esok > akan menyerang > > India WSG dengan bayaran lebih rendah maka turun > lagi harga di > > pasaran, tanpa sadar kita memang lagi merusak > pasaran WSG di overseas > > > > On 11/15/06, Amir Al Amin <[EMAIL PROTECTED]> > wrote: > > > Singkatnya merusak pasaran..? > > > > > > Uuntuk fresh graduate nggak bisa dijadikan > patokan. Karena mereka belum > > > mempunyai harga tawar. Walaupun IP tinggi, > aktifis ini-itu, dlsb. > > > Kadang-kadang tidak berbanding lurus, walaupun > usaha tetap diwajibkan > > dalam > > > agama. Strategi, "yang penting kerja dulu", > sangat manusiawi dan paling > > > masuk akal. > > > Paling sedikit, menunjukan si pekerja, mau > bekerja keras. > > > > > > Soal merusak pasaran di kalangan yang > berpengalaman kerja, juga sudah > > sering > > > dibahas. Katanya Petronas, Saudi Aramco sekarang > tidak seperti yang > > dulu. > > > Saya sendiri nggak tahu, apa benar jauh beda, > apa sedikit-sedikit saja. > > > Kalau cuma sedikit sih, gak apa-apa. Tapi kalau > sampai digaji seperti > > TKW, > > > ya.. jangan ...kasihan. > > > > > > Jangan-jangan orang Kulit putih (Eropa-Amerika > sudah mencap orang > > > (geologist) Asia merusak pasaran juga. > > > > > > Dalam skala umum, kita melihat produk China juga > sudah merusak pasaran > > > produk negara Asean. > > > > > > > > > -----Original Message----- > > > From: OK Taufik [mailto:[EMAIL PROTECTED] > > > Sent: Wednesday, November 15, 2006 8:13 AM > > > To: iagi-net@iagi.or.id > > > Subject: Re: [iagi-net-l] Etika rekruitment was: > Re: [iagi-net-l] lelang > > > budak > > > > > > Noor, > > > > > > Kalau bicara kepepet ini yg susah, tak usah > pasar luar negerilah..di > > > didalam negeri saja benefit yg ditawarkan oleh > oil company semakin > > > mengkerut. Mungkin pernah saya lontarkan disini, > seorang calon > > > karyawan (engineer) di Total yang pengalaman > kerja satu tahunan, pas > > > ditinterview Total mau berapa gajinya?, mintanya > 1 juta saja.(karena > > > sebelumnya gajinya 750.00 ), karena kumpeni > punya aturan gaji, > > > tentunya calon karyawan itu tetap di bayar > sesuai aturan. tapi ini kan > > > jadi masukan ke kumpeni, banyak orang yg mau di > bayar sedikit lebih > > > dari UMR diluar sana, asalkan bisa kerja dulu. > > > > > > Etika rekruitment antara perusahaan mungkin > sudah tak ada, saya jumpa > > > co'man ex unocal di vico, sebulan kemudian > loncat ke total (masih > > > sama-sama di kaltim), Total yang mentraining > co'man muda dari nul, > > > sekarang berkeliaran di vico. viconya tak merasa > bersalah sama sekali > > > memdapatkan karyawan yg benar-benar sudah matang > dididik Total. > > > > > > On 11/15/06, Rovicky Dwi Putrohari > <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > Kalau soal rekrutmen yg dengan walkin > interview ini tidak hanya di > > > > Indonesia saja. Bahkan di AAPG, SEG dan juga > SPE dalam Annual > > > > Meetingnya sering menyediakan booth khusus > untuk "berjualan" > > > > pekerjaan. Perusahaan membuka tempat untuk > walkin interview. > > > > > > > > Bagaimana etikanya ? > > > > Menarik juga bahwa semestinya ada etika > diantara pelaku bisnis ini. > > > > Etika biasanya berjalan "mulus" ketika 'bisnis > as usual'. Seperti yang > > > > aku tulis disini : > > > > > > > > > > http://rovicky.wordpress.com/2006/10/26/is-the-oil-boom-over-3-the-workforce > > > -challenge/ > > > > Yang detilnya akan aku ubal-ubal nanti di > IAGI-Talk di Pekanbaru > > > > menunjukkan kenapa terjadi hal ini. Dan > bagaimana situasinya hingga > > > > saat ini. > > > > > > > > Saya juga masih memerlukan data-data lulusan > Geologi dari > > > > Univ2/Institute2 di Indonesia yang memilki > jurusan gescience ini. I > > > > hope you will be the part of the survey. > > > > > > > > Etics, values, price and pride .... semua > menjadi absurd ketika > > > > 'bisnis is not running as usual'. > > > > > > > > rdp > > > > > > > > On 11/15/06, noor syarifuddin > <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > > Rekans, > > > > > Senang sekali membaca tanggapan rekan-rekan > atas topik ini. Sengaja > > saya > > > sedikit provokasi supaya topik yang mungkin > sedikit basi ini menjadi > > menarik > > > untuk kita diskusikan lagi. > > > > > > > > > > Kelihatannya banyak tanggapan yang > mengharuskan saya meluruskan > > topik > > > yang sebenarnya ingin saya diskusikan (supaya > jangan salah ditafsirkan > > bahwa > > > saya tidak setuju dengan orang yang memilih > berkarya di luar, apalagi > > > dianggap sebagai 'atasan' yang tidak baik > seperti kata Ferdi...:-). > > > > > > > > > > Seperti yang saya tulis di email awal, yang > ingin saya soroti adalah > > > proses rekruitment-nya itu sendiri, alias etika > suatu perusahaan dalam > > > merekrut para profesional (yang sudah pengalaman > di atas 5 tahun sesuai > > yang > > > dipersyaratkan dan bukan orang yang baru lulus). > > > > > > > > > > Saya paham bahwa opportunity di luar > sekarang ini jauh lebih bagus > > > dibanding dengan di negeri sendiri, tapi apa > kita harus sampai seperti > === message truncated === ____________________________________________________________________________________ Sponsored Link Compare mortgage rates for today. Get up to 5 free quotes. Www2.nextag.com --------------------------------------------------------------------- ----- PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006 ----- detail information in http://pekanbaru2006.iagi.or.id --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi ---------------------------------------------------------------------